Ketika mendengar Kawah Ijen, persepsi publik awam adalah mendaki untuk melihat langsung fenomena api biru alias bluefire yang langka. Potensi wisata ini memang jadi fokus utama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Terlebih fenomena alam yang telah mendunia itu hanya bisa dinikmati di Ijen.  Oleh karena itu, Pemkab Banyuwangi saat ini sangat terbuka dalam investasi untuk mematangkan ekosistem wisata di Ijen. Salah satunya ialah ketersedian penginapan yang memadahi. 

Berkunjung ke Banyuwangi tampak kurang afdol jika tidak sembari mengeksplorasi keindahannya. Maka, jangan buru-buru pulang terlebih dahulu.

Rasa penasaran membuncah bagi sebagian cyclist yang akhirnya memutuskan mengikuti Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025 untuk pertama kali. Sebagian besar dari mereka beralasan ingin menebus rasa penasaran.

Juara Male Solo Bentang Jawa 2025 Stephen Lane harus mengurungkan niatnya mengikuti Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025. Izin tinggalnya akan berakhir bulan ini. Hal ini membuatnya harus segera kembali ke negara asalnya, agar tidak melanggar aturan keimigrasian. Namun, ia juga menitipkan tips untuk para peserta.

Tidak sedikit yang akan berpikir berulang kali untuk mengunjungi Banyuwangi pasca jalur Gumitir ditutup. Khususnya bagi pelancong yang memanfaatkan transportasi darat. Potensi kepadatan kendaraan yang tinggi seringkali menimbulkan kemacetan fatal di jalur utara Situbondo-Banyuwangi. Kondisi ini diperburuk dengan jalan alternatif Gumitir yang kurang memadai. 

Di kalangan pecinta balap sepeda, istilah Hors Categorie atau sering disingkat HC adalah sebuah pengetahuan umum. Istilah yang menggambarkan “predikat tertinggi” untuk sebuah tanjakan. Di Indonesia, salah satu tanjakan yang menyandang predikat ini adalah tanjakan Paltuding, Ijen, Banyuwangi. Rute yang akan menjadi bagian dari Banyuwangi Bluefire Ijen KOM yang digelar 27 September 2025 mendatang.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi tak semata-mata melihat Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025 sebagai bagian dari upaya menggaungkan sport-tourism. Event nasional yang mampu menarik cyclist asing ini ternyata juga memberikan dampak kepada masyarakat secara sosial.

Akses menuju kota Banyuwangi semakin mudah dan beragam. Opsi terbaru ialah memanfaatkan Kapal cepat Banyuwangi-Denpasar yang sudah mulai beroperasi sejak Juli 2025 lalu. Yang menarik, moda transportasi ini sangat ramah pesepeda.

Butuh komitmen kuat bagi para cyclist yang bertekad melengkapi Mainsepeda Trilogy. Khususnya bagi mereka yang ingin menantang diri sendiri. Sekaligus mengejar status bergensi, menjuarai Mainsepeda Trilogy. Menaklukkan tiga seri event nanjak, yaitu Bromo KOM, Kediri Dholo KOM, dan Banyuwangi Blue Fire Ijen KOM. 

Pengalaman mengikuti Kediri Dholo KOM 2025 ini beda banget. Peserta harus dua kali nanjak, ke Kelud dan Dholo. Yang asyik karena mampir ke Pabrik Jordan Food yang ternyata roti yang baru masak itu enak banget!