RatjoenCC Dapat Kejutan Tart Ulang Tahun dari Gadis Jepang

Pulau Bali lagi-lagi jadi destinasi bersepeda. Kali ini, RatjoenCC berpesta gowes ulang tahun ke-6 mereka di pulau dewata. Sengaja diambil tepat sebelum puasa, tanggal 3-5 Mei.

“Saat rapat panitia, tidak ada beda pendapat. Sedetik langsung sepakat semua bahwa ulang tahun dirayakan di Bali. Sempat ingin bersama dengan agenda riding tahunan FreedomCC Surabaya, tapi waktu yang belum menyatukan agenda cycling dua komunitas ini,” tutur Ricky Hadi, ketua panitia RatjoenCC 6th Anniversary.

Meskipun puncak acara adalah hari Sabtu-Minggu, 4-5 Mei, tapi banyak cyclist yang sudah datang ke Bali sejak hari Kamis, 2 Mei. Alhasil, panitia mengadakan riding hari Jumat, 3 Mei.

Tidak jauh, rute pemanasan ini hanya 60 km bersama Women Cycling Community (WCC) Bali berangkat dari Hotel Santika Seminyak ke arah pasar seni Sukowati.

“Kita ajak teman-teman Malang menikmati pemandangan alam pedesaan yang natural dan bisa berfoto-foto,” tutur Luwung, salah satu anggota WCC Bali. Setelah itu, seluruh cyclist mengunjungi café Kayuh Bali yang dimiliki oleh Pete, bule asal Inggris yang juga seorang cyclist.

Sengaja tidak terlalu capek di hari pertama ini karena rute puncak keesokan harinya lumayan berat. Sabtu, 4 Mei tepat jam 6 pagi seluruh peserta sudah kumpul di lobi hotel.

Mereka tampil keren menggunakan jersey bergambar barong di depan dan logo ulang RatjoenCC 6th Anniversary di belakang.

“Jersey ulang tahun harus fun tapi masih tetap mengunggulkan desain khas Bali. Sengaja dipilih gambar kepala barong tapi dibikin fun kartun jadi tidak seram,” tutur Irawan Djakaria, founder RatjoenCC yang menyerahkan urusan desain dan pembuatan jersey ini ke SUB Jersey.

Rute untuk dua hari, 4-5 Mei dirancang oleh Agus Willyam, cyclist asal Surabaya yang sudah tinggal di Denpasar. Untuk hari Sabtu dipilih dari Seminyak menuju Kintamani.

Setelah Agus memberikan arahan rute, 53 cyclist berangkat dari Hotel Santika Seminyak menyisir bypass Ida Bagus Mantra dengan kecepatan konstan agar peloton dapat terus menyatu hingga pitstop pertama di kilometer 35.

Lalu setelah regrup dan beristirahat. Perjalanan dilanjutkan ke pitstop kedua di lapangan desa Peninjoan dan disini mulai ada tanjakan hingga berhenti di kilometer 55. Melewati kampung Bali yang khas dan banyak sekali anjing tidur di tengah jalan. Selain itu aroma harum dupa terus menemani perjalanan peloton RatjoeCC ini.

Tepat lima kilometer sebelum pitstop dua, seluruh cyclist berhenti untuk melakukan foto grup di persawahan yang asri. “Saya sudah capek menanjak, untung ada foto stop di sini,” tutur Irawan yang menggunakan Trek Emonda warna Sunbrust ini.

Setelah beristirahat di pistop dua, Agus mengatakan rute menuju pitstop tiga akan lebih berat tapi dijanjikan pemandangan spektakuler. “Tanjakannya panjang dan tidak ada shortcut!” bilangnya tegas.

Lantas berangkatlah dari pitstop dua menuju puncak Kintamani di kilometer 70. Meskipun hanya 15 km tapi total elevasinya mencapai 900 meter. Di puncak, Darius, salah satu fotografer RatjoenCC telah siap membidikkan lensa kameranya. Membuat cyclist gengsi untuk nuntun, jadi dipaksa harus bisa gowes lulus hingga atas.

“Memang spektakuler! Cuaca mendung tapi tidak hujan membuat gowes jadi lebih enjoy. Cuaca juga bersih tidak berkabut jadi pemandangannya terlihat jelas. Padahal menurut banyak penduduk lokal, bulan-bulan ini biasanya 80 persen berkabut dan hujan,” tutur Pudjianto Oentoro, ketua RatjoenCC.

Makan siang masakan khas modern Bali di Restoran Lake View membuat seluruh peserta sangat menikmatinya. Selesai makan siang dan berfoto, perjalanan dilanjutkan.

Kali ini turunan menuju pitstop empat sejauh 65 km. Harus berhati-hati karena banyak jalanan rusak dan berlubang. Semakin turun udara semakin panas, beruntung panitia memberi kejutan boleh makan es krim gratis sepuasnya di Rivareno Gelato!

Setelah menikmati es krim, perjalanan dilanjutkan kembali ke Hotel Santika Seminyak. Dan berakhirlah riding hari pertama. Tetapi peserta harus segera membersihkan diri dan bersiap untuk gala dinner bersama.

Keesokan harinya, Minggu perjalanan hanya 47 km. Rute didiskon karena hujan deras di pagi hari membuat jadwal keberangkatan mundur satu jam. Serunya, sebelum berangkat, ada kejutan dari Sayuri, gadis blasteran Jepang-Bali yang membawa kue tart untuk merayakan ulang tahun RatjoenCC secara sederhana dipandu MC kocak, Dewo Pratomo.

Karena kecantikannya, tak ayal, Sayuri jadi obyek foto hampir semua cyclist RatjoenCC. Tak bisa berlama-lama, riding hari kedua menuju pantai Pandawa harus dimulai.

“Hari Minggu promosinya sih recovery coffee ride. Tapi nyatanya tetap ada gowes menanjaknya. Lumayan juga ada yang 12 persen menuju GWK dan di pantai Pandawa ada tanjakan 10 persennya,” tutur Like Stevanny, cyclist asal Manokwari, Papua.

Like Stevanny.

Serunya, saat di pantai Pandawa, ada balap kecil-kecilan antara Rudy Rustanto asal Cepu dengan Yohan Yuwono (JRCC) asal Jogja. “Mereka sempat dua kali balapan nanjak karena ditipu videografer dibilang kamera tidak on jadi harus diulang lagi,” bilang Ari Wibowo, wakil ketua panitia lantas tertawa.

Ari Wibowo.

Acara gowes hari kedua ditutup dengan makan siang di Café Ramayana, Jimbaran, Bali dengan menu ikan bakar dan kelapa muda. “Tentunya kami semua sangat gembira karena acara berjalan lancar tidak ada kendala sama sekali. Tidak ada kecelakaan juga. Terima kasih kepada Team DCC, WCC Bali, Velo Girls, JRCC, Kraft Kediri,” tutur Pudjianto.

Penghargaan setinggi-tingginya diberikan oleh Chong Kui Heng, cyclist asal Singapura. “Acaranya keren, rapi, pemandangannya spektakuler. RatjoenCC sangat detil dan rapi dalam mengorganize acara ini mulai dari hotel, rute, makanan hingga marshal semuanya perfect. Selamat ulang tahun RatjoenCC!” tutur Chong Kui Heng.

Chong Kui Heng.

Irawan menambahkan ucapaan terima kasih juga kepada para sponsor seperti Trek Indonesia, Rukun Makmur Surabaya, Hartono Elektronik, Strive, OtakOtak even organiser, SUB Jersey, dan Team Gandum. (mainsepeda)

Women Cycling Community (WCC) Bali.

Irawan Djakaria.

Ricky Hadi.

Dari kiri : Agus Willyam, Sayuri, dan Ricko.

Rudi Rustanto dari Cepu dan Yohan Yuwono dari JRCC Jogjakarta. 

 Foto : Irawan Djakaria, Dewo Pratomo, Darius RatjoenCC, dan tim RatjoenCC


COMMENTS