Merasakan Infrastruktur Jawa dengan Sepeda

Didasari niat untuk merasakan infrastruktur jalan raya sepanjang pulau Jawa, komunitas sepeda Semarang Bicycle Association (SAMBA) mengadakan turing bertajuk Jelajah Trans Jawa 900 km. Menempuh jarak sejauh 900 km selama empat hari.

Start dari Surabaya hari Senin, 4 Maret dan dijadwalkan finis hari Kamis, 8 Maret di Tugu Monas Jakarta. Lalu dijadwalkan diterima oleh Presiden RI, Joko Widodo hari Sabtu. Tepat jam 06.00, rombongan cyclist yang berjumlah 50 orang diberangkatkan oleh Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur dari Tugu KM 0 Surabaya.

Cyclist hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Terjauh dari Medan, lalu ada juga Langgo Farid dari Makassar. Firda dari Kudus, Aris Sudanang beserta Sonny Hendarto, Agus Haryanto, dan lima kawan lain dari Madiun.

Tak ketinggalan, Jimmy Chandra Pangalila dari Greenfly Jakarta juga mengikuti even ini. Yohan Hoki, Haryadi Setyawan, Go Suhartono, Stephanus, dan Budi mewakili cyclist dari Surabaya.

“Sangat menggembirakan melihat banyaknya peserta yang antusias ikut even ini. Dengan aneka macam profesi serta daerah asal membuat even ini makin istimewa terasa Bhineka Tunggal Ika,” tutur Agnes Nora, salah satu panitia penyelenggara.

Cyclist tertua tercatat adalah Go Suhartono, berusia 70 tahun dan berasal dari Surabaya. “Saya sudah beberapa kali menjalani gowes Surabaya-Jakarta bersama kawan tanpa pengawalan. Semoga kali ini bisa sampai Jakarta dengan aman dan lancar semuanya,” tutur pria gaek yang kerap disapa Ko Hay.

Go Suhartono (tengah).

Even ini bukan balap, membuat Bayu Satrio (mantan atlit sepeda) asal Semarang ikut gowes bersama istrinya, Rahmiyanti (mantan atlit kempo). “Karena anak masih bayi jadi saya gendong aja di belakang. Nanti sampai pitstop baru saya pindah ke mobil,” tutur Bayu.

Bayu Satrio dan Rahmiyanti.

Hari Senin, etape pertama adalah Surabaya menuju Madiun sejauh 171 km. Etape berikutnya Madiun-Semarang sejauh 258 km, lalu Semarang-Cirebon sejauh 238 km, dan terakhir Cirebon-Jakarta 248 km.

Rombongan akan melewati beberapa kawasan pedesaan. Salah satunya adalah dusun Jiwan saat perjalanan Etape pertama ke Madiun. “Setiap etape kami pasti melewati pedesaan untuk merasakan jalannya,” bilang Hendra Dharmanto, salah satu panitia penyelenggara .

Gowes ini sebagai sarana menunjukkan pada cyclist bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia ini sudah merata hingga ke pelosok gunung dan desa sekalipun.

Nora menambahkan, ketika finis di Jakarta nanti, segala masukan dari cyclist perihal infrastruktur jalan bisa dikomunikasikan ke pihak terkait. “Jadi kami seperti survei dadakan,” tutup pengusaha klinik kecantikan ini. (mainsepeda)

 

           


COMMENTS