Seri kedua Mainsepeda Trilogy, Kediri Dholo KOM 2025 yang digelar Minggu, 20 Juli lalu, menciptakan atmosfer panas dalam perebutan juara umum. Di beberapa kategori, sejumlah cyclist langganan juara harus tumbang. 

Kediri Dholo KOM 2025 memiliki karakteristik yang jauh berbeda dari seri pembuka, Bromo KOM. Rute tanjakannya lebih pendek, tapi kemiringannya lebih terjal. Gradiens maksimalnya menyentuh angka 24 persen. Jika di Bromo KOM aspek endurance yang paling penting, di Kediri Dholo KOM para cyclist harus memiliki power untuk meraih catatan waktu terbaik. 

Nah, duel pembalap-pembalap King of the Mountain (KOM) atau Queen of the Mountain (QOM) terbaik akan ditentukan di seri terakhir di Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025. Event ini akan digelar pada 27 September mendatang dengan tantangan menaklukan tanjakan Hors Categorie (HC).

Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025 : Kelok 9 dan Tanjakan Gigi 1 Jadi Spot Favorit Ratusan Penonton 

Seperti diketahui, Mainsepeda akan mengakumulasikan poin berdasarkan ranking. Pemenang di setiap seri Mainsepeda Trilogy akan mendapatkan 20 poin, peringkat kedua meraih 16 poin, peringkat ketiga mengantongi 12 poin, dan setelahnya poin berurutan mulai dari 10,8,6,4,3,2 dan 1 untuk peringkat selanjutnya. 

Jika ditemukan perolehan poin yang sama, maka countback untuk penentuan peringkat dilihat dari partisipasi lebih lengkap (tanpa absen) di Mainsepeda Trilogy. Kemudian dari siapa yang pernah finish lebih tinggi. 

Dari perhitungan tersebut, sejumlah kategori bersaing sangat ketat. Di kelas Men Age Under U-29, Nur Hasyim dan Ethan Batara Njotoprawiro berbagi peringkat 1 setelah memiliki poin sama, 32 poin dari dua seri awal Mainsepeda Trilogy. Di bawah mereka, Dandi Dwi Prasetya hanya berbeda 2 poin lebih kecil. 

Di kelas Men Age 30-34, perolehan poin yang sama juga terjadi di puncak klasemen. Rian Setiawan yang berbalik menang di Kediri Dholo KOM 2025 berhasil menyamakan poinnya dari rivalnya Firman Hidayat. 

"Ini event pertama saya di Kediri dan rutenya berat. Sangat sulit saya sempat hampir jatuh. Saya berlatih mati-matian karena lawannya sangat berat," ungkap Rian. 

Pada kategori Men Elite juga tercipta kejutan. Muhammad Raihan Maulidan yang berhasil juara di Kediri Dholo KOM merangsek ke posisi teratas klasemen umum. Saat ini, ia mengungguli Abdul Soleh, juara bertahan Mainsepeda Trilogy musim lalu. 

Baca Juga: Kediri Dholo KOM 2025: Lanterne Rouge Jadi Reward atas Keberhasilan Hentikan Kebiasaaan Buruk

Di lain pihak, sejumlah nomor berpotensi sapu bersih. Bagus Hefnar (Men Age 35-39), Sadiman (Men Age 55-59), Soetanto Tanojo (Men Age 60+), Riama Oktaviyani (Women Age 30-34), Chen Mengjin (Women Age 35-39), Priscillia Gunawan (Women Age 40-44) dan Lusia (Women age 45+) berhasil mencatatkan back to back kemenangan. 

"Saya ikut Trilogy dan targetnya juara umum seperti 2023 dan 2024," tutur Sadiman. 

Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025 akan menjadi penentuan bagi para pemburu gelar. Selain mengejar perolehan poin, kans juara bagi peserta akan semakin besar jika peserta finish under COT (Cut Off Time) di seluruh seri dari Mainsepeda Trilogy. Panitia akan memberikan tambahan bonus 20 poin sehingga poin maksimal yang bisa didapat adalah 80 poin. (Mainsepeda)

Populer

Tour de France 2025, Etape 16: Paret-Peintre Taklukkan Mont Ventoux, Cyclist Tuan Rumah Pecah Telur
Kediri Dholo KOM 2025: Persaingan Men Elite Menggila, Lima Cyclist Pecahkan Best Record Sekaligus!
Kediri Dholo KOM 2025: Lanterne Rouge Jadi Reward atas Keberhasilan Hentikan Kebiasaaan Buruk
Kediri Dholo KOM 2025: Kapolres Kediri Ikut Gowes sekaligus Pastikan Kelancaran Rute
Tips Setting Rantai Hub Gear dan Lepas Roda Belakang Brompton
"Diplomasi Sepeda" ala Komunitas Mahasiswa Indonesia di Jerman, Sturm Crew
Kolom Sehat: Kite
Tips Memilih Komponen agar Sepeda Tampil Elegan
Helm-Helm Baru Abus: Aero dan Lebih Terjangkau
Ada Motif Papua, Koleksi Baru Archipelago dari SUB Jersey