Datang dari Bali Ikut Jual dan Beli Barang

“Horeee… laris manis daganganku! Bawa sekitar 40 item dari Bali, sudah laku lebih dari 15 item. Jersey, pompa, seatpost, pokoknya banyak deh yang laku,” buka I Putu Gede Yoga Adi Wijaya, pelapak asal Denpasar, Bali dengan wajah sumringah.

Memang, Yoga, cyclist anggota Barong Bali spesial ke Surabaya untuk mengikuti even Swap Meet yang diadakan oleh Wdnsdy Café di Surabaya Town Square, Minggu, 11 November.

Yoga (berkaus merah putih) dari Bali.

Theri Effendi, cyclist sekaligus dokter orthopedi membeli pompa portable dagangan Yoga. “Pompa Lezyne ini enak sekali karena meskipun kecil tapi ada injakan kaki, berbodi stainless, dan ada meterannya. Saya pernah punya tapi hilang. Saya beli lagi, eh hilang lagi. Sekarang ketemu lagi di lapaknya Yoga. Beli lagi, deh!” bilang Theri lantas terbahak.

Yoga-pun lega ketika ada cyclist yang membeli shifter Ultegra Di2-nya. “Shifter ini sudah lama belum laku. Saya bawa ke swap meet Surabaya malah laku. Lumayaaannn!” bilang Yoga.

Lucunya, Yoga sempat lari meninggalkan lapaknya menuju lapak Azrul Ananda School of Suffering (AASoS). Ternyata beli kaus Cannondale! “Kaus saya basah keringatan karena melayani banyak pembeli. Jadi beli kaus untuk ganti di lapak AASoS. Nggak kalah keringatannya dengan gowes, nih! Haha…” jelas Yoga.

Lapak Azrul Ananda School of Suffering (AASoS) yang menjual berbagai kaus dan jersey orisinil. 

Selain Yoga, komunitas se-Surabaya juga ikut nimbrung. Seperti Free Bike Indonesia, Azrul Ananda School of Suffering (AASoS), Women Cycling Community (WCC), Six Pack, dan 031Brompton.

Lapak dari tim Six Pack Surabaya.

Lapak milik komunitas 031Brompton juga heboh. Lapaknya tidak pernah sepi dari pengunjung. Karena memang barang yang dijual belikan unik dan lucu.

Ada tas untuk Brompton dengan berbagai ukuran. Ada sarung tangan berbahan kulit yang trendy, ada berbagai macam ukuran gir sproket. “Sproket-sproket ini untuk modifikasi Brompton agar makin ringan saat nanjak ke Wonokitri, Bromo di even Bromo KOM Challenge 2019 nanti,” tutur Drg. Amalia Astrid, kordinator 031Brompton.

Lapak 031Brompton Surabaya.

Acara swap meet seperti ini, disambut antusias oleh Brigjen Pol Irwanto, anggota senior dari 031Brompton. “Bagus sekali acara seperti ini. Kita tidak melihat nilai jualannya. Tapi lebih mementingkan kebersamaan, saling silahturahmi antar cyclist berbagai aliran, dan tentunya menambah eksistensi komunitas kami. Sekalian bisa ngintip lapak sebelah jualan apa,” tutur polisi yang menjabat Direktur Penindakan BNN Jakarta ini.

“Sampai acara hampir selesai, stan kami tidak pernah sepi pengunjung, loh! Wdnsdy Café harus bikin lagi acara ini dan undang kami lagi. Pasti kami akan bikin lebih heboh!” janji Lia diamini oleh Irwanto.

Selain menjual barang bekas yang berkualitas, even yang diadakan untuk cyclist dari cyclist ini dijadikan tempat launching jersey 05AM, yakni tipe terbaru dari SUB Jersey.

Lapak SUB Jersey.

“Meskipun ini jersey murni bikinan lokal mulai desain, kainnya, hingga proses menjahit, tapi kualitasnya tidak kalah dengan jersey buatan luar negeri,” tukas dr. Yuli Trisetiyono, SpOG yang datang dari Semarang.

Makin seru dan meriah, swap meet kali ini ada lapak khusus perempuan. Penjualnya pun cewek. Maklum mereka adalah Women Cycling Community (WCC) Surabaya.

Lapak Women Cycling Community (WCC) Surabaya.

“Semua yang kami jual di sini adalah untuk lady cyclist. Ada topi, gloves, dan arm sleeve,” tutur Maya Anggraeni, ketua WCC Surabaya. Maya Kahuni, penghobi lari yang mulai keranjingan road bike berbinar-binar ketika melihat koleksi jersey cewek dagangan milik WCC.

“Saya barusan beli sepeda, tapi belum sempat hunting jersey. Kebetulan ada stan WCC jadi pasti dagangannya jersey khusus cewek. Semua cantik dan keren, lumayan dapat tiga jersey,” bilang anggota komunitas lari, Irun Surabaya.

Berbeda pengalaman Rudi Sudarso, anggota Free Bike Indonesia. “Meskipun wheelset Zipp 202 belum laku, tapi banyak sekali respon via whatsapp yang menawar. Tinggal deal harga saja. Padahal sudah lama saya tawar-tawarkan tapi tidak ada respon,” tukas pria yang melepas sproket dan chainring di even Swap Meet kedua ini.

Lapak Free Bike Indonesia.

Go Suhartono, cyclist senior yang berusia 68 tahun ini juga menemukan ”harta karun”. Dengan gembira, cyclist yang baru menjalani turing Surabaya – Jakarta dalam empat hari ini pamer tas turing hasil buruannya.

“Murah banget, dijual 100 ribu saja. Buat saya, tas ini berharga bisa buat turing seminggu tidak pulang,” tutupnya. (mainsepeda)

Minggu pagi yang meriah di Wdnsdy Cafe Surabaya Town Square.

 

 


COMMENTS