Berharap Rutin, Supaya Tahu Koleksi Tersembunyi Teman

Minggu pagi, 21 Oktober, ratusan cyclist menyerbu Wdnsdy Café di Surabaya Town Square. Cycling café ini mengadakan swap meet dan garage sale komponen dan aksesori maupun apparel sepeda.

Komunitas sepeda UNCC, FreedomCC, dan Six Pack diberi meja untuk memajang berbagai dagangan dari anggota mereka. Tak ketinggalan teman-teman yang tergabung dalam Azrul Ananda School of Suffering (AASoS) juga mengikuti even perdana ini. 

Ilham Kilimanjaro, cyclist asal Surabaya-pun gembira menemukan sadel yang diincarnya. “Sadel saya kurang panjang jadi kurang nyaman. Saya menemukan sadel yang cocok, Fizik Arione di acara ini. Langsung bayar dan pasang ke sepeda. Pulang pakai sadel baru,” cerita Ilham sumringah.

Lucunya, Ilham malah menitipkan sadel lama yang awalnya terpasang di Wdnsdy AJ62 glitter white pink ke lapak milik FreedomCC. “Jual murah aja, siapa tahu laku,” bilangnya tertawa.

Paling heboh, lapak AASoS yang memajang puluhan komponen. Juga apparel lengkap mulai jersey, celana BIB, gloves, dan topi dari tim balap. “Semuanya asli, karena ini koleksi pribadi Azrul Ananda,” tukas Prasetio, penanggung jawab lapak AASoS.

Saat melihat-lihat, Sandy Budiwan senang bukan main. Seperti ketemu jodoh. “Jersey Garmin Cervelo sudah ada di rumah. Eh, di sini ketemu celana BIB dan bidon Garmin Cervelo. Jadi ketemu jodohnya, nih!” soraknya sambil lari menuju ATM dengan membawa hasil buruannya seolah takut hilang.

Tak hanya cyclist Surabaya yang menyambut baik acara ini. Dewa Ketut Suryakarta, cyclist anggota Barong Bali ikut berburu apparel.

“Saya terlambat datang. Banyak komponen dan aksesoris yang habis. Untung kebagian satu set apparel Radioshack-Trek dan juara nasional Jerman. Harganya sangat murah, hanya ratusan ribu!” tutur Surya yang langsung terbang balik ke Bali hari Minggu siang itu.

Lucunya, beberapa cyclist tidak menyadari bahwa sesama kawan bersepedanya memiliki barang yang selama ini dicari. “Saya beli sadel Fizik Arione R3 di lapak AASoS. Ketika saya bawa, Galung bilang bahwa itu sadel bekas miliknya. Ah, padahal kita gowes bersama minimal sekali dalam seminggu, tapi saya tidak tahu kalo dia punya sadel yang saya cari,” cerita Raymond tertawa.

Raymond-pun mengatakan harus sering diadakan acara seperti ini. “Biar kita tahu koleksi tersembunyi kawan kita. Siapa tahu buat mereka tak berguna tapi buat cyclist lain itu harta karun,” tukasnya.

Melihat antusiasme cyclist yang begitu tinggi, John Boemihardjo, bos Wdnsdy Café berencana akan membuat acara seperti ini sebulan sekali. Langsung, pelapak (yang juga cyclist) menyambut gembira.

“Setuju sekali! Dengan adanya even ini, saya bisa jual beberapa barang bekas seperti kacamata Oakley, helm, dan stem. Gudang jadi longgar, bisa bawa pulang lebih dari empat juta,” bilang Faisol Arif, pentolan komunitas Six Pack.

Andre dari komunitas UNCC juga berhasil melego sepasang sepatu Sidi eks ayahnya yang sudah pensiun gowes. “Selain sepatu, chainring dan Garmin mount juga laku,” tuturnya senang.

Selain sebagai solusi mengosongkan gudang, Azrul Ananda mempunyai alasan lain. “Tadi pagi ada teman yang tanya. Mas, hasil penjualannya digunakan untuk apa? Saya jawab, disumbangkan. Dia masih tanya, sumbangkan ke mana? Saya jawab sumbangkan untuk pembelian sepeda baru nanti hehehe… Kan lumayan uangnya nanti muter juga ke toko-toko sepeda,” bilangnya lantas tertawa. (mainsepeda)

 

 

 

 

 

 


COMMENTS