Daebak! IKC, Komunitas Sepeda WNI yang Makin Eksis di Korea

Tinggal di luar negeri tentu akan jadi "pekerjaan rumah" (PR) yang sulit bagi sebagian besar orang. Khususnya soal mengakbrakan diri dengan warga lokal. Kalau punya tujuan ke Korea Selatan, ucapan salam seperti "Anyeonghaseyo" dan "Jumuseyo" sudah masuk kamus sehari-sehari yang harus dihafal. 

Tapi, komunitas sepeda WNI yang ada di Korea, Indonesia Korea Cycling (IKC), punya cara berbeda untuk mengakrabkan diri dengan para Ahjussi dan Ahjumma di sana. Mereka menggunakan olahraga bersepeda untuk mengenal kehidupan Korea dengan lebih dekat. Bahkan, IKC telah mondar-mandir di berbagai event sepeda yang diselenggarakan di Negeri Ginseng itu.

Beberapa event yang pernah diikuti anggota IKC di antaranya, Yeongsanggang Grand Fondo, Kapyeong Grand Fondo, dan masih banyak lagi.

“Kami memilih olahraga sepeda karena memang sudah hobi sejak di Indonesia. Kami juga suka berkompetisi antaranggota. Biasanya yang tidak bisa mengikuti akan kami ‘bully’ untuk memotivasi anggota lainnya,” ujar Mohammad Agus Zainudin, koordinator IKC kepada mainsepeda.

“Karena sering ikut event dan selalu menggunakan jersey dengan tulisan IKC, kami jadi bisa dikenal dan dekat dengan warga lokal di sini,” tambah Agus.

Selain mengakrabkan diri dengan warga lokal, IKC juga menjadikan olahraga sepeda sebagai jembatan menjalin kebersamaan sesama WNI di Korea.

IKC dibentuk akhir 2019. Diinisiasi oleh Sutrizno, Robby Renaldy, dan Apit Surenggar. Tapi, jangan kira mereka adalah WNI yang tinggal bersama. Ketiganya punya domisili yang berbeda. Masing-masing tinggal di Yongjin, Jeongnam, dan Chungju. 

Sudah empat tahun eksis, kini anggota IKC yang aktif berjumlah 50 orang. Tersebar di berbagai kota di Korea. Di antaranya, Seoul, Bucheon, Incheon, Jeongnam, Hwasong, Chungju, Gwangju, Mokpo, Daegu, Busan Masan, Ansan hingga Jinju. Bahkan ada juga anggota IKC yang berasal dari Jeju.

“Adanya komunitas ini, kita jadi bisa berwisata bersama menggunakan sepeda untuk keliling Korea,” tambah pria yang kini berusia 31 tahun itu.

Layaknya komunitas sepeda pada umumnya, IKC punya agenda gowes mingguan. Mereka biasa gowes di rute Namsan-Bugakskyway. Berjarak 50 kilometer. Atau gowes ke Yangsu Cheolkyo dengan jarak 90 km.

Sebelum gowes, member IKC biasa berkumpul di Banpo Rainbow Bridge atau di I Seoul U, Yeoinaru. Ini merupakan taman terbuka yang biasa menjadi tempat jalan-jalan warga Seoul. Beberapa drama Korea pernah syuting di dua lokasi ini. 

IKC punya rekomendasi rute yang menjadi favorit mereka di Korea untuk yang ingin bersepeda di sana. Yakni Byeolmaro Chongmunde-Danyang (70 km), Chungju Loop (130 km), Seoul Metro (50-130 km), dan Ganghwa Island (120 km).

Kultur bersepeda di Korea dan Indonesia tentu punya perbedaan. Agus mengatakan, di Korea bike route lebih tertata rapi. Bersepeda lebih aman dan nyaman karena jalan yang sudah terbagi antara kendaraan bermotor dan sepeda.

Tidak ada syarat khusus untuk bergabung dengan IKC, “Baiknya punya roadbike, menghindari supaya tidak kena mental kalau kewer,” ujar pria yang bekerja di perusahaan ship building itu, lalu terkekeh.(mainsepeda)


COMMENTS