Persaingan Tiga Raja di Tour of Flanders

Tiga "Raja" akan kembali bertarung di Tour of Flanders besok Minggu waktu setempat (2/4). Balapan monument ini akan menjadi puncak pertarungan Mathieu Van der Poel (Alpecin-Deceuninck), Wout Van Aert (Jumbo-Visma), dan Tadej Pogacar (UAE Team Emirates), di ajang classics musim semi tahun ini. Ketiganya mendominasi persaingan podium di lomba-lomba sebelumnya.

Persaingan mereka pertama kali terjadi di ajang Milan-San Remo. Van Aert, Van der Poel, dan Pogacar meninggalkan pembalap lainnya di tengah perlombaan. Mereka berada di level yang berbeda dibandingkan para pesaing lain.

Van der Poel akhirnya menjadi pemenang di Milan-San Remo.  Pada tanjakan terakhir di Poggio, Van der Poel melancarkan serangan solo saat  5,6 km menuju finis. Van Aert dan Pogacar tidak mampu mengejar.

E3 Saxo Classic menjadi saksi selanjutnya dari pertarungan tiga raja. E3 Saxo Classic adalah pemanasan pembuka menjelang Tour of Flanders. Van der Poel, Van Aert, dan Pogacar kembali bertarung di depan bertiga. Tepatnya 40 km menjelang finis. Ketiganya terus bersama hingga kilometer pemungkas. Adu sprint menjadi penentu, hingga akhirnya Van Aert berhasil meraih podium teratas E3 Saxo Classic.

Siapa yang akan berjaya di Tour of Flanders besok? Sulit untuk memprediksi. Namun, dari sisi dukungan, Van Aert punya keuntungan lebih. Ia dikelilingi rider jago classics. Salah satunya Christophe Laporte yang memenangi dua lomba classics terakhir, Gent-Wevelgem dan Dwars door Vlaanderen.

Pogacar dengan segala kehebatannya bahkan bisa disebut underdog di perlombaan besok. Pasalnya, ia punya handicap di rute cobbled alias bebatuan yang sebenarnya baru ia ikuti tahun lalu. Ia cepat beradaptasi dengan disiplin lomba baru, namun untuk memenangkan ajang monument, tentu adaptasi saja tidak cukup.

Pogacar mendapatkan pelajaran berharga di Flanders tahun lalu. Ia terlalu fokus bersaing dengan Van der Poel hingga keduanya terkejar oleh cyclist lain dan akhirnya ia gagal meraih kemenangan. E3 Saxo Classic di pekan lalu menjadi pembelajaran selanjutnya untuk Pogacar, dia melakukan sprint di awal balapan dan berakhir terkejar oleh sprinter lainnya.

“Seharusnya akan lebih baik jika saya menyimpan tenaga saya untuk beberapa kilometer terakhir, saya sudah mencoba menyerang dua kali di akhir balapan. Namun Mathieu dan Wout sudah menduga dan mengantisipasinya, saya harap di Flanders hasilnya akan berbeda”, ujar Pogacar setelah kekalahannya di E3 Saxo Classic dilansir dari Velonews.

Tour of Flanders akan start dari Brugge dan finish di Oudenardee dengan jarak 234 km. Ada 19 tanjakan dengan elevasi rata-rata 6,9%. Ada juga enam bukit berbatu dengan jarak 66,8 km. Semuanya akan menjadi tantangan sendiri bagi para pembalap.

Bagi Van Aert, ia mengusung misi revans di Tour of Flanders tahun ini. Musim lalu, ia tidak bisa ikut di Tour of Flanders dikarenakan terkena Covid-19 menjelang balapan. Dylan Van Barlee rekan setim dari Van Aert di Jumbo-Visma, menegaskan akan melakukan apa pun untuk membawa Van Aert menang dalam balapan besok di Flanders.

“Saya rasa Tadej membuat balapan semakin kompetitif dengan saya dan Mathieu, dia selalu melakukan akselerasi di awal dan bisa melakukanya berkali-kali lagi saat balapan," kata Van Aert. "Mungkin dia sedikit kesusahan mengimbangi saya dan Mathieu ketika berada di rute datar, namun saya tidak melihat lagi kelemahan lain darinya," tambahnya ketika memberikan statement melalui team conference.

Van der Poel sebagai juara bertahan Tour of Flanders tentunya diunggulkan untuk kembali menang. Ia sudah siap dan tidak bosan untuk bertarung dengan Van Aert yang sedang on fire.

“Saya tidak terlalu memikirkan soal Van Aert lagi karena persaingan antara kami sudah berlangsung cukup lama, hingga rasanya wajar ketika berada di depan saat balapan bersamanya,” kata Van Aert. (MainSepeda)

Podcast Main Sepeda Episode 128


COMMENTS