Patriot Banjarmasin Ketagihan Bikin Even Gowes

Geliat cycling tumbuh merata di Indonesia. Banjarmasin, Kalimantan Selatan juga punya komunitas gowes, Patriot. “Namanya serem ya, Patriot! Kita punya motto, never give up! Jadi tidak boleh menyerah apapun kondisi bersepedanya. Mau nanjak berat, mau ngebut di jalan lurus, pokok tidak boleh menyerah!” buka Bhariansyah.

Pria yang akrab dipanggil Yayank ini termasuk satu dari enam orang pendiri Patriot tahun 2012 lalu. “Bersama Rivan, Agus Limantara, Hendra Senjaya, Chandra Taruna dan Wawang Sutanto, kita bikin komunitas ini. Awalnya mengandalkan sepeda seadanya. Pokoknya punya sepeda, berkumpul dan gowes bareng !” tuturnya tertawa.

Makin serius, Yayank dan kawan-kawan mulai upgrade sepeda dengan mountain bike (MTB). “Sesuai dengan jalur Kalimantan yang masih banyak offroad dan hutan-nya,” tutur Wawang.

Sepeda MTB adalah cikal bakal komunitas Patriot di tahun 2012. 

Berjalannya waktu, anggota Patriot kian banyak dan semuanya menggunakan MTB. “Kita semua satu visi yaitu ingin sehat dengan bersepeda. Tentunya juga cari teman. Jadi cepat berkembang komunitas ini. Mencapai lebih dari 60an anggota saat itu,” imbuh Yayank.

Tetapi empat tahun terakhir ini, Patriot terpecah menjadi dua kelompok. Bukan negatif, tapi malah positif. Terpecah karena ada beberapa anggota yang beralih ke road bike.

Bermula dari Chandra dan Agus yang iseng beli road bike. Lalu digoweslah di sana, eh, banyak teman-teman Patriot tertarik pindah aliran. “Sayangnya, susah menyatukan jadwal gowes bersama antara penyuka road bike dan MTB. Jadi tidak masalah jalan sendiri-sendiri yang penting masih satu nyawa, Patriot Never Give Up!” bilang Chandra.

Makin eksis di dunia road bike, Patriot melangkah lebih serius. Tahun 2016, mengadakan even road bike perdana, Patriot Granfondo. Dengan rute Banjarmasin – Bentok – Riam Kanan – Banjarmasin sejauh 120 km.

Even perdana Patriot Granfondo yang sukses diikuti 120 cyclist dan menempuh jarak 120 km dari Banjarmasin ke Riam Kanan dan balik ke Banjarmasin lagi.

Dukungan Polda Kalsel yang saat itu dijabat oleh Irjen Pol Drs. Erwin Triwanto, S.H sangat besar dan berarti. Terutama pengaman jalan sepanjang rute Granfondo sangat bersih membuat 120 cyclist nyaman bersepeda.

Sukses dengan acara perdana, tahun 2017 diadakanlah lagi even Gowes Bareng (Gobar) Banjarmasin – Palangkaraya sejauh 200 km yang diikuti 80 cyclist.

Untuk tahun 2018 ini, Patriot sudah punya agenda gowes yang seru. Keluar dari Kalimantan biar lebih menarik. “Kita akan gowes di seputaran Malang – Batu. Ini masih direncanakan rute dan tanggalnya,” bisik Yayank.

Menurutnya, seluruh anggota Patriot memiliki komitmen untuk kesuksesan even. Jadi mereka tidak memikirkan untung ruginya. “Yang penting acara jalan lancar dan banyak teman. Toh ini acara juga dari kita, oleh kita dan untuk kita. Misinya mempererat persaudaraan antar cyclist Kalimantan!” imbuh Trisutrisno Chandra, sekretaris Patriot.

Komunitas sepeda Patriot bersama Kapolda dan Wakapolda Banjarmasin.

Selain Patriot terus dinamis dengan membuat even, Yayank yang menjabat sebagai ketua sejak 2015 ini punya tekad untuk menjadikan anggotanya sehat. Sudah banyak anggota yang mencapai berat badan ideal dengan bersepeda. Salah satunya, Chandra Taruna Sofyan.

Meski begitu, masih banyak anggota yang belum memiliki tubuh ideal. “Setiap selesai gowes makannya banyak. Masih ada beberapa yang kalo pesan jersey harus nambah biaya karena size yang sangat besar hingga 5XL. Tapi tidak masalah, kita di sini berteman sehat,” cerita Yayank.

“Rute kuliner biasanya Sabtu dan Minggu,” tukas Hendra Senjaya, wakil ketua Patriot. Tapi Yayank memberikan peraturan, sebelum kuliner, harus menyelesaikan rute favorit, Trikora. Jalannya mulus dan sepi tapi ada rollingnya jadi tidak membosankan.

“Pergi pulang bisa dapat 70 kilometer dan biasanya kita kebut-kebutan di situ tiap hari Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu dan Minggu. Jika ada yang ingin pulang pagian bisa potong rute balik ke Ahmad Yani lagi untuk pulang,” imbuh Hendra.

Patriot road bike berfoto bersama di Tahura, salah satu tanjakan paling ditakuti di Banjarmasin.

Buat climber, ada rute yang ditakuti yakni Benteng Belanda di daerah Tahura. “Saya sering latihan nanjak ke sana. Panjangnya lima kilometer dengan gradien maksimal 14 persen. Di puncaknya ada bunker peninggalan Belanda,” pungkas Chandra.

Selesai latihan, sudah pasti Office Café, depot nasi kuning di Oncen dan Dapur Jawa jadi jujugan anggota Patriot untuk refreshing sekaligus ngobrol. Sudah pasti ngobrolin soal sepeda dan pernik-perniknya. Tak terkecuali saling membully dan bergurau. (mainsepeda)

 


COMMENTS