Cavendish Makin Bahagia di Deceuninck-QuickStep

Kesuksesannya di Tour of Turkey membuat Mark Cavendish disebut-sebut akan diturunkan di lomba yang lebih bergengsi. Ia rumorkan menggantikan posisi Alvaro Hodeg sebagai sprinter Deceuninck-QuickStep di Giro d'Italia, Sabtu (8/5) nanti. Cavendish juga disebut-sebut tampil di Tour de France pada Juni-Juli mendatang.

Mungkin tak ada pembalap yang sebahagia Cavendish saat ini. Setelah karier yang menukik tajam dalam tiga tahun terakhir, bahkan diprediksi sudah tidak memiliki masa depan di level tertinggi balap sepeda dunia, Cavendish bisa menang lagi.

Bukan hanya satu kemenangan, pembalap asal Inggris tersebut meraih empat victory di Tour of Turkey. Ia juga mencatat kemenangan ke-150 dalam kariernya di balapan itu.

"Tour of Turkey bukanlah Tour de France. Akan tetapi, untuk menang lagi setelah beberapa tahun mengalami kesulitan fisik dan psikologis adalah sesuatu yang istimewa. Untuk dapat melakukannya bersama tim ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan," tulis Cavendish di laman resmi tim asal Belgia itu.

Cavendish seperti mau meledak saat mengamankan kemenangan pertamanya di Turki. Perasaannya makin menjadi setelah meraih kemenangan kedua, ketiga, hingga keempat. Ia mengaku belum pernah memenangkan empat etape dalam sebuah perlombaan sejak Tour de France 2016.

"Itu pernyataan yang gila. Sebab hanya ada sedikit pembalap dalam sejarah yang bisa berbicara tentang memenangi empat tahapan dalam perlombaan," akunya.

Sepekan di Turki adalah periode yang sempurna baginya. Cavendish makin bahagia melihat orang-orang bekerja untuknya, kemudian merayakan kemenangannya bersama-sama.

Ini adalah momen mahal yang sudah lama ia rindukan. Menurutnya, Deceuninck-QuickStep adalah tim spesial. Mereka laiknya sebuah keluarga, menang bersama dan kalah bersama. Cavendish berhutang banyak kepada The Wolfpack, sebutan Deceuninck-QuickStep. Juga kepada Patrick Lefevere, bos tim ini.

"The Wolfpack mengangkat tangan saya ketika saya merasa banyak orang yang baru saja menyerah pada saya selama beberapa tahun terakhir. Patrick percaya kepada saya dan saya sangat berhutang padanya. Ia adalah pahlawan saya," imbuh pembalap 35 tahun ini.

Cavendish memang pernah memperkuat tim ini sewindu lalu. Ia sempat luntang-lantung karena kontraknya tidak diperpanjang oleh Bahrain-Victorious.

Saat menghubungi Lefevere untuk melamar ke Deceuninck-QuickStep, Cavendish tak langsung diterima karena tim ini kehabisan dana. Beruntung ada pihak ketiga yang membantu memuluskan harapan Cavendish untuk berseragam biru-biru khas The Wolfpack.

Cavendish belum mendapatkan jadwal balapan baru setelah sukses besar di Turki. Ia tengah berada di rumahnya di Inggris dan menikmati waktu istirahat bersama keluarga. Cavendish tak lagi ambisius. Ia memilih menyerahkan sepenuhnya kepada Deceuninck-QuickStep.

"Karena apa pun yang datang mulai sekarang adalah bonus," tegas Cavendish. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 42

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Getty Images


COMMENTS