Cyclist Jakarta Hingga Martapura Siap "Menyerbu" Banyuwangi

Pandemi Covid-19 ini melumpuhkan banyak sektor. Termasuk olahraga. Berbulan-bulan lamanya tidak ada event race di Indonesia. Jadwal Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020 pun harus diundur. Dari 11 Juli menjadi 17 Oktober.

Perubahan jadwal ini tak mereduksi minat pehobi sepeda terhadap event menanjak seru di Gunung Ijen ini. Justru animonya makin tinggi. Ratusan cyclist telah mendaftar di Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020. Mereka siap melahap tanjakan di Gunung Ijen nanti.

Para peserta bukan hanya dari sekitar Jawa Timur (Jatim) saja. Ada banyak peserta yang berasal dari luar provinsi, bahkan luar pulau. Mulai dari Jakarta, Jogjakarta, Bandung, Magelang, Semarang, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Martapura di Kalimantan Selatan.

"Pertama, tahun ini praktis tidak ada race untuk para pehobi sepeda. Untuk gowes berpeloton memang masih ada, tapi kan race-nya dihilangkan semua. Yang masih tersisa ya di Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge ini," terang Guntur Priambodo, penggagas event ini.

"Faktor kedua, teman-teman cyclist ini sudah kangen dengan rute-rute menantang. Mereka kan juga ingin gowes dengan suasana seru. Mereka juga menilai kami mampu menyelenggarakan event ini dengan protokol kesehatan ketat pada masa pandemi ini," imbuh Guntur.

Memang ada banyak event gowes yang terpaksa ditunda atau batal gara-gara pandemi Covid-19. Untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada peserta, panitia akan menerapkan protokol kesehatan ketat di Banyuwangi Blue Fire Ijen Challenge 2020.

"Panitia berushaa semaksimal mungkin untuk mengutamakan protokol kesehatan. Peserta pun diharapkan melakukan rapid test dan harus non reaktif. Sehingga tidak ada kesempatan untuk terjadi penularan selama event berlangsung," jelas Guntur.

Selain wajib minimal rapid test, peserta serta juga harus memakai masker di area start dan finis, serta di water station dan sepanjang neutral zone. Posisi peserta di garis start pun dibikin berjarak. Penyelenggara akan membuat grid start layaknya balapan MotoGP.

Proses seremonial pemenang lomba di podium nanti juga mengadopsi sistem di MotoGP. Jadi, hadiah akan diserahkan di depannya, kemudian peserta akan mengambil sendiri hadiah tersebut tanpa ada jabat tangan dan sebagainya.

"Kami juga belajar penerapan protokol kesehatan di Tour de France. Terbukti balapan itu berjalan sukses sampai finis di Paris. Padahal angka Covid-19 di Prancis juga tinggi. Persentase penularan di sana lebih besar daripada Indonesia," terang Guntur.

So, segera daftarkan diri Anda dan nikmati sensasi nanjak di Gunung Ijen. Pendaftaran bisa dilakukan di tautan yang tersedia di laman Mainsepeda.com, atau melalui Banyuwangisport.com. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 14

Audionya bisa didengarkan di sini


COMMENTS