Ujian Rohan Dennis Menuju Juara Grand Tour

Australia punya tradisi melahirkan juara-juara olahraga hebat. Di arena sepeda, prestasi tertinggi mungkin diraih oleh Cadel Evans saat meraih Tour de France pada 2011. Sekarang, mereka punya Richie Porte sedang memburu prestasi yang sama. Kalau tak berhasil, maka dalam beberapa tahun ke depan Negeri Kanguru masih punya Rohan Dennis!

Di Giro d’Italia 2018, yang dimulai 4 Mei lalu di Jerusalem, Rohan Dennis telah mendapat banyak sorotan. Maklum, dia sukses merebut maglia rosa (pink jersey) di etape kedua, lalu mempertahankannya di etape ketiga.

Pertanyaan pun muncul: Apakah Dennis dan timnya, BMC, berniat mempertahankan jersey itu sampai akhir lomba, 27 Mei mendatang?

Pertanyaan kedua: Mampukah pembalap 27 tahun kelahiran Adelaide tersebut melakukannya?

Bagi Dennis, meraih maglia rosa sudah melengkapi koleksi jersey-nya di arena grand tour. Di Tour de France 2015, dia sempat mengenakan yellow jersey usai memenangi etape time trial pembuka. Dia kemudian sempat mengenakan red jersey Vuelta a Espana pada 2017.

Rohan dennis (BMC) dengan sepeda spesial warna pink untuk Etape 4 Giro d'Italia 2018 di Catania, Sicilia, Italia.

 

Bedanya, sekarang dia lebih “serius” dalam menghadapi panjangnya (tiga pekan) grand tour. Bukan sekadar datang cari pengalaman dan mencuri kemenangan etape. Dalam dua tahun terakhir, dia memang “berproses” untuk menjadi pembalap tipe GC (general classification). Tidak hanya jago time trial, tapi juga tangguh dalam menanjak. Ala Bradley Wiggins, Chris Froome, dan Tom Dumoulin.

Pola latihan, pembentukan otot, dan lain-lain disesuaikan menuju ke ambisi tersebut.

Giro d’Italia ini memberi kesempatan pertama untuk melihat hasilnya, dan sekarang Dennis berniat berjuang hari demi hari, siapa tahu bisa meraih hasil terbaik di akhir lomba nanti.

“Bahwa saya tertinggal satu jam atau tidak, saya akan balapan seperti sedang mengejar kemenangan. Secara mental itu adalah pendekatan terbaik,” ujarnya usai etape ketiga Minggu, 6 Mei lalu.

BMC Teammachine SLR01 dicat khusus warna pink untuk Rohan Dennis yang mengenakan jersey maglia rosa (pink jersey).

 

CHRIS FROOME JADI ACUAN

Postur Dennis sebenarnya ideal untuk menjadi andalan GC. Tinggi badan 182 cm, berat (sekarang) 71 kg. Modal kemampuan time trial juga tinggi, terbukti dengan berbagai kemenangan TT dan sempat memegang rekor dunia satu jam (sebelum dipecahkan Bradley Wiggins).

Kemampuan menanjaknya sebenarnya juga lumayan, tapi belum level elite seperti Froome atau Porte.

Dalam dua tahun terakhir, dia sedang mengembangkan kemampuan climbing. Juga ketahanan untuk lomba-lomba panjang.

“Saya telah melakukan banyak latihan climbing. Juga latihan pola upayanya, di mana kita justru harus habis-habisan di akhir (latihan) panjang. Karena saat itulah lomba benar-benar berlangsung, bukan pada jam pertama. Tidak banyak orang bisa mengimbangi saya pada jam pertama, tapi banyak yang bisa mengalahkan saya pada jam kelima. Jadi, itu target latihan saya,” ungkapnya menjelang Giro d’Italia tahun ini.

Salah satu jenis latihan yang banyak dia lakukan adalah bersepeda enam jam. Pada awal dan akhir latihan itu, dia melakukan interval yang menyakitkan, mensimulasikan kondisi saat lomba-lomba seperti Giro d’Italia.

Dia melakukannya dengan bimbingan pelatih asal Amerika, Neal Henderson.

Rohan Dennis bersama Neal Henderson saat pemecahan Hour Record di 2015.

 

Mereka menjadikan Chris Froome sebagai acuan. “Yang utama adalah bagaimana bisa climbing sebaik itu tapi tidak kehilangan kemampuan TT. Bukannya meremehkan Froome, tapi saya bisa TT lebih baik dari dia. Hanya saja, Froome akan meninggalkan saya di gunung sejauh bermenit-menit. Sebagai all-rounder, Froome lebih baik dari saya. Nah, itu yang harus saya kejar,” jelas Dennis.

Gunung Etna akan jadi ujian pertama Rohan Dennis di etape tanjakan, Kamis 10 Mei.

 

Giro d’Italia 2018 akan menjadi alat ukur kemampuan dan potensi Dennis. Ujian pertamanya di tanjakan akan terjadi pada Etape 6, Kamis 10 Mei, menuju Mount Etna. Kalau dia bisa bertahan, atau bahkan berjaya, di tanjakan itu, maka mungkin dia sudah berada di jalan yang benar. Jalan menuju juara grand tour! (azrul ananda)

 

TENTANG ROHAN DENNIS

Lahir: Adelaide, 28 Mei 1990
Tinggi/Berat: 182 cm/71 kg

Karir Profesional:
2013-2014 – Garmin-Sharp
2014-sekarang – BMC Racing Team

Prestasi Tertinggi:
Tour de France – Juara satu etape (2015), juara etape TTT (2015)
Vuelta a Espana – Juara etape TTT (2017)
Juara USA Pro Cycling Challenge, Colorado (2015)
Juara Tour Down Under (2015)
Juara Nasional Time Trial Australia (2016, 2017, 2018)
World Hour Record, 8 Februari 2015 (52,491 km)

 

Foto-foto: Ciclismoafondo, Twitter BMC, Shimano, Procycling, Cyclingnews. 


COMMENTS