Pakai RD Berkopling supaya Rantai Tidak Lompat-Lompat

Balapan paling “kejam” di dunia, Paris-Roubaix, diselenggarakan Minggu ini, 8 April, di wilayah utara Prancis. Wajar bila lomba ini diberi julukan “Hell of the North,” karena dari total 257 km lomba, sebanyak 54,5 km terdiri atas jalanan berbatu yang sangat kasar!

Untuk menaklukkan cobbles (bebatuan) Paris-Roubaix, pembalap butuh banyak bantuan. Sepedanya harus benar-benar pas, dengan aksesori yang khusus. Makin lama, variasi dan kreatifitas semakin terlihat. Kadang, aksesori khusus saja tidak cukup. Mekanik sering harus jadi “MacGyver,” menggunakan alat-alat yang ada untuk meringankan beban pembalap.

Dulu, sejumlah pabrikan bereksperimen menggunakan suspensi penuh ala MTB untuk Paris-Roubaix. Tapi kemudian banyak ditinggalkan. Belakangan, para pabrikan dan tim-tim memilih variasi kecil-kecil untuk menaklukkan lomba ini.

Berikut beberapa trik dan tips khusus tim-tim di Paris-Roubaix:

1. Sepeda Khusus

Yang paling besar, pada dasarnya, adalah penggunaan sepeda khusus tipe endurance. Tidak selincah atau seringan sepeda climbing atau aero, tapi dirancang untuk membuat pembalap lebih nyaman.

 

 

Specialized punya tipe Roubaix, yang pada edisi terbarunya menggunakan suspensi kecil di antara stem dan headset. Trek menggunakan tipe Domane, yang dilengkapi IsoSpeed decoupler, alias peredam kejut karet di antara seat tube dan top tube. Plus, ada peredam kecil pula di atas headset.

 

 

Cannondale punya tipe Synapse, yang menggunakan bentuk dan lekukan khusus pada bagian tertentu frame karbonnya untuk membantu meredam getaran atau guncangan. Pinarello punya Dogma K, yang juga dilengkapi suspensi elektronik kecil di bagian belakang.

2. Bartape untuk Banyak Hal

Kalau pabrikan yang mensponsori tidak punya sepeda khusus, maka tim dan pembalap memilih sepeda yang paling nyaman dari yang ada, lalu membumbuinya dengan aksesori kreatif.

Misalnya, menggunakan bartape ganda, supaya pegangan jadi lebih empuk dan genggaman lebih erat saat melewati bebatuan.

 

 

Bartape juga bisa dipotong untuk ditaruh di tempat-tempat tak terduga. Misalnya di alas pedal Look, supaya sepatu lebih “mengunci” saat melewati jalan kasar. Atau ditempel di beberapa bagian bottle cage, supaya botol tidak mudah terlontar (atau pakai grip tape alias selotip kasar).

3. Ban Besar

Pilihan ban jadi yang paling krusial, memakai ban yang lebih besar. Ban ukuran 28 mm atau 30 mm sangat lazim ditemui di Parix-Roubaix. Walau kadang masih ada yang memakai ban 25 mm.

 

 

Andai merek ban yang menjadi sponsor tim tak punya ban khusus, maka tim-tim akan memesan dari merek berbeda. Misalnya merek FMB, yang kemudian dispidol mereknya supaya tidak kelihatan.

4. Rem dan Shifter Ekstra

Karena semakin besarnya dorongan untuk memakai disc brake, maka Paris-Roubaix merupakan kandidat di mana para pembalap menggunakannya.

Mereka yang memakai rem caliper biasa, juga bisa menambahkan tuas rem tambahan di bagian atas handlebar, ala MTB atau sepeda kota. Di tempat yang berdekatan, bagi mereka yang pakai grupset elektronik, sering dipasangi shifter tambahan.

 

 

Di Paris-Roubaix, pembalap memang lebih banyak menaruh tangan di bagian atas handlebar daripada di lekukan bawah. Jadi, dengan menaruh tuas rem dan shifter ekstra, pembalap jadi lebih nyaman lagi di posisi tersebut.

5. Chainring Kecil yang Besar

Pada dasarnya tidak ada tanjakan di Paris-Roubaix. Karena itu, setelan chainring juga khusus. Chainring depan kombinasinya sering tidak lazim. Seperti 54-42 ala time trial, 53-42, 53-44, dan sekitar itu. Untuk mengamankan rantai supaya tidak mudah loncat, semua pembalap memasang chain catcher di dekat front derailleur.

 6. RD Pakai Kopling

Paris-Roubaix adalah tempat paling ideal untuk menjajal ketangguhan teknologi baru. Tahun ini, Shimano merilis RD (rear derailleur) Ultegra RX yang dilengkapi dengan sistem kopling.

Dengan sistem ini (baik elektronik maupun mekanikal), semakin kecil lagi kemungkinan rantai lompat-lompat.

 

 

Sebenarnya, Ultegra RX ini bukan sesuatu yang benar-benar baru. RD pakai kopling sudah lazim di dunia MTB. Ultegra RX dirilis karena sekarang ada tuntutan (demand) pasar untuk mengendarai sepeda road di jalanan kasar (gravel atau off road).

 

 

Rencananya, di Paris-Roubaix, beberapa pembalap yang timnya disponsori Shimano akan memakai Ultegra RX. Salah satunya, John Degenkolb, juara 2015, yang bergabung di Trek-Segafredo. (mainsepeda)


COMMENTS