Mengeksplorasi Pariwisata dan Pluralisme di Little Tiongkok

Bupati Rembang Abdul Hafidz, Kapolres Rembang AKBP Dolly A Primanto, dan Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen

Tour de Rembang 2020 tak sekadar dikemas sebagai event gowes biasa. Ajang yang digagas oleh Kapolres Rembang, AKBP Dolly Arimaxionari Primanto, dan dieksekusi oleh Samba Semarang ini, dimanfaatkan sebagai promosi wisata di kota berjuluk Little Tiongkok tersebut.

"Tour de Rembang 2020 menjadi awal kegiatan gowes yang ada di Indonesia. Ini pembuka di tahun baru. Semoga ini menjadi awal yang baik," kata Dolly dalam sambutannya.

Sentuhan wisata tampak pada pemilihan tempat start, finis, pit stop, serta rute yang dilewati 600 cyclist peserta ajang ini. Tour de Rembang 2020 dimulai dari Museum RA Kartini. Lokasinya di sisi timur Alun-alun Kabupaten Rembang.



Sebelum gowes di mulai, para peserta dipersilahkan masuk, dan menjelajahi Museum RA Kartini. Museum sengaja dibuka lebih pagi. Sejak pukul 05.00. Pihak museum juga mempersiapkan guide untuk memandu peserta Tour de Rembang berkeliling Museum RA Kartini

"Jadi, selain gowes, pesepeda juga mendapatkan edukasi sejarah tentang Kartini," kata Hendra Dharmanto, salah satu pentolan Samba.

Rombongan peserta diberangkatkan pukul pukul 06.20. Mereka bergerak menuju Lasem. Di sana cyclist bisa menikmati suasana kota lama, yang amat kental dengan aroma Tiongkok. Peserta gowes juga diajak singgah di pit stop pertama, Klenteng Cu An Kiong. Klenteng ini dibangun pada abad ke-13.


Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen (dua dari kanan) mengikuti Tour de Rembang 2020


Perjalanan kembali dilanjut. Kali ini rombongan menyisir tepi Pantai Binangun, kemudian naik ke Pegunungan Kendeng. Seusai menaklukkan tanjakan di Gunem, mereka disuguhi turunan hingga garis finis di Pantai Karang Jahe. Ada dua pit stop yang dilalui sebelum finis, yakni di Puskesmas Kragan, dan Balai Desa Tegaldowo.

"Rembang ini ternyata memiliki sejuta wisata, dan tempat-tempat yang luar biasa. Rembang itu lengkap. Ada gunung, pantai, danau, dan persawahan. Alhamdulillah, respon positif kami dapatkan dari para peserta. Mereka menghadapkan ada Tour de Rembang berikutnya," jabar Dolly kepada Mainsepeda.com.

Bupati Rembang, Abdul Hafidz (kiri) bersama Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen


Sementara itu, Bupati Rembang, Abdul Hafidz sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Sebab Tour de Rembang 2020 menghadirkan ratusan cyclist dari pelbagai kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, dan Kalimantan. "Semoga event ini menjadikan Rembang semakin dikenal di mana-mana," harap Abdul Hafidz.

Ia meminta agar para peserta tak hanya gowes di Rembang. Lebih dari itu, peserta diharapkan bisa menikmati kuliner khas Rembang, serta singgah di banyak objek wisata andalan di Rembang. Apalagi, lanjut Hafidz , ada banyak hotel berbintang yang mulai bertebaran di Rembang.

"Ini penting saya sampaikan. Agar Rembang yang dulu tidak dikenal, sekarang sudah ada kemajuan," ujar pejabat berusia 57 tahun tersebut.

Tour de Rembang 2020 seharusnya dihadiri Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dan istrinya, Siti Atikoh. Ganjar berhalangan datang karena ada kegiatan lain. Sementara Siti Atikoh sebenarnya sudah tiba di Rembang pada Sabtu (8/2) malam. Namun dia memutuskan pulang ke Semarang karena kondisinyi tidak fit.

"Saya memohonkan maaf karena Pak Gubernur beserta istri tidak bisa hadir hari ini. Sebab ada satu hal yang akhirnya membuat beliau minta izin tidak hadir. Salam hangat dari Mas Ganjar," ucap Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.


Bupati Rembang Abdul Hafidz mendapatkan medali karena berhasil menjadi finisher.

Pejabat yang akrab disapa Gus Yasin ini menilai, Tour de Rembang sangat efektif untuk mengangkat potensi wisata yang ada di kampung halamannya itu. Ia makin senang karena peserta Tour de Rembang melalui, dan singgah di Lasem. Sebab Lasem adalah ujung tombak pawisata di Rembang.

"Saya berharap ini menjadi momen untuk mempromosikan apa yang ada di Rembang. Oleh karena itu, ketika melewati tempat-tempat indah di Rembang, jangan lupa difoto, di-vlog, dan disebar luaskan untuk mengangkat perekonomian di Rembang," jabarnya.

Kecamatan Lasem, lanjut Gus Yasin, juga mengangkat kerukukan kebudayaan yang sejak dulu ada. Antara etnis Jawa, etnis Arab, dan etnis Tionghoa. "Ketiga-tiganya ini mewakili kebersamaan yang harus dijaga. Kebersamaan, dan keindahan yang dimiliki Kabupaten Rembang.(mainsepeda)


COMMENTS