Kolom Sehat: Apalah Arti Sebuah Merek

| Penulis : 

Merek atau brand bisa sangat berpengaruh di kehidupan manusia zaman ini. Brand bisa mewakili semangat dan lifestyle yang ditawarkan produk itu. Misalnya air minum. Dulu air minum dalam kemasan mungkin sempat dicibir, mengingat harga satu liternya bisa lebih mahal dari bensin.

Kemudian Aqua hadir dengan botol kaca kali pertama. Saking terkenalnya merek Aqua, merek itu jadi istilah generik untuk memesan air minum di restoran. "Saya pesan Aqua" padahal yang datang bisa Cheers, Cleo, dan lain sebagainya. Banyak orang tidak masalah ketika disuguhi brand berbeda. Tapi ada juga yang marah. Walau sama-sama air minumnya.

Dunia sepeda juga sama. Brand bisa mewakili kenyamanan dan gengsi pemakainya. Ada brand yang dipercaya bisa menambah tingkat kegantengan/kecantikan pemakai. Ada yang terkesan biasa saja.

Biasanya, popularitas dan dampak sosial merek ini berbanding lurus dengan harga yang dibandrol pabrikannya. Brand yang populer dan mensponsori tim-tim elite peserta Tour de France pasti punya range harga lebih tinggi dari merek-merek yang tidak ikut grand tour.

Biasanya, nama brand di sepeda akan tertulis di downtube frame. Melihatnya, orang lain bisa langsung berkomentar. "Oh sepedanya ganti." Atau, "Yang ini lebih ringan." Atau, "Ini seperti yang dipakai tim yang menang kemarin." Dan lain-lain.

Tapi, apakah benar popularitas sebuah brand dibarengi dengan performa asli/real dari sepeda itu? Apakah keluaran terbaru dari brand A akan lebih baik dari brand B, atau dari brand A yang sebelumnya?

Bila sebuah produsen obat ingin memasarkan produk baru, tentu mereka akan mengujinya. Beberapa orang yang diuji akan diberi "obat kosong." Untuk menguji apakah obat tersebut benar bekerja atau orang yang diuji tersugesti sudah sehat karena sudah merasa minum obat.

Penggemar film mungkin ingat The Dragon Scroll di film Kungfu Panda. Tai Lung sudah berantem sampai melawan gurunya, eh, scroll-nya kosong. Ternyata, kekuatan ada di diri si Panda, bukan di scroll rahasia yang diperebutkan.

Jadi, lebih baik mencoba sepeda dengan lebih obyektif. Bukan dari sugesti sebuah brand. Sepeda nyaman dan cepat bisa dibuktikan dengan dicoba, menempuh rute-rute yang sesuai peruntukannya.

Road bike yang aero dibuat untuk membelah angin di jalanan yang cenderung datar dan rolling. Sepeda gravel untuk menjelajahi jalanan yang belum tentu beraspal. Sepeda MTB untuk melibas arena offroad.

Sebagian besar dari kita bukanlah cenayang. Performa sepeda tidak bisa diketahui hanya dengan melihat. Dan belum tentu sesuai dengan omongan atau janji penjualnya, yang belum tentu pernah gowes serius.

Tetaplah main sepeda, apa pun jenisnya, apa pun mereknya.(johnny ray)

 

Populer

Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 3: Carter Bettles Taklukkan Raja Tanjakan di Final Sprint
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 2: Fransesco Carollo Menang Sprint, Swatt Club Merajalela!
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 1: Jeroen Meijers Mendominasi Etape Pembuka
Daftar 20 Tim Peserta Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Dari Eropa Hingga Tanah Air
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!
Tour de France 2025: Empat Kali Juara, Pogacar Ancam Rekor Para Legenda!
Produsen Ban Mobil Serbu Pasar Sepeda
Preview TdBI 2025: Tanpa Etape Flat, Segmen Paving Stone, Ditutup dengan Tanjakan HC
Tour de France 2025, Etape 18: Queen Stage Jadi Milik Ben O'Connor
Kolom Sehat: Don't Rich People Difficult (E-Bike)