Sudah Sukses 20 Tahun Lebih, Berharap Sukses 100 Tahun Lagi

John Boemihardjo (kiri) dan Azrul Ananda (kanan) bersama Mike Turtur.

Bintang Trek-Segafredo, sekaligus salah satu bintang terbesar Australia, Richie Porte, memuji Tour Down Under (TDU) habis-habisan. Dia menyebut lomba ini sebagai lomba dengan penyelenggaraan terbaik di dunia, selain ajang-ajang grand tour seperti Tour de France. Dia tidak sendirian. Banyak pihak beranggapan sama.

Lomba ini memang tergolong spesial. Sudah diselenggarakan sejak 1999, dan tahun ini adalah edisi ke-22. Semua itu berkat gagasan dan kerja keras seorang Mike Turtur. Sang race director. Dan tahun ini, Turtur akan mengucapkan perpisahan. Ini adalah tahun terakhirnya memimpin lomba. Mulai tahun depan, tugasnya akan digantikan oleh legenda balap Australia, Stuart O'Grady.

Stuart O'Grady (Capovelo.com)

Dalam konferensi pers resmi menjelang lomba, Senin (20 Januari), Turtur menyampaikan harapan tinggi untuk TDU di masa depan. Dia menyebut lomba ini sudah sukses selama lebih dari 20 tahun, tapi itu masih belum usia yang panjang. Lomba-lomba di Eropa banyak yang berusia 100 tahun atau lebih. Turtur berharap, TDU kelak bisa seperti lomba-lomba itu.

Kunci sukses ini, sebutnya, adalah dukungan penuh pemerintah negara bagian South Australia (Australia Selatan). Selain itu, pemilihan waktu di bulan Januari juga tidak boleh diubah.

"Lomba ini diselenggarakan di bulan Januari karena itu masa liburan (di Australia) dan ini adalah event untuk mendukung program wisata," tandasnya.

Setiap tahun, ribuan orang memang berkunjung di kawasan Adelaide untuk lomba ini. Bukan hanya dari bagian lain Australia, tapi juga dari berbagai penjuru dunia. Untuk menyokong kehebohan, sebuah festival sepeda besar juga diselenggarakan di pusat kota (Race Village).

Itu dari segi pengunjung. Dari segi peserta, Turtur juga menyebut ada banyak keuntungan menyelenggarakan TDU di bulan Januari. Dengan slot waktu itu, TDU pun jadi ajang pembuka WorldTour setiap tahunnya. Alhasil, perhatian media di arena cycling dunia juga optimal.

"Ini berjalan sangat baik bagi kami. Kami menikmati jadi lomba pertama setiap tahun. Melihat tim-tim baru, pembalap-pembalap baru, sepeda-sepeda baru, jersey-jersey baru, dan lain sebagainya. Ada begitu banyak hal yang menguntungkan kami," tandasnya.

Dalam hal pembalap yang hadir, Turtur menegaskan bahwa slot waktu itu, plus rute yang ditawarkan, juga menguntungkan. Ada begitu banyak superstar hadir di Adelaide. Bagi dia, rasanya jadi jauh lebih spesial saat ada World Champion yang hadir. Tahun 2020 ini, memang hadir lagi seorang juara dunia. Yaitu Mads Pedersen asal Denmark, yang membela Trek-Segafredo.

Kalau pun ada kendala, biasanya panas adalah yang utama. Januari, normalnya adalah bulan terpanas di Adelaide. Walau 2020 ini agak beda, saat hujan dan suhu dingin di bawah 20 derajat Celcius mewarnai persiapan lomba.

Turtur tidak menampik kalau bencana kebakaran yang sedang melanda Australia bisa mengganggu. Dan ini bukan kali pertama bencana kebakaran mengganggu. Jumlah pengunjung bisa turun. Tapi, Turtur mengingatkan pula kalau event seperti ini bisa membantu orang bangkit dari kesedihan.

Apalagi di daerah-daerah yang terganggu kebakaran. Termasuk di antaranya kawasan Adelaide Hills. Kalau tidak ada bahaya berlebih, lomba memang akan melintasi kawasan-kawasan tersebut. Dan itu positif.

"Sangat penting untuk mendukung kota-kota di kawasan itu, mendatangkan orang ke kawasan-kawasan yang terpengaruh itu," pungkasnya.(Laporan AZRUL ANANDA dan JOHN BOEMIHARDJO dari Adelaide) 

Foto-Foto: John Boemihardjo


COMMENTS