Bertetangga dan Bersepeda Ala Lollipop Cycling

Jika ada komunitas yang mayoritas membernya bertetangga, Lollipop Cycling adalah jawabannya. Lollipop Cycling adalah sebuah komunitas yang hampir semua anggotanya adalah penghuni perumahan Lippo Village, Karawaci, Tangerang. 

Lollipop Cycling terbentuk pada 8 Mei 2015 lalu. Semua pendirinya adalah penghuni Lippo Karawaci. Founder komunitas ini ada beberapa orang, yakni Mario Yohanes Subrata (Ketua Lollipop), Erik Kuswanto, dan Didi Lee. 

Pada awalnya para founder komunitas ini sering gowes bersama. Kebetulan Lippo Karawaci memiliki rute loop yang menjadi favorit cyclist dari Tangerang, bahkan Jakarta. Panjangnya tujuh kilometer. Nama Lollipop sendiri bermakna Lippo Loop

“Berawal dari gowes bareng, para founder kami kemudian sepakat untuk membentuk sebuah komunitas. Member awalnya enam orang, sekarang ada 55 anggota yang aktif,” cerita Ricky Prawira, Bendahara Lollipop Cycling.

Ricky menambahkan, member Lollipop Cycling memiliki beragam latar belakang pekerjaan, hingga usia. Komunitas ini memiliki anggota yang masih berusia belasan tahun, hingga yang sudah berusia di atas 60 tahun.

Walaupun berbeda-beda latar belakang, mereka disatukan oleh satu kesamaan. Yakni sama-sama berstatus sebagai penghuni perumahan Lippo Karawaci. “Mayoritas memang penguni perumahan ini. Jadi hampir semuanya tetanggaan,” jelasnya. 

Pada awal berdirinya para anggota komunitas ini menggunakan tunggangan berbeda-beda. Ada yang pakai sepeda gunung (MTB), sepeda lipat alias folding bike, dan road bike. Seiring berjalannya waktu, semua anggota kini menggunakan road bike

Lollipop Cycling kumpul setiap Minggu pagi. Titik kumpulnya di area loop yang ada di Lippo Karawaci. Selain agenda gowes rutin tiap pekan, Lollipop Cycling juga sering mengadakan event internal. Salah satunya fun race, awal Desember lalu.

“Karena konsepnya bukan balapan secara performance. Jadi pesertanya kami undi. Kami bagi tiap pot. Jadi setiap tim ada yang terkuat, ada yang paling lemah. Jadi semua memiliki peluang yang sama,” jelasnya. 

Komunitas ini juga pernah mengadu kekuatan dengan menggelar ajang endurance series di Lippo Karawaci. Mereka sudah dua kali menggelar event endurance series dengan total jaraknya menembus 400 kilometer pada 2015, dan 2017.

Sedangkan event endurance series dengan jarak terpanjang, yakni 500 kilometer digelar akhir 2016 lalu. Dari 50 peserta, hanya tujuh cyclist yang berhasil finis. Mereka menuntaskan rute sejauh 500 kilometer dalam waktu 18 jam.

“Kami juga sering mengadakan touring kecil ke sekitar Banten, ke kawasan Puncak, dan ke Bandung. Kami juga pernah mengitari Pulau Bali pada 2016 lalu. Jaraknya 400 kilometer, dengan elevasi 3000 meter,” bilang Om Naga, sapaan akrabnya.

Para member Lollipop Cycling juga sering mengikuti event bersepeda bergengsi yang diadakan di luar Tangerang. Seperti Bromo KOM Challenge, atau Grand Fondo New York (GFNY) di Bali, dan Tour de Ambarukmo.

Bersepeda dengan tetangga yang berada dalam satu kompleks perubahan, rupanya memiliki segudang manfaat dan keuntungan. Pertama, karena jarak yang dekat, mereka bisa sering berkumpul, bermain, maupun sarapan bersama.

“Lollipop Cycling juga ada kumpul keluarga. Jadi antar keluarga juga saling kenal. Jadi memang menyenangkan karena punya tetangga yang memiliki hobi sama,” tutur Ricky.(mainsepeda)

 

Foto: Dokumentasi Lollipop Cycling


COMMENTS