Strattos Cycling Club (SCC) menutup 2019 dengan gawe besar. Mereka membuat event bertajuk Tour de Sampang, Minggu (20/10). Ajang ini tak ubahnya ‘ladang penyiksaan’. Sebab peserta Tour de Sampang harus melahap rute sepanjang 200 kilometer.

SCC mencanangkan tiga agenda pada 2019. Pertama adalah launching jersey. Acara ini dilangsungkan Maret lalu. Selain peluncuran seragam anyar, mereka juga gowes keliling Kota Surabaya. Jaraknya sekitar 60 kilometer.

Event kedua dilangsungkan awal Agustus lalu. SCC yang sebagian besar anggotanya doyan tanjakan, menggelar gowes ke Dolo, Kediri. Start dari Ngadiluwih, Kediri, kala itu para member SCC menuntaskan rute sepanjang 95 kilometer.

Tour de Sampang menjadi event gowes terakhir pada 2019. Jumlah pesertanya mencapai 108 cyclist. Tour de Sampang tak hanya diikuti anggota SCC. Ada tujuh komunitas lain yang turut serta.

Ketujuh komunitas itu di antaranya adalah, Probolingggo Cycling Club, Mojokerto Cycling Club, Juanda Cycling Club, Surabaya Road Bike Club, Pasuruan Roadbike Cycling Club, Meteor Cycling Club, dan Waskita Cycling Club.

“Sengaja kami ambil lokasi yang dekat karena ada banyak event di akhir tahun. Seperti Tour de Ortopedi, dan Tour de Borobudur. Teman-teman banyak yang mengikuti tur itu,” ujar bendahara SCC, Ricky Sandhy, Minggu siang.

Tour de Sampang dimulai dari Rungkut, Surabaya. Setelah itu peserta melewati Kedung Baruk, MERR, Kenjeran, dan Suramadu. Selepas itu turun ke Bangkalan. Kemudian lanjut ke Sampang hingga mencapai Pantai Camplong.

Setelah beristirahat sekaligus makan siang di Pantai Camplong, perjalanan berlanjut dengan rute pulang ke Surabaya. Finisnya tetap di Rungkut. Dalam rute itu ada tiga pit stop. Yakni di lapangan Blega, Galis, dan Tangkel. Kesemuanya di Jalan Raya Bangkalan-Sampang. 

“Ini agenda kami dengan jarak terpanjang. Berangkatnya 110 kilometer, pulangnya sekitar 90 kilometer,” sebut Ricky. 

Pemilihan Sampang sebagai rute gowes sudah ditentukan sejak pertengahan Agustus. Tepatnya setelah agenda gowes ke Dolo. Dengan gowes ke Sampang, mereka ingin mempererat kerukunan dengan member SCC di Pulau Garam.

Selain itu, menurut Ricky, selama ini SCC terbiasa dengan medan menanjak. Mereka ingin menjajal hal baru: jalanan flat nan panjang. Hasilnya luar biasa. Ricky menyebut rute ini tak ubahnya ‘medan penyiksaan’.

“Panasnya luar biasa. Suhunya 41 derajat celsius. Selain panas, anginnya kering. Jalannya rolling. Ada sedikit tanjakan. Kemiringannya sekitar 5 persen. Cuaca panas serta terpaan angin, membuat 5 persen itu menjadi cukup menyiksa,” ungkapnya. 

“Kesan yang paling banyak disampaikan ke kami adalah, penyiksaan. Ini kali pertama kami disiksa di rute ini. Ini pengalaman baru yang luar biasa,” imbuhnya, lantas tertawa.(mainsepeda)

 

Foto-Foto: Dokumentasi SCC

Populer

Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 3: Carter Bettles Taklukkan Raja Tanjakan di Final Sprint
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 2: Fransesco Carollo Menang Sprint, Swatt Club Merajalela!
Daftar 20 Tim Peserta Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Dari Eropa Hingga Tanah Air
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 1: Jeroen Meijers Mendominasi Etape Pembuka
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!
Preview TdBI 2025: Tanpa Etape Flat, Segmen Paving Stone, Ditutup dengan Tanjakan HC
Tour de France 2025: Empat Kali Juara, Pogacar Ancam Rekor Para Legenda!
Kediri Dholo KOM 2025: Cyclist Otodidak Tempel Ketat Pemuncak Klasemen Men Age 30-34
Tour de Banyuwangi Ijen 2024: Agenda UCI Bergulir Kembali Setelah Empat Tahun Vakum
Hadiah 500 Ribu Euro untuk Yellow, Hanya 25 Ribu Euro untuk Green