Puas Setelah ‘Disiksa’ Rute Gorontalo-Manado

Luar biasa, sangat bagus, sangat memuaskan. Itulah beragam komentar positif yang disampaikan peserta Road to Manado Challenge 2019. Walaupun dihajar dengan medan 'neraka' selama dua hari beruntun, para cyclist justru menikmatinya. Menurut mereka, 'siksaan' di Road to Manado Challenge justru bikin ketagihan.

Road to Manado Challenge 2019 digelar untuk memperingati HUT TNI ke-74. Event berlangsung selama dua hari, 12-13 Oktober. Para cyclist berangkat dari Gorontalo menuju Manado. Mereka harus menaklukkan tanjakan berat di utara Pulau Sulawesi itu.

Kasrem 131/Santiago Manado, Kolonel Inf Rudolf Toar Shaloom Manopo (tiga dari kiri) dan Dandim 1309/Manado, Kolonel Arh Christian Noel Frederik Tanjong (tiga dari kanan) menyambut peserta Road to Manado Challenge 2019.


Gowes pertama sejauh 239 kilometer telah dituntaskan, Sabtu (12/10) kemarin. Berikutnya cyclist harus menyelesaikan gowes kedua, Minggu (13/10). Jaraknya memang lebih pendek. ‘Hanya’ 150 kilometer. Peserta berangkat dari Kotamobagu pukul 06.00 WITA. Finisnya di Mercure Hotel, Kota Manado pukul 16.30 WITA.

Ada lima titik pit stop. Pertama di Danau Moat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (KM 21). Kemudian Pontak (KM 64), Kapitu (KM 96), dan di Munte (KM 126). Tiga titik terakhir berada di wilayah Kabupaten Minahasa Selatan. Pit stop kelima ada di RM Good Manado, sekitar 7 kilometer jelang finis.

Saat gowes baru memasuki kilometer pertama, cyclist langsung dihidangkan menu sarapan istimewa. Namanya tanjakan Modayag, di Bolaang Mongondow. Tidak terlalu curam. Tingkat kemiringannya 4.5 persen. Akan tetapi, panjangnya 17.2 kilometer. “Jadi keluar hotel langsung nanjak,” bilang John B, cyclist asal Surabaya.

Rute gowes hari kedua memang lebih ringan dibandingkan hari pertama. Jarak rutenya lebih pendek. Tingkat kemiringan tanjakan-tanjakannya lebih bersahabat, walaupun jaraknya panjang. Beda karakter dengan tanjakan hari pertama. Walaupun jarak climb-nya lebih pendek, tetapi gradiennya lebih sadis.

Tantangan terberat berada di Munte, 44 kilometer menjelang garis akhir. Saat kaki dan badan sudah kelelahan, cyclist harus menaklukkan tanjakan dengan gradien 7.4 persen. Panjangnya 4.3 kilometer. Bermodal sisa-sisa tenaga, mereka berhasil menaklukkan tantangan pamungkas, dan memasuki garis finis dengan mulus. 

Berhasil menyelesaikan tantangan berat dalam waktu dua hari membuat peserta puas. Termasuk bagi mereka yang baru pertama kali mengikuti Road to Manado Challenge. “Ini event yang luar biasa. Butuh mental yang kuat,” bilang Eric Ong, cyclist asal Jakarta.

Eric juga memuji kinerja panitia. Dari sekian tur yang telah ia tuntaskan, penyelenggara Road to Manado Challenge 2019 tergolong yang terbaik. “Beda sekali dengan yang lain. Ini bagus sekali. Kekompakannya juga luar biasa. Saat ada peserta lain yang tertinggal, deretan depan mau menunggu,” sanjung Eric.

Abdul Azis Hunta, cyclist asal Manado sempat khawatir saat memutuskan ikut Road to Manado Challenge 2019. Medannya terbilang berat. Sebagai debutan, ia amat puas bisa menaklukkan tanjakan-tanjakan brutal dari Gorontalo menuju Manado. “Sangat luar biasa. Mudah-mudahan tahun depan bisa ikut lagi,” harapnya.

Kesan positif yang dilontarkan para peserta membuat panitia Road to Manado Challenge 2019 bahagia. Kerja keras mereka untuk mempersiapkan event ini terbayar lunas.

“Ini acara kecil, tapi jadi besar. Mudah-mudahan tahun depan menjadi lebih baik lagi,” sebut Ferry Pallar, salah satu panitia.

(mainsepeda)

Foto: Jofan Mario Tengker 

 


COMMENTS