Peter Sagan v Mathieu van der Poel v Julian Alaphilippe

Walau ada sebelas kategori diperlombakan di UCI Road World Championships 2019 di Yorkshire, Inggris, fokus dan rating utama tentu tertuju di kategori men elite. Baik itu untuk road race maupun time trial.

Dengan medan yang begitu berat di Harrogate, memang sangat sulit untuk menentukan unggulan. Karena karakter naik-turun sirkuit penutup tidak memberi keuntungan untuk semua tipe pembalap. Climber akan kesulitan adu power secara konstan, sprinter bisa megap-megap kena jalan yang sering miring, sedangkan puncheur bisa tak betah adu kecepatan di bagian menanjak.

Namun, kalau harus menetapkan tiga unggulan, maka nama-namanya bisa disebutkan. Tiga nama yang disebut punya kans besar meraih kemenangan di ajang road race men elite, Minggu, 29 September mendatang, adalah: Peter Sagan, Mathieu van der Poel, dan Julian Alaphilippe.

Tiga-tiganya adalah tipe allrounder. Tiga-tiganya punya kemampuan sprint. Tapi masing-masing punya kecenderungan sedikit berbeda. Peter Sagan sangat kuat di sprint, Mathieu van der Poel sangat betah di medan yang terus naik-turun, sedangkan Julian Alaphilippe adalah climber terbaik dari ketiganya.

Peter Sagan memang sudah tiga kali jadi juara dunia. Yaitu berturut-turut antara 2015 hingga 2017. Kalau juara dunia lagi, maka dia akan memegang rekor terbanyak.

Masalahnya, performa Sagan tahun ini tidaklah secemerlang tahun-tahun sebelumnya. Lawan semakin tahu cara untuk mengeroyoknya di penghujung lomba yang berat. Apalagi, tim Slovakia belum tentu sekuat tim Bora-Hansgrohe dalam melindungi Sagan.

Menjelang lomba ini, Sagan termasuk banyak “bersembunyi.” Tidak banyak ikut balapan. Mungkin, dia benar-benar fokus menjaga kondisi supaya benar-benar top form saat turun di Sirkuit Harrogate.

Unggulan lain, Mathieu van der Poel, mungkin adalah idola para pengamat di lomba ini. Kalau dia sampai jadi juara dunia, maka itu adalah sebuah pencapaian spektakuler, mengingat dia sudah meraih sukses dunia di ajang cyclocross maupun MTB.

Kalau sampai Van der Poel jadi juara dunia, maka dia akan dinobatkan sebagai pembalap terbaik dunia, dalam segala disiplin!

Walau aktif di semua disiplin, tahun ini Van der Poel benar-benar bersinar di ajang road race. Di awal tahun, dia menggila di arena classics, meraih kemenangan spektakuler di Amstel Gold Race, di hadapan publik Belanda yang begitu mencintainya.

Menjelang kejuaraan dunia, dia kembali menunjukkan taring. Meraih kemenangan di tiga etape, sekaligus juara overall, di Tour of Britain yang baru berakhir pekan lalu.

Van der Poel, 24, termasuk punya bakat “gila mentok.” Dia tidak butuh tim kuat. Saat di Amstel Gold Race, dia menarik sendiri echelon, mengejar breakaway, lalu tetap menang sprint sampai garis finis.

Alangkah spektakulernya apabila itu dia ulangi di kejuaraan dunia tahun ini.

Sementara itu, unggulan utama ketiga akan menggunakan kelincahannya dalam mengalahkan semua pesaing. Julian Alaphilippe telah menjadi superstar di Prancis, karena penampilan gemilangnya di Tour de France, Juli lalu.

Di lomba paling bergengsi itu, Alaphilippe menunjukkan kemampuan menanjaknya yang elite. Tapi dia tetap memiliki kemampuan classics yang hebat, karena dia adalah seorang climber yang mampu menang sprint.

Tampil sebagai kuda hitam di ajang road race: Geraint Thomas (Inggris), Primoz Roglic (Slovenia), serta juara bertahan Alejandro Valverde (Spanyol).

Tapi, bisa saja juara lain muncul secara mengejutkan di lomba yang berlangsung 285 km tersebut!

Beralih ke ajang time trial (TT), daftar unggulannya juga tidak panjang. Rohan Dennis (Australia) adalah juara bertahan, tapi kondisinya penuh tanda tanya. Apalagi setelah dia mengundurkan diri dari Tour de France, dengan alasan tidak suka dengan sepeda dan pakaian yang disediakan tim Bahrain-Merida.

Kabarnya, Dennis akan menggunakan sepeda berbeda yang mereknya ditutupi di Yorkshire, saat ajang TT men elite Rabu, 25 September nanti.

Pesaing utama Dennis nantinya adalah Primoz Roglic (Slovenia), yang baru saja menang Vuelta a Espana 2019. Lalu ada Victor Campenaerts (Belgia), yang tahun ini memecahkan hour record (satu jam tercepat). Ancaman lain dari Belgia: Pembalap muda sensasional bernama Remco Evenepoel. Walau usianya baru 19 tahun, dia bisa melejit mengalahkan para senior!

Masalah bagi semua: Panjang rute ITT di Yorkshire adalah 54 km. Itu adalah rute ITT terpanjang tahun ini. Dalam lomba-lomba sejauh ini, hanya ada beberapa yang panjangnya lebih dari 30 km.

Dengan demikian, sampai hari ini, masih belum kelihatan peta siapa pembalap terkuat untuk rute sejauh 54 km! (bersambung/mainsepeda)

 


COMMENTS