Aluminium Siap Kembali Melawan Karbon

Jangan remehkan lagi frame alloy alias aluminium. Jangan kaget kalau dalam beberapa tahun ke depan, material ini bersaing supersengit melawan bahan karbon. Sejumlah produsen besar telah melakukan investasi besar menggunakan aluminium, mendorongnya kembali ke arah puncak popularitas.

Khususnya tiga produsen besar Amerika: Trek, Specialized, dan Cannondale.

 

Cannondale CAAD3 Saeco Cipollini

 

Memang, bahan aluminium sempat lama berada di posisi sebagai “bahan murah” di arena road cycling. Bahan steel tetap dianggap klasik, mendapat tempat khusus di hati banyak orang. Bahan titanium juga punya tempat khusus sebagai bahan yang superkuat dan ringan. Karbon, tetap berada di puncak, karena bahan ini bisa dibentuk menjadi apa saja, disetel menghasilkan karakter sesuai kemauan.

Aluminium? Harus diakui, kebanyakan frame aluminium ketika ditunggangi memang punya karakter cenderung kasar. Kalau dibandingkan, mungkin naik steel itu seperti naik Mercy, lalu naik aluminium seperti naik mobil mungil.

Tapi belakangan teknologi konstruksi telah membuat aluminium kembali merangkak naik. Bentuk sudah bisa dimanipulasi seperti karbon, sehingga bisa tebal-tipis atau pipih sesuai kemauan. Teknik pengelasan juga semakin maju, membuat frame aluminium memiliki tingkat kaku seperti karbon.

Cannondale merupakan yang paling konsisten mengembangkan frame aluminium. Sepeda tipe CAAD (Cannondale Advanced Aluminum Design) selalu dikembangkan. Beberapa tahun lalu, CAAD10 laris luar biasa, disebut sebagai sepeda alloy terbaik dalam sejarah. Lebih baik dari kebanyakan sepeda karbon.

 

 

Cannondale CAAD12

 

Lalu muncul CAAD12, yang merupakan penyempurnaan dari CAAD10. Karakternya sudah seperti sepeda karbon, bahkan lebih hebat dari kebanyakan sepeda karbon.

Plus, harga tetap lebih terjangkau, dan relatif lebih tahan banting ketika diajak balapan. Tak heran, CAAD10 dan CAAD12 sangat populer di kalangan pembalap amatir, yang punya dana terbatas.

Produsen lain tak mau ketinggalan. Trek juga mengembangkan sepeda alloy-nya. Trek Emonda ALR ikut menuai banyak pujian.

 

Trek Emonda ALR

 

Tahun ini, Specialized mengambil langkah paling ekstrem. Tidak cukup meluncurkan dan mendorong Allez Sprint, sebuah sepeda alloy berkarakter aero. Produsen yang didirikan oleh Mike Sinyard itu bahkan menurunkan sepeda itu di arena profesional internasional. Tim Pro Continental Amerika Serikat, Hagens-Berman Axeon, tahun ini turun full memakai Allez Sprint.

Specialized mencaplok Chuck Teixeira, seorang desainer sepeda aluminium kondang, untuk mengembangkan Allez terbaru ini. Selama ini, Teixeira tak pernah menyerah dengan bahan ini.

“Dari sudut pandang pengendara, yang dipuji selalu bahan sepedanya. Misalnya, menilai material X itu bagus, material Y itu jelek. Padahal, apa pun materialnya, performanya selalu ditentukan oleh cara pengolahannya,” paparnya.

Teixeira menjelaskan, kalau orangnya bisa mengembangkan dan mengolah bahan itu lebih baik, maka hasilnya juga akan lebih baik. Untuk Allez Sprint, dia ingin frame itu se-aero Venge, sekaku Tarmac, tapi dengan berat yang tidak jauh lebih banyak.

Dia mengakui, karbon akan selalu dipandang sebagai material yang lebih baik dari aluminium. Tapi, dia merasa sepeda aluminium tetap akan mampu meraih kemenangan di level apa pun.

 

Pembalap Hagens-Berman Axeon menggunakan sepeda alloy produksi Specialized

 

Para pembalap Hagens-Berman Axeon ternyata sempat kaget ketika diberi tahu akan naik sepeda alloy musim ini. Tapi keraguan lantas hilang saat benar-benar mengendarainya. Ternyata tidak ada bedanya!

Dan kalau dipikir-pikir, yang paling penting pengendaranya bukan? Yang naik lebih penting daripada yang dinaiki!

Dalam sejarahnya, Hagens-Berman Axeon merupakan “produsen” bintang-bintang kelas dunia. Kalau tim ini ternyata meraih banyak sukses dengan Allez Sprint, jangan kaget kalau pabrikan lain ikut “memaksakan” sepeda alloy-nya di arena balap dunia. Dan itu berarti era sepeda aluminium bisa benar-benar kembali! (mainsepeda)


COMMENTS