Jersey Ungu Solo Cycling Community Satukan Cyclist Solo Raya

Salah satu cara untuk membangkitkan semangat baru sebuah komunitas sepeda adalah dengan melaunching jersey baru. Solo Cycling Community (SCC) kembali merefresh jersey komunitasnya di pertengahan tahun ini.

Sengaja dipilih pertengahan tahun agar tidak mengganggu jadwal even-even gowes besar yang ada. “Juga sudah tradisi kami launching jersey berdekatan dengan perayaan Agustusan. Biar semangatnya kian besar,” bilang John Peter, salah satu anggota SCC.      

Sejatinya, SCC ini adalah wadah para klub sepeda di Solo Raya. “Ada klub road bike, ada klub MTB, maupun sepeda lipat. Semua klub itu berada dalam satu wadah yaitu SCC. Jadi siapapun boleh membeli jersey SCC dan menyebut dirinya sebagai cyclist Solo Raya,” bilang Bams Ariawan, sekjen SCC.

Ini adalah jersey keempat yang dilaunching oleh mereka. Uniknya, tidak ada warna khusus yang mengidentifikasi SCC. Tahun pertama mereka menggunakan warna kuning, lantas berganti merah di tahun kedua. Tahun ketiga giliran abu-abu.

“Saat ini warna ungu jadi identitas SCC. Dipilih karena warna ini mencolok dan belum pernah dipakai,” bilang John. Launching jersey ini tentu dibarengi dengan acara gowes.

Total ada 8 klub yang bernaung di bawah SCC semuanya kompak hadir. Total ada sekitar 200 cyclist. Bams-pun sempat kaget melihat animo yang besar ini. Menurutnya, jersey batch pertama sebanyak 200 unit langsung ludes.

Masih banyak yang belum kebagian jersey baru SCC dan harus menunggu batch berikutnya. “Sejujurnya, kami tidak siap dengan peserta sebanyak ini karena bertepatan dengan even di Madiun dan di Bantul,” tukas Bams sumringah.

Tema acara launching jersey kali ini adalah Kebersamaan dan Keberagaman. Menurut Bams, kian hari kian banyak cyclist yang bergabung di klub sepeda Solo. Otomatis juga menjadi anggota SCC.

Dengan adanya jersey ini, bisa mempererat persahabatan dan kebersamaan sesama cyclist Solo. Bukan untuk mencari penghargaan atau identitas diri atau kelompok tertentu. “Sehingga ke depannya, persaudaraan cyclist Solo raya bisa lebih solid di mata cyclist Indonesia,” imbuh Bams.

Tepat jam 6 pagi, seluruh cyclist berkumpul di kantor Balai kota Solo. Lantas mereka gowes sambil dipandu Voorijder mengambil jalur Matesih dan Jumantono. Lantas finis di Ayam Goreng Mamia.

Di tempat finis, seluruh cyclist yang tak hanya datang dari Solo Raya tetapi juga ada yang dari Surabaya, Jakarta, dan lainnya ini dihibur oleh bintang tamu Windy Karisma. Hadir juga atlet dari timnas Paracycling, M. Fadli.

Pembagian doorprize dan makan-makan serta games membuat suasana pagi itu sangat meriah. Sebelum mengakhiri acara, Bams mengatakan sangat gembira dengan suksesnya acara ini.

“Ini membuktikan bahwa cyclist Solo Raya itu kompak dan memajukan olahraga sepeda untuk mendukung kesehatan diri maupun masyarakat pada umumnya,” tutup Bams. (mainsepeda)

 


COMMENTS