Tantangan Dholo Melecut Semangat Anggota Strattos Cycling Club

Berbagai cara untuk mendorong cyclist giat bersepeda. Salah satunya dengan memberi tantangan. Itu yang dilakukan oleh Strattos Cycling Club (SCC) Surabaya. “Dengan adanya tantangan, membuat setiap latihan ada tujuannya. Dan ini yang membuat kami bersemangat,” tutur Sunartiko, salah satu pengurus SCC. Apalagi apabila latihannya bersama-sama, tentu bisa makin mengakrabkan anggota.

Kali ini tantangannya adalah menaklukkan tanjakan air terjun Dholo di Kediri. Disepakati acara SCC Tour de Dholo diadakan hari Minggu, 4 Agustus. “Kita pilih tujuan gowes ke air terjun Dholo karena tanjakannya yang menantang, pemandangan yang bagus, dan hawa yang sejuk karena berada di kaki gunung wilis,” bilang Sunartiko.

Sekitar dua bulan sebelum even itu, seluruh anggota SCC mempunyai program latihan mingguan. Dan mereka disiplin melakukannya, dengan harapan bisa lulus menanjak ke puncak air terjun Dholo Kediri. “Setiap hari Minggu sudah ada jadwal tujuan latihan. Semuanya climbing. Antara lain ke Surya Tretes, Jolotundo, Gudang Garam-Kasiman, Beringin-Talunongko, Pacet-Claket-Jatijejer, Sumber Glagah-Trawas, dan Dawar Blandong,” jelas Ricky Sandhy, salah satu anggota SCC.

Setelah dirasa cukup latihan, tibalah hari H even SCC Tour de Dholo. Sekitar 130 cyclist yang merupakan gabungan dari SCC dan Serdadu Kelud Cycling Club (SKCC) Kediri. “Cukup bangga dan kaget juga, ternyata Muhammad Dawud dari Solo-pun menyempatkan hadir. Dia gowes dari Solo ke Kediri pergi pulang hanya demi bertemu kangen dengan teman-teman SCC!” imbuh Ricky.

Seluruh peserta berkumpul di tempat start di depan toko Finda Mart di Desa Kolak Ngadiluwih Kediri jam 6 pagi. Perjalanan ke air terjun Dholo sejauh 95 km pergi pulang. “Climbingnya lumayan tinggi, hingga mencapai elevasi 1.334 meter!” bilang Cak Kamto, salah satu anggota SCC. Buat yang gila kompetisi, SCC mengadakan lomba KOM yang mengambil start dari Irenggolo hingga air terjun Dholo sejauh 5 km dan elevasi mencapai 366 meter dengan gradien rata-ratanya 9 persen dan maksimal 23 persen.

“Balapan” ini dimenangkan oleh Hasan yang menempuh waktu 20 menit 4 detik. Lalu disusul oleh Edward yang tertinggal 40 detik di belakang Hasan. Dan juara ketiga direbut oleh Arfin yang sanggup menyelesaikan tanjakan ini dalam waktu 21 menit 52 detik. “Tanjakannya ampun, seperti tanjakan Kiskendo di acara Tour de Ambarrukmo. Sakit nylekit!” tutur Alwi Rafi, salah satu anggota SCC.

Lucunya, beberapa anggota SCC dan SKCC mengadakan mini race berhadiah semangkuk bakso dan traktiran pecel. “Buat seru-seruan aja antar cyclist untuk saling memotivasi,” bilang Sunartiko. Ricky, Cak Kamto, maupun Sunartiko mengaku memiliki misi khusus dalam penyelenggaraan SCC Tour de Dholo ini. Selain melatih mental, acara ini bisa sebagai perekat kekeluargaan antar anggota SCC.

Misi lain adalah menggalang persaudaraan dengan komunitas lain. Memang, SCC mempunyai agenda gowes bareng komunitas lain 3 kali dalam satu tahun. “Even pertama kami adalah saat launching jersey Maret lalu. Ini adalah even kedua kami bersama SKCC Kediri. Even ketiga diharapkan keliling pulau Madura 200 km,” bilang Sunartiko yang berterima kasih pada sponsor Rodalink, Build a Bike, Wdnsdy Bike, SUB Jersey, dan Cleo.

“Kami sangat gembira menyambut SCC di Kediri. Buat kami yang penting bisa gowes sama-sama dan menaklukkan tanjakan Dholo ramai-ramai,” tutup Nato Nagara, salah satu anggota SKCC yang paling sibuk mempersiapkan acara ini. (mainsepeda)


COMMENTS