Fadli Raih Emas di Asian Road Cycling Championship Uzbekistan

Tim Indonesia berhasil membawa pulang emas dan menduduki podium juara tiga di balapan Asian Road Cycling Championship yang digelar di Tashkent, Uzbekistan tanggal 23-28 April.

Bendera merah putih berkibar dari kategori Paracycling kelas ITT MC4-5 hasil raihan Muhammad Fadli Immamudin dengan waktu 29 menit 50 detik untuk jarak 20 km. Untuk itu, Fadli berhak membawa pulang medali emas dan rainbow jersey.

"Karena cuaca yang sangat dingin, jadi saya melakukan pemanasan ekstra sampai satu jam. Dan tetap ngerol hingga waktu start tiba. Intinya kaki tidak boleh dingin. Saya ditemani Roy menyisir track lintasan balap. Alhamdulillah semua lancar meskipun pada saat race hujan mengguyur. Dan saya bisa menyumbangkan emas untuk Indonesia," tutur pengguna sepeda LOOK TT 596 ini bangga.  

Di kelas ITT Master usia 35-39 tahun, Roy Aldrie Widhijanto berhasil naik podium menjadi juara ketiga. Anggota komunitas Kelapa Gading Bikers ini membukukan waktu 42 menit 38 detik dengan sepeda Trek Speedconcept menempuh jarak 30 km. “Saya sudah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Cuaca yang sangat dingin mempengaruhi performa saya,” tutur Roy.

Tim Indonesia yang diwakili oleh PGN Road Cycling Team menurunkan pembalap andalannya yakni Sendy Nur Hasan dan Jamal Hibatulloh untuk kategori U-23 dan Aiman Cahyadi, Bambang Suryadi serta Jamalidin Novardianto untuk kategori Senior.

Mereka berhasil menambah pundi-pundi poin dengan memboyong 29 point. Dengan raihan ini, posisi Indonesia masih bertahan di 71 dunia dengan total 52 poin. Dengan demikian, timnas balap sepeda road race Indonesia harus bekerja keras agar bisa lolos berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 nanti. Caranya dengan banyak turun di kejuaraan internasional.

Budi Saputra, manager timnas Indonesia mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang menunggu konformasi resmi dari pihak Federasi Balap Sepeda China untuk mengikuti tour di sana demi mendapatkan point tambahan.

Saat di Uzbekistan, Aiman Cahyadi mendapatkan poin terbanyak, 20 poin dengan susah payah. “Kita berusaha sekuat mungkin, saat ITT itu cuaca hujan dan dingan sekali mencapai empat derajat. Jadi saya agak susah bernafas,” cerita Aiman. (mainsepeda)

 


COMMENTS