“Me Time” Sony adalah Memandang Sepeda Custom

Duduk diam berlama-lama memandang sepeda adalah momen paling membahagiakan buat Sony Hendarto. Lekuk seksi frame sepeda dipadukan dengan komponen high end membuat Sony kian mengaguminya.

Total ada 11 sepeda yang dimiliki oleh Sony. Dan semuanya adalah sepeda custom. Yaitu sepeda yang dibuat menyesuaikan dengan keinginan Sony. Size maupun karakternya!

“Sepeda pertama saya adalah Federal di tahun 1994. Lalu beli lagi merek KHS Montana dan Yeti RC,” kenangnya. Sejak saat itu, pria kelahiran 14 Juni 1966 ini mencintai sepeda dan bersepedanya.

Menurut pria yang berdomisili di Madiun ini, bentuk sepeda itu seksi jadi enak dipandang lama-lama. Bersepeda itu bisa membawanya ke mana-mana untuk menikmati keindahan alam Indonesia dan manca negara.

Sejak tahun 2000, Sony berhenti beli sepeda biasa. Tapi pengumpulan koleksinya berlanjut pada sepeda custom.

Sepeda custom pertama yang dimiliki oleh kolektor earphone high end ini adalah merek Fondriest TF1 warna hitam.

Alasan utama Sony menyukai sepeda custom adalah karena Sony tidak muda lagi dan powernya tidak besar dan kuat. “Jadi saya mengakalinya dengan memanipulasi geometri sepeda sehingga bisa membantu saya gowes lebih efektif efisien dengan power saya yang tidak terlalu besar ini,” tutur Sony yang mendapatkan sepeda custom pertama dari Kenneth di Singapura ini.

Ada dua alasan lain Sony selalu membeli sepeda custom. Satu, karena eksklusif. Tidak ada yang punya. “Memang merek itu menjual ke banyak pembeli. Tapi hanya ada satu size dan karakter seperti milik saya. Dan itu membanggakan!” tuturnya.

Alasan kedua adalah, Sony suka bereksperimen dan cocok dengan karakter gowes serta bentuk tubuhnya. “Saya sudah mencoba sepeda dengan berbagai karakter BB drop mulai 68 mm, 70 mm, 73 mm, dan 75 mm. Ternyata yang paling sesuai dengan karakter gowes saya, 73 mm. Begitu pula dengan panjang chainstay yang paling sip untuk saya adalah yang 41,5 cm. Juga trail paling cocok 5,5 atau 5,6 cm,” tutur ayah dari Larasati dan Sebastian ini panjang lebar.

“Rata-rata builder sepeda custom adalah individu jadi bukan industri. Saya bisa ngobrol langsung dengan mereka secara pribadi,” tuturnya.

Meski begitu, Sony tidak mudah mendapatkan sepeda customnya. Sony sempat tidak dipercaya sebagai kolektor sepeda. Saat itu, suami Jenny Sulistiowati mengincar sepeda merek Kirklee.

Sony sudah berdiskusi, sudah menentukan size, memilih warna dan gambar serta lainnya. Tiba saatnya membayar, Brad Cason, pemilik Kirklee tidak mau memberi nomor rekeningnya.

"Malah saya dikira hacker,” bilangnya lantas tertawa. Alhasil, Sony harus minta bantuan Nick Croumpton, salah satu builder sepeda juga. “Saya sudah punya empat sepeda custom bikinan Croumpton,” bangganya.

Melalui Croumpton akhirnya Brad percaya dan memberikan nomor rekeningnya dan sukseslah Sony memiliki Kriklee. “Malah sekarang saya sudah punya empat merek Kirklee,” tutur warga kawasan jalan Salak Madiun ini bangga.

Hal lain yang membanggakan pengusaha dealer sepeda motor ini adalah bisa memiliki sepeda merek Cryptic. Sepeda ini jadi pemenang President’s Choice NAHBS 2017 lalu.

Cryptic tidak pernah menjual sepeda keluar Amerika Serikat. “Sayalah pemilik pertama diluar Amerika Serikat. Bahkan saya pemilik pertama di kawasan Asia, Afrika, dan Australia,” ujar Sony yang memiliki sepeda balap pertama, Trek Lance Armstrong US Postal Limited Edition.

Saat ini, Sony masih punya impian sepeda custom lain. “Total sebelas sepeda custom saya semuanya berbahan karbon. Kali ini sedang mengincar steel bike custom,” tukasnya. Tergres, Speedvagen yang diproduksi hanya 111 unit dan harus beli full bike.

Ada lagi merek Triton dari Rusia yang masih dalam perjalanan dikirim ke Indonesia. “Ada juga Stelbel Rodano dan SB3 juga Enigma. Jadi tak lama lagi koleksi sepeda saya akan menjadi 16 unit,” tukas Sony yang juga suka mencoba berbagai merek dan tipe ban sepeda.

Sony yang tidak pernah absen mengikuti cycling tour keluar negeri bersama Azrul Ananda sebanyak enam tahun berturut-turut ini selalu membawa sepeda custom yang disesuaikan dengan medan di negera itu.

2014, berangkat ke Italia gowes di kawasan Dolomiti dan menyaksikan balap Giro d’Italia. Saat itu, Sony membawa sepeda Kirklee Zoncolan. Memang Zoncolan adalah salah satu tanjakan mematikan di balapan Giro d’Italia ini.

Tahun 2015, saat cycling tour ke Prancis, Sony membawa sepeda Kirklee edisi Alpe d’huez. Ini adalah nama salah satu tanjakan legendaris yang terkenal. Dan terakhir, saat mengikuti Vuelta a Espana tahun 2016, Sony memboyong sepeda mereka Appleman edisi Vuelta a Espana.

“Rasanya bersyukur sekali bisa gowes di luar negeri dengan sepeda custom yang disesuaikan dengan medan di negara itu,” tutup Sony yang mengaku sangat mencintai sepeda Sarto Seta.(mainsepeda)


COMMENTS