Hore... Bisa Foto Bersama Peloton

Sudah enam tahun terakhir ini, Azrul Ananda School of Suffering (AA SoS) selalu membuat training camp. Dan selalu di Malaysia. Tepatnya di Cameron Highlands.

Sekitar 2.5 jam naik mobil dan terus melalui highway dari bandar udara Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Namanya memang “training camp”. Tapi percayalah, tidak semenyeramkan itu. Malah justru banyak berguraunya.

Kadang bisa benar-benar training camp artinya belajar endurance atau lainnya. Tapi kadang bisa juga ‘tarung camp’ saat mulai bosan dan ingin seru-seruan membuat balapan antar teman sampai kewer-kewer.

Tapi dijamin, akan banyak cerita seru, lucu, menggemaskan dan membuat kangen di sore dan malam hari saat berkumpul untuk dinner.

Bagaimana kisah lima perempuan yang mengikuti Malaysia Training Camp 2019 ini? (Yudy Hananta)

Vee Gusti (Jakarta)

Cyclist yang sudah dua kali mengikuti training camp ini merasakan sangat banyak manfaat yang didapatkan. Rute hari kedua, dari Sungai Koyan ke Tanah Rata itu jaraknya 90an km dan terus menanjak dengan gradien yang tidak mematikan tapi paaanjaaang… Di sinilah menu latihan endurance climbing yang pas. Dan tidak bisa ditemukan di Indonesia.

Paling seru waktu peloton kami bisa “menangkap” Ocha. Rasanya adrenalin terpompa, lupa capek fisik, lupa suhu panas, lupa panasnya sengatan matahari. Itu momen paling seru menurut saya!

Buat saya, empat hari sangat pas. Selain latihan gowes, senang juga kumpul-kumpulnya. Tidak melihat perbedaan satu sama lain, yang penting bersama dan saya merasa seperti satu keluarga cyclist. Tahun depan harus ada lagi dan saya join!

Melia Sutedja (Jakarta)

Baru pertama kali mengikuti training camp ini, saya sangat puas. Pake banget! Serunya itu yang bikin kangen. Rutenya asyik, pemandangannya keren. Tanjakannya tidak mematikan, tapi membosankan. Hehehe…

Membosankan itu hanya perkara mindset dan emosi kita. Saya belajar bagaimana mengatur emosi dan mindset. Hari terakhir disuguhi pemandangan yang indahnya gila-gilaan di Boa Tea. Perfect sebagai menu penutup training camp ini.

Dengan teman-teman cyclist yang seru membuat saya push my limit. Intinya saya takut “terkewer-kewer” di negara orang. hehehe… Hari pertama saja, saya sudah tersesat akibat kurang perhatikan penanda jalan menuju Hotel Heritage di Tanah Rata.

Jayatri “Corry” Cortine (Jakarta)

Saya senang jadi penonton. Ikut Malaysia Training Camp ini seperti lihat stand up comedy. Teman-temannya lucu semua. Bikin sakit perut karena ketawa-ketawa terus.

Saling bully, saling ejek, saling cemooh tapi semua dalam konteks bergurau dan tidak ada yang sakit hati. So much fun! Tapi ingat, itu di sore atau malam hari.

Paginya? Saat gowes harus serius terus biar tidak terkewer-kewer alias ketinggalan. Selama tiga hari pertama saya bisa mengikuti grup depan yang dipimpin langsung oleh Azrul Ananda, “Kepala Sekolah” AA SoS.

Saya jaga power output di nomalize power zone 3 dan jaga putaran cadence dan sesekali cek heart rate. Agar bisa survive hingga akhir bersama grup depan.

Banyak latihan yang saya dapatkan. Latihan fisik berpanas-panas karena nanti di even Tour de Borobudur, gowes akan start jam satu siang. Latihan cadence dan melatih heart rate agar laktat tidak menumpuk apalagi ini multistage riding. Juga saya bisa makan on bike yang tidak mudah tapi harus latihan.

Isna Iskan Fitriana (Surabaya)

Hari kedua, riding dari Sungai Koyan menuju Tanah Rata. Sejauh 90 km dan sangat menyiksa untuk saya. Karena menanjak terus dan makin siang makin panas udara maupun sengatan mataharinya.

Disepakati setiap 25 km mobil support akan stop untuk refuel bidon dan ambil camilan. Tapi di kilometer 44 saya sudah tidak kuat. Kepanasan sekali! Saya dan Yan sepakat mencari warung atau toko atau apapun untuk istirahat. Tapi tidak kami dapatkan satupun.

Akhirnya, saya lihat Yan berteduh di bayangan jembatan! Jadi bayangan jembatan yang kira-kira hanya 20 cm itu dia gunakan untuk berlindung dari sengatan matahari. Hahaha…

Tapi overall saya puas dengan kemampuan saya. Paling berkesan, hari ketiga. Setelah beberapa kali saya ikut training camp ini, saya tidak pernah bisa foto bersama grup besar terutama kakak saya, Azrul Ananda di tulisan Selamat Datang Cameron Highland raksasa. Saya selalu tertinggal peloton.

Tapi kemarin, saat mereka sedang foto-foto, saya berhasil sampai dan bisa gabung foto-foto. Itulah momen paling berharga buat saya!

Celine Cecilia (Surabaya)

Sebetulnya saya sudah sering ikut training camp ini. Tahun 2016 saya jadi bidon girl. Membantu suplai minuman dan makanan saat di feeding zone. Lalu sejak 2017 hingga 2019 ini, saya jadi peserta.

Banyak sekali kesan yang didapatkan, setiap tahun berbeda. Tahun ini, saya agak kecewa karena saya kehilangan gowes satu hari yaitu haru ketiga dari Simpang Pulai ke Tanah Rata.

Tapi overall, saya senang dengan suasana training camp tahun ini. Apalagi anggota perempuan lebih banyak daripada tahun-tahun terdahulu.(mainsepeda)

Foto : Dewo Pratomo


COMMENTS