Romantis ala Cycling Couple di Hari Valentine

Hari Valentine, 14 Februari selalu dirayakan oleh para pasangan sebagai hari paling romantis. Tapi untuk pasangan cyclist, romantis ala mereka berbeda. Bukan candle light dinner atau nonton bioskop. Mereka punya cara sendiri.

Menurut mereka, olahraga bersepeda membuat badan lebih sehat dan bugar. Tidak itu saja, dapat membuat hubungan suami istri atau berpasangan juga lebih harmonis dan romantis.

Kunci dari hubungan berpasangan yang sehat adalah komunikasi dan memiliki hobi yang sama. Hal ini sudah dipraktekkan oleh beberapa cycling couple. Bagaimana kisah bersepeda romantis ala cyclist di hari Valentine ini? 

Irawan Djakaria dan Herlina Tedy (RatjoenCC Malang)

Irawan dari keluarga pedagang, Herlina dari keluarga olahragawan. Irawan ingin sehat, Herlina sudah biasa olahraga. Irawan sempat berolahraga sepeda dan belum paham batasan-batasan tubuh sehingga mengalami pingsan.

Kapok? Banget! Tapi Herlina terus mendorongnya untuk bersepeda agar sehat. Teman-teman di RatjoenCC juga terus memberi support. Akhirnya Irawan kembali bersepeda.

Setiap pagi, Irawan harus “bertengkar” dengan Herlina. Karena alarm Herlina keras sekali membuat Irawan tidak bisa tidur lagi. Tapi sekarang, pelan namun pasti, Irawan telah menemukan keasyikannya bersepeda.   

“Kala teman-teman RatjoenCC off gowes, saya bersepeda berdua saja dengan Herlina. Dan itu romantis banget! Herlina juga telaten mengajari saya untuk pindah gigi atau cara pedalling yang benar. Dia jauh lebih pengalaman daripada saya. Dia pernah juara menanjak ke Wonokitri, Bromo,” kekeh Irawan.

Edo Bawono dan Eileen Suhardjo (Kelapa Gading Bikers Jakarta)

Hampir tiap minggu pasangan ini bertengkar. Masalahnya sepele. Edo gila bersepeda tiap weekend. Eileen dan ketiga anaknya merasa ditinggal oleh Edo. “Edo mengajak saya untuk bersepeda biar kita bisa bersama,” tutur Eileen.

Akhirnya, Eileen mencoba bersepeda. Edo konsekuen dan telaten mengajarinya mulai dari bersepeda keliling kompleks, lalu keluar ke perumahan hingga akhirnya bersepeda di perkotaan Jakarta dan akhirnya berani keluar kota.

Meskipun sudah bersepeda bersama, sering mereka tetap bertengkar. Problemnya, Edo punya program latihan pra lomba, Eileen yang tidak sekuat Edo merasa tertinggal sendirian.

“Saya harus paham kapan Edo latihan kapan Edo bisa santai menemani saya. Dan Edo bisa menjaga komitmen itu. Kala Edo santai dia benar-benar menjaga dan menemani saya. Kala Edo butuh latihan intensitas, saya harus mengalah dan memberinya support. Inilah sinergi kami sebagai suami istri cyclist,” bangga Eileen.

Edo sangat gembira Eileen sudah mempunyai hobi yang sama dengan dirinya. “Kami ingin menghabiskan waktu bersama-sama dan bergaul dengan teman yang kurang lebih sama dan komunitas yang sama juga. Inilah cara kami mempererat hubungan pernikahan dengan constant communication. Tidak jalan sendiri-sendiri,” tutur Edo yang sekarang sedang berjuang bersama Eileen untuk menularkan hobi bersepeda ini ke ketiga anak mereka.

Andre Ferdiansyah dan Rizka Febriyanti (Turangga Gowes Community Korlantas Polri Jakarta)

Pasangan polisi yang kerap menghiasi layar gelas dalam salah satu acara di stasiun TV swasta ini punya cara yang berbeda saat berpacaran. “Pacaran kami bukan di kafe, resto atau bioskop. Tapi di atas sepeda!” tutur Rizka diamini Andre.

Badan sehat, bisa liburan bersama-sama membuat hati jadi lebih senang. Tapi diam-diam Andre mengaku sayang apabila kulit Rizka menjadi hitam gara-gara terbakar matahari saat gowes. Tapi hobi mengalahkan segalanya. “Kita bawa hepi saja deh pokoknya kita bisa gowes bersama,” tutur Andre.       

“Speed 38 kmh serasa 15 kmh kala gowes bersama Rizka,” bilang Andre tertawa. “Dia ini sih pacar rasa coach!” sambung Rizka sambil tertawa lebar. Andre sering mengajari Rizka bagaimana gowes lebih baik sehingga bisa lebih kencang.

Memang itu tujuan Andre. Karena Andre ingin Rizka berkembang. “Saya tidak mau kalah. Jadi saya harus menang dari Andre dalam hal gowes,” kekeh Rizka. Pasalnya, mereka berdua sering saling membully apabila kalah gowes.

Mereka sangat klop dalam olahraga ini. Andre dan Rizka mengaku jika tidak gowes beberapa hari, rasanya seperti ketagihan gitu. Bahkan urusan helm, jersey, dan apparel lainnya kerap mereka kembaran.

Tatang Martha Dinata dan Isna Iskan (AASoS Surabaya)

“Yang paling membahagiakan adalah momen travelling sepeda itu cara kami untuk bisa berdua saja tanpa anak-anak,” buka Isna Iskan. Hal ini diamini juga oleh Tatang. Tapi poin utamanya adalah komitmen bersama untuk saling menjaga kesehatan.

“Kami tidak lagi muda, tapi kami belum tua. Meski begitu kesehatan harus dijaga mulai sekarang. Sejak 2013 kami berkomitmen memilih olahraga sepeda. simple saja, bersepeda bisa membawa kita kemana-mana melihat pemandangan yang luar biasa indah di dalam negeri maupun luar negeri. Tentunya bikin sehat jiwa dan raga,” tutur Tatang.

Rutin seminggu empat kali, pasangan ini bersepeda setelah sholat subuh. Apabila cuaca tidak memungkinkan atau sedang dihinggapi rasa malas, bersepeda dengan indoor trainer jadi pilihan.

“Pokoknya kita berdua saling mengingatkan untuk hidup sehat dengan olahraga dan menjaga asupan makanan,” bilang Isna. Asyiknya lagi, Isna bisa bermanja-manja dengan Tatang.

“Saat saya capek atau bonking, Tatang bukain dan kasih saya makanan. Oh so sweeettt….. lalu saat travelling Tatang bongkar pasangkan sepeda saya. Sayang istri banget, deh!” bangga Isna.

Faisol Arif dan Goura (Bikeberry Surabaya)

Beda tujuan. Tapi satu hobi. Itulah Faisol dan Goura. Faisol sukanya sepedaan kebut-kebutan mengejar performa atau cari tanjakan terus. Goura sukanya bersepeda mengejar kuliner.

Uniknya, meskipun berbeda mereka komit untuk saling mendukung. Saat ada even Brompton, Faisol menemani Goura. “Goura ingin kurus dan saya mendukungnya. Saya ajak bersepeda daripada keluar dana untuk senam atau ke klinik kecantikan,” buka Faisol.

Konsekuensinya, Faisol harus telaten mengawal dan mengajari Goura. Apalagi baru-baru ini, Goura mulai tertular virus road bike Faisol. Makin gembiralah Faisol.

“Saya ingin bersama Faisol jadi saya putuskan mencoba road bike. Eh, ternyata asyik juga. Ikut even pertama Trek Century Ride dan bisa menyelesaikan setengah rute. Dan itu pencapaian luar biasa untuk saya,” tukas Goura.

“Faisol itu lebih kejam daripada ibu tiri saat melatih saya di tanjakan. Katanya harus fokus, harus atur nafas, harus atur heart rate dan harus atur emosi. Dan hasilnya, sekarang saya bisa kuat bersepeda dengan road bike,” bangga Goura.   

Randy Pramono Soetedjo dan Nike Hartono (WCC Surabaya)

NIke dan Randy selalu berusaha mencari olahraga yang sama. Agar bisa saling menyemangati untuk tetap bugar hingga usia tua. dan kali ini mereka bersepeda. “Bersepeda itu fun dan seru dan mencari tempat-tempat baru itu jadi penghibur kami,” tutur Nike Hartono. Bersama sang suami, Randy, Nike berusaha melalui semua rintangan bersepeda berdua.

“Sangat memuaskan jika kami bisa melalui rintangan dan finis di tempat yang kami tuju itu dengan sepeda bukan mobil,” imbuh Randy. Nike tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mengabadikan momen keseruan berdua ini.

“Momen keseruan itu artinya adalah momen kemesraan kita,” imbuh Nike. Nike dan Randy memang klop urusan olahraga sepeda. (mainsepeda) 

 


COMMENTS