Event balap sepeda resmi UCI di Indonesia, Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) 2025 akan kembali bergulir mulai Besok (28/7) dan berakhir Kamis (31/7). Balapan berkategori UCI 2.2 ini akan menggelar empat etape dengan tiga etape diantaranya bertipikal hilly. Sementara itu, etape penutupnya adalah balapan pegunungan dengan menawarkan tantangan terberat, yakni finish di puncak tanjakan Hors Categorie (HC). Total rute lebih pendek dari musim sebelumnya, dari 607,8 Km menjadi 593 Km. Meskipun begitu, tantangannya akan jauh lebih beragam.
Etape 1 dibuka dengan jalur dari Pasar Pesanggaran dengan finish di Kantor Bupati Banyuwangi. Jaraknya 125,5 Km dengan tiga area Sprint Race. Etape ini akan dikuasai oleh para sprinter yang memperebutkan jersey Ijen Sulfur pertama, kaos bagi pemimpin klasemen General Classification (GC).
Balapan etape selanjutnya menjanjikan kejutan. Masih bertipikal balapan hilly, rute ini akan melalui jalur paving stone atau cobble sector. Segmen ini berjarak 5,8 Km yang berada di jalur menanjak pada kawasan Tambong-Jelun.
Hadirnya cobble sector pada etape 2 ini akan menjadi tantangan tambahan bagi para pembalap. Ketahanan fisik, kontrol sepeda, pemilihan gear, hingga manajemen kecepatan akan diuji di sana.
"Jalur ini akan menguji adaptasi pembalap di kondisi rute berbeda. Kami ingin memperkaya karakter rute di TdBI 2025," kata Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, M. Alfin Kurniawan.
Etape 2 sendiri akan menjadi rute terjauh dengan panjang jalur 158,8 Km. Lokasi start akan dipusatkan di Alas Purwo dan berakhir di Kantor Bupati Banyuwangi.
Pada etape 3, rute masih akan melewati jalur perbukitan dan rolling. Tanjakan utama berada di Pakel dengan kategori 2. Jalur menanjak ini berada di Km ke-114 atau 25 Km sebelum lokasi finish. Rute sendiri akan dimulai dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Glenmore dan kembali finish di Kantor Bupati Banyuwangi. Jaraknya 140,3 Km.
Dominasi para sprinter diprediksi akan berakhir di etape penutup. Berjarak 150 Km, etape 4 merupakan queen stage dengan menantang para cyclist untuk melewati tiga tanjakan utama. Tanjakan Songgon dan tanjakan Kalibendo yang berkategori 3 akan menjadi 'appetizer'. Sedangkan, 'main course'-nya adalah tanjakan HC menuju Puncak Ijen. Tanjakan Ijen memiliki elevation gain (EG) mencapai 1880 meter. Dan, gradiens maksimalnya mencapai 34 persen!
Tahun lalu, Cyclist asal Eritrea Merhawi Kudus menjadi juara umum setelah tampil luar biasa di etape pegunungan tersebut. Ia mengungguli rekan setimnya dari Terengganu Cycling Team Metkel Eyob untuk mengunci keunggulan 9 detik saja di klasemen akhir GC.