Bukan Tadej Pogacar, bukan pula Jonas Vingegaard, melainkan Thymen Arensman (Ineos Grenadiers) yang mendapatkan sorotan utama di etape 19 Tour de France, Jumat, 25 Juli 2025. Pembalap 25 tahun itu tampi luar biasa untuk meraih kemenangan solo keduanya di Le Tour, sebutan Tour de France.
Arensman tampak kelelahan setelah usahanya mengakhiri tanjakan Hors Categorie (HC) sepanjang 19,4 km menuju puncak La Plagne. Bahkan climber asal Belanda itu sampai ambruk di pembatas jalan setelah melintasi garis finis. Ia menjadi pemenang dan hanya unggul dua detik di depan kelompok pengejar yang diisi oleh Pocacar dan Vingegaard.
"Saya benar-benar hancur. Saya tidak bisa mempercayainya. Memenangkan satu etape Tour dari breakaway saja sudah luar biasa, tapi sekarang melawan beberapa pembalap terkuat di dunia, rasanya seperti saya bermimpi. Saya tidak tahu apa yang barusan saya lakukan," kata Arensman.
Vingegaard memenangkan sprint terakhir untuk meraih posisi kedua, di depan pemegang jersey kuning, Pogacar. Sedangkan, Florian Lipowitz (Red Bull-Bora-hansgrohe) yang juga pengisi tiga besar GC harus puas finish keempat.
Dengan, hasil ini Pogacar terus mempertahankan keunggulannya di klasemen GC dengan selisih 4 menit 24 detik di depan Vingegaard. Sementara jaraknya dengan Lipowitz yang berada di posisi ketiga adalah 11 menit 9 detik.
Arensman adalah bagian dari kelompok terdepan yang terbentuk selama pendakian ke La Plagne. Ia menjadi yang pertama menyerang dengan sisa 14 km. Meski awalnya diikuti oleh Pogacar dan Vingegaard, tapi keduanya memilih tak merespon lebih jauh. Arensman pun melaju sendirian.
Jarak Arensman terus melebar dari kelompok pengejarnya, hingga di atas 30 detik. Kira-kira 7 Km sebelum finish, di tengah guyuran hujan rintik-rintik, Lipowitz, Pogacar, dan Vingegaard akhirnya mulai meningkatkan kecepatan untuk mengejar Arensman.
"Setelah turunan menuju La Plagne, kami berbicara di radio, 'Hari ini adalah etape gunung terakhir dan saya tidak punya GC untuk diperjuangkan, jadi hari ini saya akan mencoba bertahan beberapa kilometer di tanjakan, untuk melihat bagaimana kaki saya terasa.' Saya memberi tahu Tobias (Foss) untuk menyingkir karena ia harus berjuang esok hari."
"Saya mulai mendaki dan cukup terkontrol, dan saya berpikir, saya tidak berpeluang untuk GC, mungkin mereka akan saling menunggu sehingga saya punya peluang. Ada Tadej dan Jonas, dan semua orang tahu mereka adalah yang terkuat di dunia. Mereka hampir seperti alien, dan sebagai manusia, saya tetap ingin mencoba mengalahkan mereka. Saya tidak bisa percaya saya mengalahkan mereka."
Arensman menoleh ke belakang sesaat melintasi garis finis. Ia yang sudah kehabisan tenaga akhirnya bisa bersyukur karena Vingegaard dan Pogacar tidak dapat mendahuluinya tepat waktu.
Setelah deretan etape pegunungan di pekan terakhir, etape 20 akan kembali bertipikal hilly. Jika Pogacar mampu mempertahankan keunggulannya, atau bahkan menambahnya, peluangnya meraih gelar Tour de France keempat kalinya semakin nyata. (Mainsepeda)
Results powered by FirstCycling.com