Pembalap Israel-Premier Tech Stephen Williams mendorong kondisinya fisiknya di ambang batas usai menjuarai La Fleche Wallonne 2024 pada Rabu, 17 April 2024. Cyclist 27 tahun ini melakukan serangan di 300 meter sebelum finis sekaligus menaklukan puncak Mur de Huy yang ikonik. 

Akselerasinya sangat sempurna sehingga pesaing terdekatnya Kevin Vauquelin (Arkéa-B&B Hotels) tak mampu mengejarnya. Sedangkan, posisi ketiga ditempati pembalap Lotto Dstny, Maxim Van Gils ,yang finis tiga detik lebih lambat. 

Keberhasilan Williams seperti didukung Dewi Fortuna. Cuaca ekstrem berupa hujan deras ditambah angin yang sangat dingin menyerang Wallonia ketika balapan berlangsung. Hal ini membuat sebagian besar pembalap keluar dari balapan. Tercatat hanya 44 pembalap yang melewati garis finis dari 175 peserta atau hanya tersisa 25 persen saja. Angka persentase ini merupakan yang terendah setidaknya dalam dua dekade terakhir. 

Para cyclist menghadapi cuaca ekstrem yang membuat sebagian besar pembalap DNF.

Pembalap-pembalap unggulan seperti Marc Hirschi (UAE Team Emirates), Tom Pidcock (Ineos Grenadiers), dan Mattias Skjelmose (Lidl-Trek) turut masuk daftar DNF (Did not Finish). Mereka memilih menyerah karena kondisi yang tak memungkinkan. Tapi di sisi lain, hal tersebut menjadi berkah tersendiri bagi Williams. 

Musim 2024 bakal menjadi memori terbaik bagi pembalap Britania Raya ini. Gelar di La Fleche Wallonne 2024 merupakan pencapaian terbesar bagi Williams sepanjang karirnya. Plus gelar ini juga melengkapi titel UCI WorldTour lainnya yang diraih musim ini, yakni Santos Tour Down Under 2024 pada Januari lalu. Perlu diketahui gelar WorldTour tak pernah didapat oleh Williams sebelum musim 2024. 

Baca Juga: Pasca Tampil Buruk di Amstel Gold Race, Mathieu van der Poel Kembali Latihan Khusus di Spanyol

"Hari yang mengesankan. Saya sangat senang sekarang. Saya tak percaya bisa memenangi Fleche. Saya telah mengamati balapan ini sejak lama dan saya selalu ingin memenanginya," kata Williams. 

Ia pun berterima kasih kepada rekan dan timnya atas dukungan yang diberikan. 

"Saya menikmati balapan ini termasuk cuacanya dan akhirnya pergi dengan kemenangan. Saya sungguh terbang tinggi ke bulan," imbuhnya. 

Mattias Skjelmose menjadi salah satu pembalap yang kondisinya paling mengkhawatirkan. Badan pembalap 23 tahun ini tampak gemetar menahan dingin, begitu juga bibirnya. Ia bahkan tak mampu berdiri tegak sebelum akhirnya dibopong oleh tim penjaga. 

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa pembalap kami menderita gejala hipotermia karena cuaca buruk. Tapi kondisinya kini telah membaik. Terima kasih kepada mandi air hangat, minuman dan udara panas di dalam bus," tulis pihak klub, Lidl-Trek.

Gelaran La Fleche Wallonne menjadi bagian dari balapan Ardennes Classic. Dan balapan terakhir ialah Liege-Bastogne-Liege yang akan digelar akhir pekan ini. (Mainsepeda)

Results powered by FirstCycling.com

 

Populer

Dari Kalimantan, Misdar Tempuh Perjalanan 26 Jam Demi Malang Century Journey 2025
Daftar East Java Journey Lagi, Penasaran Rute dan Kejutan Baru dari Mainsepeda
Hasil Lengkap Podium Semeru Criterium 2025: Peserta Berharap Jadi Agenda Rutin
Unity Ride For Education, Gowes Sepeda Lipat Jakarta-Lombok Untuk Galang Dana
UCI World Championship 2025: Pogacar Back to Back Juara Dunia Road Race
Maghfirotika Tiga Kali Beruntun Juara Umum Women Elite Mainsepeda Trilogy
Malang Century Journey 2025 - Bukan 100 Kilometer!
Dirtyland, Gravel Race Pertama di Indonesia Tuntas Digelar!
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Rileks di De Djawatan, Recovery Ride Bareng BRCC
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Lebih Aman dan Nyaman, Gunakan Fasilitas Transfer Service