Kepala Rumah Sakit Obesitas, Lahirlah Prima Husada Cycling Club


dr. Sadi Hariono (empat dari kanan) bersama anggota Prima Husada Cycling Club.

Di Malang ada klub sepeda bernama Prima Husada Cycling Club. Dari kata “Husada”, pasti tak sedikit yang mengira klub itu ada kaitannya dengan medis. Ya, memang benar, klub sepeda yang berdiri sejak 2018 itu memang anggotanya mayoritas tenaga medis.

Prima Husada CC didirikan oleh dr. Sadi Hariono, MMRS. Sadi yang tak lain Kepala Rumah Sakit Prima Husada, yang terletak di daerah Mondoroko, Singosari, Kabupaten Malang. Saat mendirikan Prima Husada CC, Sadi yang ketika itu berusia 55 tahun mengalami obesitas. Berat badannya mencapai 85 kg, posturnya 165 cm.

“Waktu itu saya sempat mengalami obesitas dan berbagai penyakit. Dari penyakit maag, nyeri sendi, hingga sangat mudah lelah”, ujar Sadi pada Mainsepeda.

Sadi pun mulai aktif berolahraga. Dari renang, tenis, hingga akhirnya bersepeda. Ia kemudian menjatuhkan pilihan utama di olahraga sepeda. “Karena bagi saya bersepeda bisa dilakukan kapanpun, olahraganya juga menyenangkan,” ucap Sadi.

Ketika makin intens bersepeda, Sadi merasa kondisi kesehatannya makin membaik. "Saya bisa menikmati olahraga. Bahkan dengan sendirinya (masalah kesehatan) itu hilang semua," ungkap alumnus Universitas Brawijaya itu.

Sadi pun kemudian meracuni orang-orang terdekatnya untuk ikut aktif bersepeda. Awalnya istrinya sendiri. Lama-lama banyak temannya mulai ikut. Dari teman sesama angkatan 82 di Universitas Brawijaya, hingga sesama tenaga medis.

“Dari situ akhirnya kami memutuskan membuat komunitas Prima Husada CC. Selain bersepeda bareng juga saling belajar dunia sepeda,” ujarnya.

Awal bersepeda, Sadi memilih sepeda gunung atau MTB. Ia sempat ragu memilih road bike. Menurutnya bentuk bannya kecil, terlihat tidak meyakinkan. Tapi akhirnya ia malah penasaran dengan road bike.

Ketika pandemi datang, Sadi makin rajin bersepeda. Pun demikian dengan istrinya, Endang Sadi.

“Saya sangat mendukung suami bersepeda. Dan malah saya ikut keracunan bersepeda juga,” ujar perempuan yang akrab disapa Bunda Sadi itu.

Bunda Sadi juga yang menjadi corong untuk meracuni teman-teman suaminya untuk ikut bersepeda. Khususnya para rekan sejawat. “Dokter maupun tenaga medis itu kadang terlalu sibuk mengurus kesehatan orang lain, tapi mereka sendiri lupa mengurus kesehatanya sendiri. Maka dari itu saya selalu sampaikan kepada teman-teman tenaga medis untuk aktif berolahraga. Dan bersepeda bisa jadi pilihan yang paling simpel,” ujar Endang.

Selama ini PCC -sebutan Prima Husada Cycling Club- rutin gowes hampir tiap hari. Rutenya memang pendek-pendek. Baru akhir pekan biasanya mereka coba rute gowes nanjak. Biasanya ke arah Bromo maupun Pujon.

Beberapa anggota PCC juga aktif ikut event sepeda. Salah satunya Bromo KOM Challenge yang digelar Mainsepeda. Sadi tahun ini juga kembali ikut menaklukkan tantangan Bromo KOM Challenge.

“Tahun ini saya kembali ikut Bromo KOM. Ada lima cyclist dari PCC yang ikut juga,” katanya. Mengenai target, Sadi secara pribadi ingin memperbaiki catatan waktunya tahun lalu. Pada Bromo KOM Challenge 2022, Sadi mengaku catatan waktunya tiga jam. “Semoga tahun ini bisa lebih baik,” ungkapnya.

Sadi mengaku tertarik kembali ke Bromo KOM Challenge salah satunya juga karena hospitality event-event Mainsepeda. “Saya selalu suka eventnya Mainsepeda karena dari fasilitas, treatment, hingga keamanan para pesepeda selalu diperhatikan, Jadi saya tidak pernah ragu untuk ikut lagi,” ungkap dokter kelahiran Kediri itu.(mainsepeda)

 


COMMENTS