Cerita Anisa Subekti, Keliling Amerika Selatan dan Afrika dengan Bersepeda

Hidup Anisa Subekti berubah setelah bertemu Luis Simoes. Bersama pria asal Portugal itu, Anisa bisa mewujudkan mimpi untuk keliling dunia. Tentunya dengan cara yang belum pernah dia pikirkan sebelumnya, yaitu bersepeda.

Anisa menceritakan awal dari petualangannya mengelilingi Amerika Selatan dan sebagian Afrika pada 2016 lalu. Kisahnya dimulai ketika bertemu Luis di Pulau Bali.

Sejak 2012, Luis memang memiliki proyek World Sketching Tour. Yakni menggambar tempat-tempat yang ia kunjungi di penjuru dunia. Louis telah menyelesaikan proyeknya di Eropa, Oceania, dan Asia. Kurang Amerika dan Afrika.

"Ia juga sering ketemu cyclist yang sedang touring. Kemudian berpikir, kok enak ya. Tapi kalau sendiri bakal sepi. Lalu pas ketemu saya, ia merasa inilah waktunya" ungkap Anisa.

Anisa Subekti dan Luis Simoes saat tiba di Chili

Mereka berdua memutuskan untuk memulainya dari Amerika Selatan. Rencana harus disusun mengingat Anisa memiliki paspor Indonesia. Menurutnya, untuk beberapa negara di Amerika Selatan, paspor Indonesia itu susah masuk.

Anisa kemudian menyusun negara-negara yang tidak memerlukan visa bagi pemilik paspor Indonesia. "Yang bisa saya lewati tanpa visa itu di Kolombia, Ekuador, Peru, dan Chili. Kebetulan rutenya langsung. Jadi enak, pas di perbatasan bisa langsung memakai tranportasi darat," kata arek asli Sambikerep, Surabaya itu.

Panorama indah di Ocros District di Huamanga, Peru

Anisa dan Luis mengabiskan waktu 1 tahun 8 bulan untuk menuntaskan rute di Amerika Selatan. Di antara list negara awal yang sudah disusun, mereka akhirnya juga mengunjungi Bolivia dan Argentina. Tentunya dengan perjuangan mengurus visa terlebih dahulu.

Anisa menuturkan, rute Bolivia dan Argentina tercetus setelah mendapat rekomendasi dari seorang cyclist yang mereka temui di Ekuador. "Indonesia termasuk grey zone, jadi susah masuk sana. Lalu saya coba minta bantuan di KBRI di Lima," kata perempuan yang berulang tahun tiap 20 Mei itu.

Anisa Subekti melintasi jalan di Salcedo, Cotopaxi di Ekuador

Anisa kemudian mendapat surat pengantar untuk memperoleh visa Bolivia. Sama halnya saat ke Argentina. Malah mereka hanya bisa mendapat waktu sebulan di negeri kelahiran Lionel Messi itu. Itu tidak cukup bagi Anisa untuk melakukan perjalanan keliling Argentina dengan sepeda.

Kemudian Anisa mempersiapkan bahan presentasi. Seperti rute perjalanan dan foto-foto. "Waktu sebulan nggak mungkin karena Argentina negara yang besar. Jadi, kami jelaskan rute perjalanan kami di sana. Mereka sangat terkesan dengan presentasi kami," tutur Anisa.

Anisa Subekti gowes Provinsi Cunene di Angola

Setelah menuntaskan rute Amerika Selatan di Chili, perjalanan mereka akan dilajutkan ke Afrika. Karena Luis memulai proyeknya di Portugal, mereka berencana mengakhiri petualangan di Portugal juga.

Kisah di Afrika pun lain lagi soal visa. Tidak hanya paspor Indonesia, ternyata paspor Eropa pun dianggap sama saja. Bermaksud mengawali perjalanan di Afrika Selatan, hanya terkendala karena saat itu sedang ada kerusuhan. Mereka pun memulai dari Namibia.

Anisa Subekti dan Luis Simoes ketika berada di Namibia

Tapi takdir berkata lain. "Begitu akan sampai di 80 kilometer dari perbatasan Angola, saya mendapat kabar kalau mama meninggal. Akhirnya kembali ke Indonesia selama dua bulan," kata Anisa.

Setelah itu mereka kembali ke Angola lagi. Tidak lama kemudian, pandemi merebak. Akhirnya Anisa dan Luis memutuskan kembali dan menetap di Portugal sampai sekarang. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 40

Audionya bisa didengarkan di sini

Foto: Dokumentasi Anisa Subekti


COMMENTS