Superstar asal Inggris, Mark Cavendish mengaku sangat bahagia bersama tim barunya, Bahrain McLaren. Bersama tim asal Timur Tengah tersebut, mantan pembalap Team Sky (Ineos) ini tampaknya kembali merasakan kenikmatan membalap di atas sadel.

Cavendish acap kali dihujani kritik karena prestasinya melorot dalam tiga tahun terakhir. Padahal ia adalah juara dunia track nomor Madison bersama Bradley Wiggins pada 2016 lalu. Pada tahun yang sama ia memenangi empat etape di Tour de France.

Pembalap 34 tahun ini mulai kering prestasi sejak 2017. Hingga akhir masa baktinya di Team Dimension Data pada 2019, Cavendish hanya dua kali naik podium. Yakni di etape pertama Abu Dhabi Tour 2017, dan di etape ketiga Dubai Tour 2018.

Prestasinya di nomor track pun tak kalah kering. Cavendish hanya memenangkan satu event balap sepanjang 2017 hingga 2019. Ajang tersebut adalah Saitama Criterium 2017. "Jika saya dikritik hari ini karena tidak menang lagi, itu artinya saya memenangkan banyak gelar di masa lalu," ujarnya santai.

Sekarang, bersama tim Bahrain McLaren, Cavendish mengaku bahagia. Cavendish tak menampik bahwa kemampuannya mungkin tak seprima tiga-empat tahun lalu. Namun, yang tak kalah penting, Cavendish kembali merasakan sensasi sebagai pesepeda.

"Saya senang masih ada orang-orang cerdas di olahraga ini yang mengerti bahwa saya belum habis. Seperti Rod Ellingworth (manajer McLaren Bahrain.red). Banyak kawan yang telah menjatuhkan saya. Tapi Rod tidak melakukannya. Saya banyak berhutang budi kepadanya," aku Cavendish.

Kini ia menikmati peran baru di Bahrain McLaren. Cavendish tak lagi berada di lampu sorot utama. Tugasnya bergeser menjadi pembimbing bagi pembalap yang lebih muda. Job anyar tersebut tampak pada balapan Saudi Tour 2020, 4-8 Februari lalu.

Cavendish mendorong rekannya di Bahrain McLaren, Phil Bauhaus memenangkan dua etape, dan menjadi juara di ajang itu. Bauhaus adalah sprinter asal Jerman berusia 25 tahun. Cavendish mengaku bahagia dengan pencapaian rekan, dan timnya di Arab Saudi.

Ia menambahkan, bekerja keras agar pembalap lain bisa memenangkan sebuah balapan, bukan pengalaman baru untuknya. "Saya pernah berlomba di pegunungan untuk membantu Bradley Wiggins memenangkan Tour de France. Jadi ini bukan hal baru," tutup Cavendish.(mainsepeda)

Populer

UCI World Championships 2025: Evenepoel Ukir Sejarah, Tiga Kali Beruntun Juara Dunia ITT
Century Journey 2025: Hampir Full Team, B2C Magetan Siap Menjelajahi Kota Malang
Tour of Guangxi 2025, Etape 2: Paul Magnier Double Kill, Tak Terbendung di Jingxiu
Bentang Jawa 2025: Miswanto-Yusuf Kibar Rajai Kategori Pair, Citra Juara Women!
Juara Mainsepeda Trilogy Pilih Vakum Sejenak dari Balap Sepeda
Perfect Season! Pogacar Tambah Gelar Eropa Usai Juara Dunia
Israel-Premier Tech Rebranding Dampak Meluasnya Aksi Pro Palestina
Bentang Jawa Lunas
Tour de Pologne, Etape 4: Paul Magnier Gagalkan Brace Lawan dan Raih Kemenangan WorldTour Pertama
Bentang Jawa 2025: Memasuki Segmen Ternyaman, Melawan Kebosanan