Camp Istimewa Folbak di Lokasi Calon Ibu Kota

Mempererat persaudaraan, serta bersinergi dengan alam. Itulah tujuan besar digelarnya Folbak Camp Brother With Nature pada 19-20 Oktober lalu. Lokasinya di Pantai Tanah Merah, Samboja, Kutai Kartanegara. Acara ini menjadi gawe besar pertama bikinan Folbak (Folding Bike Balikpapan) setelah terbentuk pada 24 Agustus 2019.

Folbak menjadi wadah berkumpulnya pecinta sepeda lipat di Kota Minyak. Walaupun belum genap berusia tiga bulan, anggota komunitas ini mencapai 110 cyclist. Nah, Folbak Camp Brother With Nature akhir pekan lalu diselenggarakan untuk mempererat keakraban antar anggota. Total camp itu diikuti 58 peserta.

Acara itu diisi bersepeda sejauh 60 km. Start dari Cafe Driving Golf Telkom, Kota Balikpapan, Sabtu pagi (19/10), rombongan bergerak menyisir Pantai Manggar Segarasari, Pantai Lamaru, Gunung Tembak, Gunung Lampu, dan finis di Pantai Tanah Merah.

Ada dua kali pit stop. Pertama di Salok Api. Jaraknya sekitar 30 km dari Balikpapan. Pit stop kedua di Simpang Tiga Samboja, sekitar 18 kilometer menjelang garis akhir. Setiba di Pantai Tanah Merah sekitar pukul 11.30, mereka langsung mendirikan tenda, dan dilanjut dengan makan siang bersama.

”Tanah Merah ini digadang-gadang sebagai pantai yang nanti menjadi pusat wisata ibu kota baru Indonesia nanti. Panorama pantainya sangat indah. Dikelilingi hutan pinus yang sangat asri. Benar-benar spot yang pas untuk berlibur,” kata Ketua Folbak, Iwan Jack.

Pada Sabtu sore, diadakan extra ride jarak pendek. Sekitar 14 kilometer. Dari Pantai Tanah Merah menuju Waduk Samboja. Setelah itu dilakukan malam keakraban. Tujuannya agar lebih mengenal sesama anggota Folbak. Menyantap nasi liwet beralaskan daun pisang membuat malam keakraban semakin hangat.

Minggu pagi (20/10) diawali dengan salat subuh berjamaah. Setelah itu mereka membereskan tenda. Sebelum pulang ke Balikpapan, Folbak menggelar acara bersih-bersih Pantai Tanah Merah. ”Jadi kami ingin membantu menjaga lingkungan. Walaupun kontribusi kami mungkin masih sedikit,” sebut Yono Suherman, wakil ketua Folbak.

Folbak Camp Brother With Nature sekaligus menjadi acara perpisahan untuk salah satu founder Folbak, Bambang Setiawan. Oleh tempatnya bekerja, Bambang dimutasi ke Jakarta. Namun, ia menahan diri untuk mengikuti event itu. Setelah acara rampung Minggu siang, Bambang langsung terbang ke Jakarta.

Selain mengadakan camp, para anggota Folbak biasa berkumpul dua kali dalam sepekan. Sabtu, dan Minggu. Agenda berkumpul Sabtu mereka namakan gowes upgrade. Biasanya mereka mengambil rute tanjakan di Kota Balikpapan. Ada tiga titik favorit yang mereka sebut sebagai ”jalur naga”.

“Disebut demikian karena kontur medan gowes kami memang berbukit, dan rolling,” kata humas Folbak, BW Setiawan.

Titik pertama bernama sembilan punggung naga. Lokasinya di daerah Pasar Buton, Balikpapan. Yang kedua dinamai kepala naga kembar. Spot ini berada di Gunung Dubs, Balikpapan. Titik ketiga dinamakan 12 naga berayun. Berada di Samboja, mengarah ke Kota Samarinda.

Sementara, agenda Minggu dinamai gowes ceria. Titik kumpulnya di acara car free day (CFD). Para member Folbak dipersilahkan mengajak anggota keluarganya untuk berkumpul, dan bersilaturahmi.

Dari acara CFD pula nama Folbak semakin dikenal. Minat masyarakat masyarakat Balikpapan terhadap sepeda lipat pun kian tinggi.

”Saya mendapat informasi dari owner toko sepeda yang kebetulan menjadi member kami. Katanya penjualan sepeda lipat di Balikpapan meningkat drastis. Jadi selain sehat, efek bisnisnya juga ada,” bilang Iwan.

Selain itu, kehadiran Folbak menghindarkan para anggotanya dari hal-hal negatif. Kebetulan mayoritas member Folbak adalah masyarakat pendatang. Ada yang hidup jauh dari keluarganya. ”Jadi, daripada melakukan hal yang tidak, lebih baik gowes lalu ngopi bareng,” canda bapak tiga anak itu.(mainsepeda)

 

Foto-foto: Dokumentasi Folbak


COMMENTS