Rohan Du Ploy Ingin Ditambah Jadi Tujuh Etape

PERHELATAN Tour de Indonesia (TdI) yang berakhir Jumat (23/8) kemarin menyisahkan sejumlah kesan positif dari para pembalap. Mayoritas mereka merasa tertantang untuk kembali mengulangi tahun depan. 

Thomas Lebas misalnya. Pembalap Kinan Cycling Team yang meraih green jersey Tour de Indonesia 2019 mengaku senang bisa mengikuti balapan di Indonesia. "Tahun depan ingin mencoba lagi. Ini (TdI) merupakan balapan dengan level tinggi dan diikuti tim kuat. Saya akan ke Indonesia lagi untuk mengikuti Tour de Ijen dan Tour de Siak," kata Lebas.

Menurut Lebas, di TdI semua pembalap memiliki peluang yang sama untuk menjadi juara di tiap etape. Sebab, situasi dan kondisi di setiap rute berbeda dan berubah-ubah.

Hal senada juga diungkapkan Rohan Du Ploy. Pembalap ProTouch Continental Pro Cycling Team yang meraih red jersey (sprinter terbaik) di TdI 2019. Dia menyebut TdI sangat kompetitif sejak hari pertama.

"Semua pembalap langsung tancap gas. Ingin mencoba untuk breakaway," ujarnya.  Apapun itu lintasannya, menanjak ataupun lintasan datar. "Buat saya hanya butuh mengikuti pergerakan yang benar," imbuh Du Ploy.

Dia mengaku beruntung bisa ikut breakaway di etape pertama dan mendapat beberapa poin. Bagi Du Ploy, tanjakan yang ada di dua etape terakhir (etape 4 dan 5) cukup menyulitkan mental pembalap.

“Yang jelas dua etape terakhir jadi tantangan tersendiri buat saya. Hampir 30 km kami hanya menanjak. Ada yang sangat curam. Secara mental ini sangat sulit," jelasnya. Melibas tanjakan di dua etape terakhir memang menyulitkan. Tapi setelah sampai di puncak pemandangan, Du Ploy sangat menikmatinya.

Du Ploy sempat mengalami adanya lintasan yang masih bocor oleh kendaraan umum. Tapi baginya itu bukan masalah penting. Sebab tim pengamanan bisa membuat para pembalap tetap merasa aman.

Mengenai adanya rencana perubahan rute dan penambahan etape, Du Ploy menyambut positif. "Tentunya bakal jadi tantangan besar bagi para pembalap. Saya sendiri tertarik kalau ditambah sampai tujuh etape," ujarnya.

Sementara itu, sial sempat menimpa pembalap Timnas Indonesia, Dealton Nur Arif Prayogo. Pada etape 3 Rabu (21/8) lalu dia terjatuh setelah bersenggolan dengan salah seorang pembalap. Kaki kanan dan lengannya terluka. 

Tidak hanya terluka, sepeda Wdnsdy yang dia kendarai juga mengalami sedikit kerusakan. Ada bagian pada frame sepeda performance asal Indonesia itu yang lecet. 

Dealton pun mendapatkan sepeda pengganti. Namun, karena tidak nyaman, pembalap timnas Indonesia itu memutuskan untuk mengendari kembali sepeda Wdnsdy lamanya yang baru saja dia pakai saat terjatuh. Dia pun menyelesaikan etape ketiga meski harus kehilangan banyak waktu.

”Insiden kemarin menyebabkan frame sebelah kiri lecet. Pihak Wdnsdy bike minta langsung diganti sepeda baru, supaya tidak terjadi mechanical trouble,” jelas Dealton.

Ya, akhirnya dalam etape keempat Dealton menggunakan sepeda Wdnsdy baru. Itu adalah pengalaman istimewa bagi Dealton, baru kali pertama dia merasakan seperti itu selama menjadi pembalap. Dealton pun mampu finis top ten untuk kategori pembalap Indonesia dengan sepeda baru itu. 

”Saya merasa nyaman meski menggunakan sepeda baru, sebab ukuran dan geometrisnya sama persis dengan sepeda lama saya,” paparnya. 

Dealton bukan satu-satunya pembalap yang menggunakan sepeda Wdnsdy di Tour de Indonesia 2019. Seluruh pembalap CCI juga mendapatkan full support dari Wdnsdy.(*)

 

 


COMMENTS