Velodrome Rumput; Kehebohan Baru dari Kansas

Terkadang, daerah yang tidak punya apa-apa justru menjadi lebih kreatif. Dan kreativitas bisa menghasilkan sesuatu yang mendunia. Kansas, di tengah-tengah Amerika Serikat, merupakan contoh konkret.

Negara bagian ini tergolong sangat flat, minim bukit dan pohon. Tapi, dalam dekade terakhir, Kansas berhasil menyelenggarakan salah satu event sepeda terheboh di dunia. Yaitu Dirty Kanza, balapan gravel sejauh 320 km melewati jalanan berkerikil tajam yang berlangsung setiap awal Juni.

Saking populernya Dirty Kanza, balapan serupa menjamur di bagian-bagian lain Amerika. Bahkan di belahan lain dunia, mulai Eropa sampai Australia.

Saking populernya Dirty Kanza, sepeda gravel semakin booming. Sekarang menjadi kategori dengan pertumbuhan paling menakjubkan di dunia. Bahkan, di Amerika, 60 persen lebih penjualan sepeda adalah gravel bike.

Sekarang, siap-siap melihat perkembangan kategori baru yang muncul dari Kansas. Yaitu Grass Velodrome! Ya, balap track di atas permukaan rumput!

Velodrome yang menghebohkan itu adalah Lawrence Grass Velodrome. Terletak di kota Lawrence, sekitar satu jam naik mobil dari Kansas City. Kota Lawrence selama ini dikenal sebagai lokasi berdirinya University of Kansas, salah satu universitas terbesar di Amerika.

Oh ya, letak Lawrence juga tak jauh dari Emporia, tempat diselenggarakannya Dirty Kanza!

Lawrence Grass Velodrome ini panjangnya 333 meter, benar-benar flat alias datar, dan 100 persen rumput.

Sebenarnya, velodrome rumput ini sudah berdiri sejak 2010. Malahan versi awalnya sejak 2009. Dibuat oleh dua pria Kansas penghobi sepeda, Bill Anderson dan Mark Thomas.

Pada 2009, Anderson dan Thomas membuka manual milik British Cycling, mencari spesifikasi untuk membangun velodrome. Mereka memilih sebuah tanah publik di sisi Sungai Kansas. Sayang, velodrome ini hanya bertahan setahun, karena kebanjiran!

Mereka lantas bertemu dengan penghobi sepeda lain, Steve Schwada, yang memiliki sepetak tanah yang di dataran lebih tinggi. Dan mereka pun diizinkan menggunakan tanah itu secara gratis.

“Tanah ini tidak pernah digunakan untuk pertanian. Benar-benar tanah perawan. Tak banyak tanah seperti ini tersisa di Amerika,” kata Anderson seperti dilansir Velonews.

Sesuai perjanjian, selama sembilan bulan Schwada memangkasi rumputnya sebagai makanan ternak. Lalu selama tiga bulan musim panas, tanah itu digunakan untuk velodrome. Sejak 2010, kejuaraan track Kansas diselenggarakan di lintasan rumput itu.

Tentu saja, tidak mudah melaju –apalagi balapan-- di atas rumput dan tanah yang tidak mulus. Mereka yang berminat turun di situ datang dari latar belakang gravel racing. Tuntutan sepedanya sama, ban lebar dengan tekanan angin rendah.

Tentu saja, banyak orang menganggap ini sebagai “lintasan kampung.” Dan para pemakainya tidak keberatan disebut kampungan! Yang penting bisa gowes sesuka hati.

Belakangan, “pembalap kampungan” bisa menyombongkan diri. Karena lintasan ini melahirkan seorang pemegang rekor dunia. Ashton Lambie, pembalap lokal, berhasil naik ke pentas nasional, lalu internasional. Dan Agustus lalu dia berhasil memecahkan rekor dunia individual pursuit di Meksiko!

Ashton Lambie.

Intinya, tidak peduli latihannya di mana, asal itu bisa membuka jalan bagi pemula, maka prestasi bisa dihasilkan! “Silakan tertawakan kami. Tapi kami sekarang telah melahirkan seorang pemegang rekor dunia,” tandas Anderson.

Kabarnya, beberapa wilayah lain di Amerika telah datang ke Lawrence untuk studi banding velodrome rumput ini. Jangan-jangan, dalam beberapa tahun ke depan, balapan track di rumput jadi sebuah kategori baru yang booming. Dan tidak perlu modal mahal untuk membangun lintasannya! (mainsepeda)

 


COMMENTS