Diantara persaingan panas memperebutkan juara East Java Trilogy 2024, kategori Men Age 45-49 paling disorot. Tercatat empat cyclist berpeluang merengkuh gelar juara. Mereka akan bersaing ketat di seri terakhir, EJ Sport Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2024 pada Sabtu, 21 September mendatang. 

Di papan klasemen sementara, Juwanto berada di posisi puncak. Ia telah mengumpulkan 32 poin. Hasil memenangi Bromo KOM X dan finis ketiga di Kediri Dholo KOM 2024. Cyclist asal Lumajang, Slamet Efendi membuntuti Juwanto. Keduanya berbeda enam poin. Selanjutnya terdapat Rengkong Wangsa dan Eko Febianto yang masing-masing mengoleksi 22 dan 20 poin. 

"Persaingan tentunya ketat dan berat karena saya sendiri bukan climber murni. Sedangkan, lawan-lawan merupakan climber," kata Juwanto. 

Dalam hitung-hitungan poin, cyclist asal Semarang itu minimal harus finis runner-up jika ingin meraih gelar juara East Java Trilogy. Asalkan, Slamet berhasil finis terdepan di puncak Paltuding, Ijen. Namun, Juwanto menargetkan dirinya mampu meraih dobel gelar. Memenangi EJ Sport Banyuwangi Ijen KOM sekaligus menjuarai East Java Trilogy 2024. 

Baca Juga: Transfer Service Solusi Mudah dan Nyaman Para Cyclist

"Saya berusaha untuk tidak lepas dari rombongan depan. Tapi saya akan semaksimal mungkin bisa raih double winner, Trilogy dan Ijen," imbuhnya. 

Akan tetapi, target ambisius Juwanto tidak akan berjalan mudah. Menilik hasil di seri kedua, Ia kalah bersaing dengan Deni Sudrajat dan Rengkong Wangsa yang mengisi posisi 1 dan 2.

Deni adalah juara bertahan di kelas yang sama. Namun, kans juaranya tertutup karena absen di seri pembuka Bromo KOM X. Seperti diketahui, terdapat bonus 20 poin bagi peserta yang mengikuti seluruh seri East Java Trilogy. Dan, Deni tidak akan mendapatkannya.

"Kalau saya lihat peta kekuatan yang terkuat adalah Deni. Cuma kadang race hari H, ya segala faktor bisa menjadi penghalang," kata Rengkong.

Pria asal Gorontalo itu baru saja naik kelas tahun ini. Sebelumnya Rengkong mengisi kategori Men Age 40-44 dan menjadi runner up East Java Trilogy tahun lalu. Kalah satu poin saja dari Yohanes Tekno Wijoyo.

Baca Juga: Cyclist Favorit: Guntur Priambodo dari Angkat Besi Kepincut Balap Sepeda

Rengkong tampaknya tak main-main menghadapi EJ Sport Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2024. Ia mengaku sedang fokus berlatih di Manado. Di kampung halamannya, Gorontalo jalur gowes lebih banyak didominasi jalanan flat. Hal ini membuatnya harus hijrah sementara ke Manado yang memiliki banyak segmen tanjakan. 

"Kebetulan seminggu lalu ada event di Manado dan saya stay di sini sampai dekat event Ijen KOM. Kebetulan di Manado banyak gunungnya, jadi perbanyak nanjak," imbuhnya. 

Selain nama-nama di atas, cyclist asal Australia Juan Pablo Ramirez juga masih memiliki kans masuk podium tiga besar. Meski peluangnya kecil. Ramirez sejauh ini mengumpulkan 11 poin dari dua balapan awal. (Mainsepeda)

Populer

Vuelta a Espana 2025, Etape 12: Pisah dari UAE, Ayuso Tetap Garang
Vuelta a Espana 2025, Etape 11: Balapan Tanpa Hasil Sebab Demonstrasi Pro-Palestina
Bentang Jawa 2025: 181 Peserta, 47 DNF, Rekor 119 Finisher!
Bluefire Ijen KOM 2025: Gumitir Dibuka, Akses Banyuwangi Tanpa Drama 
Bentang Jawa 2025: Stephen Lane Juara! Pecah Rekor Finish Under 78 Jam
Kediri Dholo KOM 2025: Kapolres Kediri Ikut Gowes sekaligus Pastikan Kelancaran Rute
Kediri Dholo KOM 2025: Ratusan Cyclist Diajak Bernostalgia dengan Double Climb
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 1: Jeroen Meijers Mendominasi Etape Pembuka
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!
Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 2: Fransesco Carollo Menang Sprint, Swatt Club Merajalela!