Last Dance Cavendish di Tour de France

| Penulis : 

Mark Cavendish akan balapan di Tour de France untuk yang ke-14 kalinya. Yang spesial, ini akan menjadi balapan terakhir Cavendish di Tour de France. Ia telah memutuskan pensiun di akhir musim ini.

Cavendish memiliki ambisi meraih kemenangan satu etape lagi untuk melampaui rekor Eddy Merckx. Saat ini Cavendish memiliki 34 kemenangan etape, sama dengan Merckx.

Cavendish terkenal dengan gaya sprint-nya yang aerodinamis dan mengandalkan power. Hal ini juga yang membuatnya mendapat julukan ‘Cannonball’. Kombinasi kecepatan serta determinasi menjadi kunci pembalap asal Inggris itu berhasil unggul dari para pesaingnya, dan membawanya meraih kemenangan berkali-kali.

Kesuksesan Cavendish di Tour de France selama bertahun-tahun sudah cukup untuk dirinya mendapatkan label sprinter tercepat di sepanjang sejarah Tour. Pembalap berusia 38 tahun ini mungkin sudah tidak secepat ketika di masa mudanya. Kondisinya fisiknya yang mulai menurun karena tergerus usia juga harus membuatnya sedikit merubah gaya balapannya.

Ketika di Giro d’Italia 2023 terlihat Cavendish sudah tidak memiliki kecepatan seperti dulu. Sadar jika kecepatannya sudah mulai menurun, pembalap asal Inggris itu memanfaatkan pengalamannya untuk melakukan sprint dengan timing yang tepat. Hasilnya, ia bisa meraih kemenangan etape Giro d’Italia.

Kemenangannya di Giro seakan mempertegas kepada para pesaingnya bahwa Cavendish belum habis. Dan masih bisa bersaing dengan pembalap-pembalap yang lebih muda.

Sepanjang kariernya di Tour de France ia berhasil meraih 34 kemenangan etape dan dua jersey hijau. Ia juga sempat mengalami insiden kecelakaan. Berbagai drama di Tour pokoknya sudah pernah ia rasakan.

Tour de France 2023 seakan menawarkan panggung mewah bagi Cavendish untuk mengakhiri karier profesionalnya. Bahkan jika ia gagal meraih kemenangan etape dan gagal memecahkan rekor, ia masih akan dicatat sebagai salah satu sprinter tercepat di sepanjang sejarah.

Tim Cavendish, Astana-Qazaqstan mendukung penuh pembalap asal Inggris itu untuk bisa memecahkan sejumlah rekor. Astana-Qazaqstan secara khusus memberi tugas Mark Renshaw, mantan rekan setim Cavendish, sebagai sprint consultant di gelaran Tour de France.

Jika Cavendish pada akhirnya berhasil memenangkan salah satu etape di Tour de France, fixed Cavendish bukan saja belum habis. Namanya layak disejajarkan dengan para legenda balap sepeda.(mainsepeda)

Saksikan Episode Terbaru Podcast Mainsepeda

Populer

Criterium du Dauphine 2025, Etape 8: Pogacar Raih Gelar Juara Umum
Criterium du Dauphine 2025, Etape 7: Pogacar Semakin Dekat Juara Umum
Jajal Rute Dholo KOM, Wakapolda Jatim Tanpa Nuntun
Criterium du Dauphine 2025, Etape 6: Pogacar Menang, Vingegaard Kewalahan
Nggravel Blitar 2025: Berburu Cyclocomp iGPSport BiNavi Sembari Liburan Keluarga Seru
Kolom Sehat: Dauphine dan Kegelisahan 
Pemersatu Komunitas Sepeda Se-Jawa Timur
Review Sensah Empire Pro 12-Speed setelah 1.000 Km Plus (3-Habis)
WCC Surabaya Gowes ke Malang, Kolab dengan Ratjoen Femmes
Canyon Siapkan Penerus MTB Lux CF?