Team Ineos Ancam Mundur dari Tour de France jika Protokol Kesehatan Tidak Aman

General Manajer Team Ineos Dave Brailsford membuat pernyataan mengejutkan. Ia menegaskan akan menarik pasukan Team Ineos dari Tour de France 2020 --yang baru saja dijadwalkan ulang-- jika panitia tidak menerapkan pencegahan coronavirus yang terukur, cerdas, dan responsif. 

"Kami memiliki hak untuk menarik tim jika menganggapnya perlu," kata Brailsford seperti dikutip dari Guardian. Apa yang dilakukan Brailsford bukan sekedar gertakan. Hal itu pernah juga dilakukan ketika Paris-Nice berjalan pada Maret lalu. Saat itu ia memutuskan menarik diri dari Paris-Nice karena coronavirus makin mewabah. Event itu sendiri akhirnya berjalan tidak sesuai jadwal. Etape terakhir terpaksa ditiadakan.

"Ketika Tour de France berlangsung, kami berencana berpartisipasi. Tapi kami juga akan memantau perkembangannya. Tak menutup kemungkinan kami akan melakukan seperti saat Paris-Nice," ujarnya.

Dave Brailsford

Jadwal baru Tour de France 2020 memang akhirnya dirilis oleh Amaury Sport Organisation (ASO) sebagai penyelenggara, dengan Union Cycliste Internationale (UCI). Ajang balap sepeda paling masyhur di dunia tersebut akan dilangsungkan mulai 29 Agustus hingga 20 September mendatang.

Penjadwalan ulang itu dilakukan setelah Presiden Prancis, Emmanuel Macron, melarang semua acara publik sampai 11 Juli. Tour de France sendiri mulanya dijadwalkan pada Juni 2020. Keputusan penjadwalan ulang itu menuai pro dan kontra.

Salah satu pihak yang mengkritik penjadwalan itu adalah Devi Sridhar. Dia merupakan Kepala Global Public Health di University of Edinburgh. Dia juga salah seorang penasihan pandemi untuk Pemerintah Skotlandia. Sridhar menyebut penjadwalan ulang Tour de France tidak tepat. "Yang bijaksana untuk dilakukan adalah membatalkan untuk tahun ini. Itu memang keputusan menyakitkan, tetapi mereka tidak punya pilihan," tegas Sridhar.

Sementara itu, Jonathan Vaughters, manajer tim Education First mengatakan ia dan sponsor timnya akan mencari jaminan dari ASO soal keamanan Tour de France. "Kami ingin melihat teknik mitigasi yang tepat sebelum acara," katanya. “Mungkin pada bulan Juli atau Agustus virus telah mereda hingga titik itu tak ada risiko lagi. Tapi tetap perlu adanya mitigasi besar sebelum acara digelar," katanya.

Ia mencontohkan mungkin perlunya kebijakan untuk mengkarantina pembalap sebelum mereka berada di garis start. Vaughters mengakui bahwa keinginan untuk mengadakan Tour de France adalah kabar baik bagi bisnis tim balap sepeda.

“Tour bisa menjadi penentu bagi perekonomian jika itu terjadi. Itu juga bagian dari sebuah tanda bahwa segalanya telah membaik. Namun kita juga harus melihat bagaimana Tiongkok dengan sangat hati-hati meskipun mereka sudah membuka lockdown," ujarnya.(mainsepeda)

Foto: Reuters - Getty Images


COMMENTS