Rayakan Hari Pernikahan, Ganjar Pranowo-Siti Atikoh Gowes Sambil Baksos

Sebagai cyclist sejati, Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah beserta istri, Siti Atikoh merayakan hari ulang tahun pernikahan ke-20 tahun dengan cara bersepeda. “Sebetulnya hari ulang tahun pernikahan kami hari Rabu, 25 September. Tapi dirayakannya bareng teman-teman cyclist di hari Sabtu, 28 September,” bilang Siti Atikoh.

Ganjar dan istri tercatat sebagai anggota Samba (Semarang Bicycle Association) sejak 2016. Selain itu, Atikoh juga anggota Women Cycling Community (WCC) Semarang.

“Awalnya teman-teman dari komunitas Samba sowan ke bapak dan ibu Gubernur. Kami sampaikan niat untuk mengadakan gowes bareng sebagai ucapan syukur. Bapak dan ibu setuju. Apalagi ibu kan hobinya bersepeda dan lari,” kata Lo Tik Yong, komandan Samba.

Setelah mendapatkan lampu hijau dari Ganjar beserta istri, Samba menggandeng sejumlah komunitas lain untuk berpartisipasi. Ada 260 cyclist yang menjadi peserta. “Pesertanya dari Semarang dan sekitarnya. Ada yang dari Demak, Kudus, Jepara, Ungaran, Ambarawa, dan Salatiga. Semuanya ikut,” imbuh Ko Chay, salah satu pengurus Samba.

Acara gowes spesial hari ulang tahun pernikahan Ganjar-Siti Atikoh digelar Sabtu pagi, 28 September. Keduanya kompak mengenakan jersey bercorak hitam, dan bermotif beskap batik. Hasil desain kreatif dari SUB Jersey.

Startnya di depan kantor BPSDM Jateng. Dari sana, rombongan bergerak menuju Sukun, Pudakpayung, Alas Karet, dan finis di Goa Rong. Total jaraknya 40 kilometer.

Ketika singgah di Pudak Payung, rombongan mampir di Panti Asuhan Manarul Mabrur. Kehadiran disambut suka cita oleh penghuni panti dan masyarakat sekitar. Ganjar dan Atikoh menyerahkan bantuan berupa uang tunai dan sembako. Keduanya juga akrab bercengkerama dengan pengasuh Panti Asuhan Manarul Mabrur, Rois Bawono Hadi dan anak-anak penghuni panti.

Selepas dari panti, rombongan bergerak menuju Alaska, sebutan Alas Karet dan Goa Rong. Sebelum sampai di lokasi finis, Ganjar dan Atikoh singgah ke rumah seorang buruh cuci seterika. Namanya Sawitri yang berusia 60 tahun. Dia tinggal di Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Selain memberikan bantuan rumah tidak layak huni (RTLH), Ganjar juga memberikan modal usaha kepada Sawitri. Melalui modal usaha itu, Ganjar berharap Sawitri tidak hanya menggantungkan hidup dari upah sebagai buruh cuci seterika. “Saya tidak pernah menyangka akan mendapat kebahagiaan ini,” ucap Sawitri dengan terisak tangis.

Perjalanan dilanjutkan, rombongan mulai membelah hutan menuju puncak Goa Rong. Jaraknya memang pendek. Hanya 1,6 kilometer tetapi tanjakannya curam. Cukup menantang.

Setiba di Goa Rong, Ganjar dan Atikoh memberikan bantuan kepada Ngatimin, ketua kelompok difabel area Goa Rong.

Perjuangan para cyclist menaklukkan tanjakan curam itu, terbayar lunas setelah sampai di pucuk Goa Rong. Pemandangannya bagus sekali. Dari sini terlihat luasnya Telaga Rawa Pening, juga megahnya Gunung Merbabu, dan Gunung Telomoyo.

Rupanya para cyclist Semarang telah mempersiapkan kejutan untuk Ganjar, dan Atikoh. Diam-diam mereka mengundang sahabat Ganjar, Katon Bagaskara sebagai bintang tamu. Kehadiran Katon tidak tercium oleh Ganjar, maupun istri. Tak heran apabila keduanya sangat terkejut.

“Ketika bapak dan ibu gubernur sedang bernyanyi 'Tak Bisa ke Lain Hati' milik KLa Project, mendadak Mas Katon muncul dari belakang. Bapak pun terkejut. Mereka akhirnya duet dengan Mas Katon. Seru sekali. Kehadiran Mas Katon membuat suasana lebih hidup,” imbuh Ko Chay.

“Terima kasih kepada teman-teman yang telah menggelar acara keren ini. Selain sehat juga bisa berbagi dengan anak-anak panti, dan memberikan bantuan untuk rehab rumah tidak layak huni,” tutup Ganjar yang diamini Siti. (mainsepeda)   

 

Foto : Dewo Pratomo dan dokumentasi

 


COMMENTS