Kemenangan Julian Alaphilippe di Etape 2 Tour de France 2020, Minggu (30 Agustus), merupakan kemenangan historis. Paling tidak secara teknis, dalam hal pemilihan jenis ban. Sukses itu merupakan yang pertama untuk ban clincher, memakai ban dalam, dalam sejarah lomba yang sudah berlangsung 107 kali dalam 117 tahun tersebut!

Selama lebih dari 100 tahun, lomba ini --dan lomba profesional dunia pada umumnya-- selalu didominasi oleh ban tubular. Jenis ban yang harus dilem pada wheelset.

Alasannya, ban tubular memberi feeling lebih nyaman, serta lebih aman. Kalau sampai bocor, ban tetap menempel di velg, dan masih bisa digunakan (walau berat) sambil menunggu datangnya pengganti.

Dalam dekade terakhir, eksperimen menggunakan ban tubeless juga mulai dilakukan. Ban ban tanpa ban dalam itu sesekali mampu meraih kemenangan. Ban jenis tubeless dianggap memiliki rolling resistance lebih rendah, melaju lebih kencang dari tubular. Plus, dengan pemakaian cairan khusus, bisa "sembuh sendiri" apabila terjadi kebocoran.

Ban clincher, selama ini, cukup ditakuti. Walau rolling resistance-nya bisa lebih baik dari tubular, risiko pecahnya lebih tinggi. Khususnya karena pinch flat (tekanan/hantaman keras saat membentur permukaan rusak). Serta kalau pecah saat kecepatan tinggi (kecepatan lomba) bisa berbahaya karena ban bisa lepas dari velgnya.

Kalau ingin memakai ban clincher lebih cepat dan efektif, syaratnya harus pakai ban dalam yang terbuat dari latex. Kombinasi itu, tampaknya, adalah yang digunakan oleh Julian Alaphilippe. Begitu pula pembalap-pembalap lain Deceuninck-QuickStep. Juga Tim Bora-Hansgrohe.

Semua tim itu disponsori oleh Specialized, perusahaan sepeda Amerika yang dikenal berani bereksperimen dalam banyak hal. Eksperimen serupa pernah mereka lakukan beberapa tahun lalu, namun sempat mengalami kegagalan spektakuler. Sekarang, mereka sepertinya sudah punya komposisi ban luar dan dalam yang membuat para pembalap lebih percaya diri.

Tanda-tanda eksperimen baru ini sudah terlihat beberapa pekan lalu, saat Specialized meluncurkan wheelset merek Roval (merek sendiri), jenis Rapide CLX dan Alpinist CLX. Dua-duanya khusus clincher. Tidak bisa dijadikan tubeless. Ini termasuk melawan arus tren.

Di etape kedua TdF Minggu, Alaphilippe menang memakai Alpinist CLX, dipadu dengan ban S-Works Turbo Cotton.

Setelah lebih dari 100 tahun, akhirnya ban clincher yang biasa dipakai penghobi sehari-hari bisa menang di Tour de France. Ironis juga, mengingat dengan segala kemajuan teknologi dalam satu abad terakhir, teknologi sepeda sebenarnya berputar-putar saja! (mainsepeda)

Populer

Criterium du Dauphine 2025, Etape 7: Pogacar Semakin Dekat Juara Umum
Cannondale Topstone Carbon, Sepeda Gravel Bersuspensi
Criterium du Dauphine 2025, Etape 6: Pogacar Menang, Vingegaard Kewalahan
Inilah Tiga Rute Seru untuk Gravel Bike di Tangerang
Kisah LeBron James dan Kecintaannya pada Sepeda
Dilarang Gowes Berjajar Lebih dari Dua Sepeda
Nggravel Blitar 2025: Berburu Cyclocomp iGPSport BiNavi Sembari Liburan Keluarga Seru
Jajal Rute Dholo KOM, Wakapolda Jatim Tanpa Nuntun
Recovery Ride Bareng Aza dan Johnny Ray, Lalu Sarapan dengan Wali Kota Surabaya
Citra Dewi: Tak Apa Pelan-pelan, yang Penting Gowes Stabil