Begitu jadwal balap kembali disusun oleh UCI, sejumlah tim mulai menerapkan strategi baru menyikapi hal tersebut. Strategi yang disusun tim balap sepeda musim ini tentu berbeda dari sebelumnya. Sebab kali ini mereka menghadapi masalah pandemi Covid-19.

Tim Lotto-Soudal salah satu yang telah mengungkapkan strateginya ke publik. Tim asal Belgia ini membuat tiga "cluster" untuk menyongsong persiapan balapan musim ini. Hal tersebut dilakukan Lotto-Soudal untuk mengurangi risiko penularan coronavirus yang belum hilang sampai saat ini.

Pembuatan "cluster" ini diharapkan bisa mengurangi pencampuran tim secara keseluruhan. Baik itu pembalap maupun staf pendukung tim. Sebab pembalap maupun staf pendukung tentu bakal berinteraksi dengan banyak orang ketika mengikuti agenda balap. Hal inilah yang menjadikan mereka rentan terpapar virus.

Tiga cluster yang dibentuk Lotto-Soudal itu akan tinggal di satu negara selama mungkin. Di negara tersebut para personil dan peralatan balap akan disiapkan di tempat yang layak. Mereka akan terus dipantau kondisinya.

"Cluster" Lotto-Soudal itu bakal disiapkan untuk mengikuti tiga tur besar. Yakni, Giro d'Italia, Tour de France, dan Vuelta a España.

Sebagaimana diketahui, agenda balap musim ini --termasuk tiga tur besar itu-- berantakan akibat pandemi Covid-19. Banyak pembalap dan tim menganggap jadwal terbaru yang dirilis UCI tumpang tindih. Akhirnya banyak tim yang tidak menggunakan pembalapnya untuk ikut lebih dari satu agenda balapan. (Baca juga: UCI Rilis Jadwal Baru, Kejuaraan Dunia 2020 Tetap di Swiss).

"Setiap cluster itu akan mendapat warna berbeda dan mengikuti agenda balapnya sendiri," kata dokter tim Lotto-Soudal, Jens De Decker kepada media lokal Het Laatste Nieuws.

Kata De Decker, pembuatan cluster itu untuk mencegah penyebaran coronavirus. Sebab dengan cara seperti itu pembalap akan mengalami sedikit rotasi. "Semakin kecil kemungkinan mereka terkontaminasi (virus)," ujarnya.

Selain itu program tersebut juga mempermudah tim untuk menyiapkan materi yang diperlukan dalam waktu singkat di satu tempat, di satu negara, secara berkelompok. "Cara ini membuatnya lebih mudah secara praktis,” kata De Decker.

Langkah-langkah ini nantinya akan diikuti dengan kebijakan bahwa pembalap dan staf pendukung harus menjawab kuesioner setiap hari. Kuesioner itu untuk mengevaluasi kondisi mereka, serta menerima pemeriksaan medis rutin.

“Sistem ini membuat persiapan tim lebih jelas. Nantinya tim akan memantau perkembangan para pembalap dan staf lewat tes berseri, kuesioner harian, dan pemeriksaan kesehatan rutin," jelas De Decker.(mainsepeda)

Populer

Tour de France 2025, Etape 10: Simon Yates Taklukan Le Mont-Dore, Healy Geser Pogacar!
Kediri Dholo KOM 2025: Persaingan Kelas Women Elite Makin Sengit
Tour de France 2025, Etape 9: Jegal Milan, Merlier Catat Kemenangan Kedua
Rute Kediri Dholo KOM 2025: Mampir Dulu ke Pos 1 Kelud
Daftar 20 Tim Peserta Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Dari Eropa Hingga Tanah Air
Kediri Dholo KOM 2025: Juara Nasional IRR Siap All Out, Targetkan Juara!
EJJ 2025 1.500 Km: Gelar Men Pair Milik Azrul Ananda-Joko Sumalis
Pompa Ban Anda sesuai Berat Badan
Manado (Sulut) Diberkati
Tour de France 2025, Etape 7: Pogi Berpesta di Mur de Bretagne