Kolom Sehat: Baru Terasa Ketika Kau tak Ada

| Penulis : 


Sudah berapa lama Anda bersepeda? Setahun, lima tahun, atau bahkan sudah lebih dari sewindu? Apa yang membuat Anda memulai bersepeda? Suka alat atau sepedanya, suka berolahraga, atau karena Anda memang ingin menghijaukan bumi? Anti bahan bakar fosil. Entah apa alasannya, kita bertemu di hobi yang sama. Hobi bersepeda, tepatnya.

Masih banyak alasan lain mengapa orang mulai bersepeda. Tapi bagi saya pribadi, saya sampai lupa kapan kali pertama bersepeda. Yang jelas masih ingusan. Ingus yang keluar tanpa disuruh. Kemudian dilap dengan kain senemunya. Biasanya kain baju bagian lengan kanan dan kiri.

Kala itu helm belum menjadi keharusan. Embusan angin di rambut ketika mengayuh sepeda, adalah kemewahan bagi anak sebaya saya. Tidak ada yang punya bike computer. Tidak ada yang punya Strava. Tentu saja pada saat itu belum ada Strava. Cepat atau lambat belum terlalu dipermasalahkan. Bersepedanya pun hanya keluar masuk kampung.

Oh iya, lupa. Sepedanya seperti sepeda mini dua speed. Memindah gear-nya berada di tengah handlebar. Saya sudah mencari foto saya pada saat itu. Namun tidak menemukan. Saya masih ingat sepeda pertama, kedua, dan ketiga yang pernah saya miliki. Mulai yang keempat dan kelima, saya lupa.

Ini masa kanak-kanak. Setelah itu beranjak bekerja, dunia sepeda tergantikan oleh kesibukan perkerjaan. Makin lama makin tidak pernah berolahraga, kala itu. Hingga akhirnya saya menderita sciatica. Rasa sakit yang sangat hebat dari panggul ke bawah. Ke bawah ini maksudnya ke dua kaki ya pembaca.

Seperti apa rasa sakit itu? Seperti geli? Kesemutan? Atau pegal? Rasanya kaku sekali. Lutut dan belakang lutut saya sangat sakit. Hingga berjalan biasa saja hanya bisa dilakukan tidak sampai sejam. Setelah itu kaki seperti mati rasa. Tidak bisa berdiri. Setelah berobat ke sana-ke mari, akhirnya ditemukan perawatan chiropractic. Kala itu bisa meredakan sakit yang saya alami.

Nah akhirnya saya membaik. Tapi ketergantungan saya akan perawatan ini cukup tinggi. Akhirnya saya bertanya ke dokter yang kala itu merawat saya, apakah saya bisa membaik. Ternyata bisa. Dokter menyarankan saya untuk renang atau bersepeda. Singkatnya saya pilih bersepeda. Karena saya sudah mencoba renang dan ada ketidakcocokan di antara kami.

Setelah itu saya bersepeda. Tidak lansung seperti hari ini, di mana 50 kilometer itu sudah menjadi kebiasaan. Dulu saya bisa bersepeda ke warung saja sudah senang. Sebab tujuan saya ingin sehat. Ingin lebih bisa bergerak leluasa. Serta bebas dari rasa sakit. Karena rasa sakit kala itu begitu membatasi aktivitas saya.

Peliharalah kesehatan Anda. Salah satu caranya dengan olahraga sepeda. Ketika kesehatan itu sirna dan tidak bisa dirasakan lagi, saat itu terasa menyesakkan dan menyesal sekali. Waktu Anda sehat, makan melinjo satu kaleng atau satu toples mungkin biasa. Tapi untuk orang yang memiliki asam urat tinggi, secuil melinjo bisa menjadi pencetus kesakitan yang luar biasa. Maka jagalah kesehatan Anda selagi bisa. Sekian. (johnny ray)

Podcast Mainsepeda Bareng AZA x Johnny Ray Episode 115

Foto: @motretsport

Populer

Daftar East Java Journey Lagi, Penasaran Rute dan Kejutan Baru dari Mainsepeda
UCI World Championship 2025: Pogacar Back to Back Juara Dunia Road Race
Tour of Guangxi 2025, Etape 3: Magnier Menggila, Hattrick Tercipta
Pembalap JPC Mengejutkan, Memenangi Etape 2 Tour of Zhanghe
Sekalian Staycation, Deretan Hotel Ini Bisa Jadi Rekomendasi Peserta Malang Century Journey 2025
Komunitas Warlok Ratjoen CC Ajak Nikmati Malang Century Journey 2025
Unity Ride For Education, Gowes Sepeda Lipat Jakarta-Lombok Untuk Galang Dana
Nusantara-BYC Rebut Best Asian Team di Tour de Langkawi 2025
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Start 06.00 WIB Demi Nikmati Sunrise, Cut off Time 13.30
Bluefire Ijen KOM 2025: Finish Strong, Wakapolda Jatim Lebih Nyaman Berlomba daripada Jadi RC