Sepeda aero, atau berfitur aero, sekarang sudah jadi sesuatu yang biasa. Bahkan sepeda
allrounder dan offroad pun memiliki fitur-fitur aero. Tidak banyak yang tahu, pionirnya adalah merek asal Kanada, Cervelo.

Pada 2002, mereka merilis
frame alloy bernama Soloist, dengan bentuk bagian yang pipih untuk membantu membelah angin. Sepeda itu berevolusi menjadi karbon, meraih popularitas dahsyat di arena balap dunia hingga 2008. Setelah itu, Soloist digantikan dengan S-Series. Mulai S2, S3, dan kini beberapa varian S5.

Sekarang, setelah hampir 15 tahun "mati," Soloist segera kembali. Cervelo sudah menurunkan lagi jenis ini di arena balap. Bukan lewat tim utama WorldTour Jumbo Visma, melainkan agak "menyembunyikan" lewat tim junior (development) Jumbo Visma. Walau belum resmi dirilis, Cervelo sudah mengakui kalau ini adalah Soloist baru.

Secara keseluruhan, bentuk frame ini mirip Caledonia, sepeda allroad dari Cervelo. Tidak banyak beda pula dengan frame-frame aero kebanyakan. Bisa dimaklumi bila pada akhirnya semua desain converging menjadi mirip, karena hasil optimal analisis pengembangan (plus regulasi UCI) pada akhirnya akan membuat semua sepeda jadi mirip.

Juan Jose Haedo (Team CSC) dengan Cervelo Soloist pada 2007

Bedanya dengan S5 terbaru, Soloist ini memiliki kokpit lebih konvensional. Tidak menggunakan stem bentuk "Y," yang oleh beberapa mendapatkan keluhan, karena bagian internal steerer bisa terus "membentur" dinding dalam head tube dan bisa mengakibatkan kerusakan. Belum lagi masalah bike fitting yang lebih kompleks, karena tidak bisa mudah ganti stem dan handlebar.

Untuk Soloist, Cervelo menggunakan sistem Aerodynamic Cable Routing (ACR) dari FSA. Seperti yang digunakan Bianchi, Merida, atau merek Indonesia Wdnsdy AJ5. Tetap clean look, tapi memberi opsi pilihan seideal mungkin bagi pemakainya.

Menurut Cervelo, Soloist ini belum akan cepat hadir di pasaran. Paling cepat pada semester kedua tahun ini. Sekali lagi bisa dimaklumi, mengingat terjadinya masalah shortage serta kendala shipping yang terjadi di seluruh industri sepeda dunia. (mainsepeda)

Podcast Main Sepeda Bareng AZA x Johnny Ray

Foto: cyclingtips, cyclingnews

Populer

Tour de Banyuwangi Ijen 2025, Etape 4: Fenomenal! Cyclist Tertua Rebut Juara Umum
Tips Setting Rantai Hub Gear dan Lepas Roda Belakang Brompton
Primoz Roglic Ranking Satu Dunia 2019
HUT RI ke-75, Gowes 75 Km Keliling Surabaya Raya
Tips Merawat Jersey Sepeda Agar Tetap Awet
Diwarnai Insiden Kecelakaan, Kaden Groves Berhasil Menjadi Juara Etape Lima
Latihan Intensif Antar Denny Stevano Bisa Debut Manis di Bromo KOM 2023
Tadej Pogacar Melawan Dirinya Sendiri di Giro d'Italia
Nggravel Blitar 2025: Hendri Finisher Pertama MTB, Marseilo Tercepat Gravel Bike
John Boemihardjo: Sepeda Minimalis untuk London-Edinburgh-London 1.500 Km!