Tren Sadel Hidung Pendek

| Penulis : 

Urusan sadel merupakan urusan paling private bagi seorang cyclist. Sadel yang cocok untuk satu orang belum tentu nyaman untuk yang lain. Seseorang bisa membeli hingga lima sadel sebelum menemukan “soul mate”-nya.

Untuk menentukan sadel nyaman atau tidak juga butuh mencoba. Dan mencobanya tidak sebentar. Ada yang ketika dicoba lima menit enak, ternyata menyiksa setelah satu jam.

Kesimpulannya, untuk urusan sadel, jangan pernah mendengar rekomendasi orang lain. Duduki sendiri, rasakan sendiri saat bersepeda agak jauh. Kalau tidak cocok, ya nasib. Beli lagi cari model lain!

Nah, belakangan, ada tren baru di arena sadel. Tren ini semakin menambah kompleksnya urusan memilih sadel. Yaitu tren sadel berhidung pendek (short-nose saddle).

Kalau diukur, yang tergolong sadel berhidung pendek adalah sadel yang panjang totalnya 255 mm atau kurang.

Sebenarnya, selama bertahun-tahun, sadel hidung pendek ini sudah exist. Sangat populer di arena time trial (TT) atau triathlon. Logikanya, sadel pendek itu lebih nyaman diduduki saat posisi aero atau agresif, saat badan sangat membungkuk ke depan.

Tren sadel pendek untuk road bike “normal” mulai dipopulerkan oleh Specialized pada 2015, saat merilis sadel bernama “Power.” Alasan dirilisnya sadel ini juga sama dengan TT atau triathlon. Yaitu membuat pembalap/pengendara lebih nyaman saat dalam posisi agresif (bagian depan selangkangan tidak tergencet hidung sadel).

Specialized Power.

 

Usut punya usut, Power ini rencananya dirancang untuk perempuan. Tapi ternyata disukai pula oleh para tester laki-laki. Alhasil, Power menjadi sadel unisex.Kemudian, merek-merek lain menyusul merilis sadel serupa. PRO, merek komponen milik Shimano, merilis sadel bernama “Stealth.”

Belakangan, merek-merek kondang Italia menyusul ikut tren ini. Prologo punya sadel Dimension Nack, Selle Italia merilis sadel pendek bernama panjang: Novus Boost Kit Carbonio Superflow. Sedangkan Selle San Marco punya Shortfit Racing.

Prologo Dimension Nack.

 

Selle Italia Novus Boost Kit Carbonio Superflow.

 

Selle San Marco Shortfit Racing.

 

Catatan khusus, kalau Anda penasaran dengan sadel berhidung pendek, maka posisi duduk Anda harus benar-benar diperhitungkan lagi. Sadel pendek memaksa posisi kita lebih maju sedikit, plus memaksa kita tahan duduk di satu posisi. Beda dengan Fizik Arione yang ramping dan panjangnya 302 mm misalnya, yang “mengizinkan” kita untuk maju mundur di atas sadel.

Jadi, pada intinya masih sama: Setiap orang punya kebutuhan sadel sendiri-sendiri. Yang cocok untuk satu orang belum tentu cocok untuk yang lain. Jangan gampang percaya omongan orang, rasakan sendiri dan rasakan sendiri berlama-lama di atas sepeda! (mainsepeda)

 

Foto-foto: Bikeradar

 

Populer

Bike and Camp, Cara Unik Mumed CC Gelar Acara Halal Bihalal 
Valtteri Bottas, Pembalap F1 Menuju Kejuaraan Dunia Gravel UCI
Preview Bromo KOM Kategori Men 60+: Ambisi Besar Soetanto Tanojo Rebut Kembali Gelar Bromo KOM 
Ratusan Cyclist Ramaikan Gowes Rayakan HUT Kota Malang ke-110
Kalender Event Mainsepeda 2024: East Java Journey Pertama, Bromo KOM X 18 Mei
Carlos Rodriguez Bungkus Gelar Juara Umum Tour de Romandie
Kolom Sehat: Sisi Lain Bromo
Tour de Romandie 2024 Etape 4: Puasa Kemenangan Eks Juara Olimpiade Berakhir di Leysin
Target David Mark Wilse di Bromo KOM X: Nggak Nuntun!
Jajal Rute Cirebon-Tasikmalaya Bareng Komunitas, Azrul Ananda Melintasi Tanjakan Kaki Gunung Ciremai