CUSTOMS Cycling Indonesia (CCI) menjadi tim termuda di gelaran Tour de Indonesia (TdI) 2019. Dari lima pembalap yang mereka turunkan, empat di antaranya berusia 19 tahun. Dengan skuad sangat muda seperti itu, mereka berhasil menorehkan sejumlah momen luar biasa di lomba level 2.1 UCI tersebut. 

Muhammad Fachri Naufal Barokah, Qorismayu Irwandi Setra, Yosandy Darmawan Oetomo, Rizky Hidayatul Fadli dan Juhandi. Itulah pembalap-pembalap CCI berusia 19 tahun. Hanya Muhammad Fachri Naufal Barokah berusia di atas 20 tahun. Tepatnya 21 tahun. 

“Untuk anak-anak yang usia 19 tahun, dengan jam terbang dan pengalaman yang minim, saya sempat pesimistis anak-anak bisa berbicara banyak,” kata Pelatih CCI Sama'i Amari. ”Tetapi, hasilnya ternyata tidak sekadar finis, anak-anak bahkan bisa merebut poin,” lanjutnya.

Penampilan di TdI 2019 menjadi event UCI keempat yang diikuti Qoris dkk. Sebelumnya mereka ikut Le Tour de Filipinas, Tour de Langkawi, dan Tour de Iskandar Johor. Pengalaman terjun di event-event itu memberikan banyak pelajaran. Sama'i pun bisa memetakan potensi pembalapnya dengan lebih baik. Qoris misalnya, terlihat hebat di tanjakan maupun sprint. Sedangkan Rizki dan Yosandi memiliki spesialisasi sprint.

Pada etape keempat, etape terberat TdI 2019, Qoris menjadi pusat perhatian. Menggunakan sepeda performance Indonesia Wdnsdy, dia mampu breakaway sejak start sampai lomba berjalan 110 km. Ketika itu, perlombaan hendak masuk kawasan Ijen.

Sukses tersebut membuat Qoris menjadi pembalap terbaik ketiga dalam perlombaan king of mountain (KOM) pertama di Puncak Watu Gudang di kawasan Gumitir. Dia pun mendapatkan enam poin. 

“Itu jadi pengalaman dan hasil yang luar biasa buat Qoris. Sayang bilang pada dia, kalau bisa melawan diri sendiri maka akan bisa melawan orang lain,” jelas Sama'i. ”Sebenarnya kami punya target tinggi pada etape pertama, namun karena strategi tidak jalan, maka hasil yang kami raih tidak maksimal. Kami bisa menebusnya di etape keempat,” imbuh mantan pembalap timnas itu.

Sama'i yakin, dalam dua sampai tiga tahun ke depan para pembalapnya akan mampu bersaing di level yang lebih tinggi. Tahun ini saja, dimana sebenarnya periode maping kemampuan pembalap, Qoris dkk sudah tampil luar biasa. Mereka akan lebih kompetitif jika sudah menjalani program sesuai dengan spesialisasi mereka masing-masing.(*)

 

 

 

Populer

Kolom Sehat: Habis Gelap Terbitlah Terang
Jhonatan Narvaez Kuasai Etape Pertama Giro d’Italia
Menyala Abangku! Jadi Inspirasi Jersey Baru Strattos CC
Tadej Pogacar Melawan Dirinya Sendiri di Giro d'Italia
Jajal Rute Cirebon-Tasikmalaya Bareng Komunitas, Azrul Ananda Melintasi Tanjakan Kaki Gunung Ciremai
Preview Bromo KOM X Kategori Men 30-34: Firman Hidayat Kembali Head to Head dengan Bagus Hefnar
Kolom Sehat: Hari Apes Nggak Ada di Kalender
Campagnolo HPPM Power Meter Pertahankan "Mahalbility"
Debut Sempurna Schmid, Bernal Makin di Depan
Usung Tema More Biking Less Drama, BOGI Gelar Event Ultra Peringati Ultah 11 Tahun