Davide Martinelli (Astana) mendapatkan acungan jempol atas apa yang dilakukan di Lodetto, Provinsi Brescia, Italia. Rider 26 tahun itu menjadi kurir untuk mengirimkan obat-obatan dan makanan kepada orang-orang, khususnya orang tua, di kampungnya tersebut.

Martinelli bercerita, aksi ini dimulai oleh sepupunya, Stefano bersama sekelompok pemuda lain di Lodetto. Mereka menjadi sukarelawan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan serta makanan bagi orang tua di sana. Martinelli akhirnya memutuskan untuk menjadi bagian dari gerakan ini.


Lodetto memang daerah kecil. Penduduknya hanya 1,500 orang. Tak ada supermarket di sana. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dan obat-obatan, penduduk Lodetto harus pergi ke Rovato yang berjarak sekitar lima kilometer. Namun, pandemi coronavirus membuat para orang tua harus berdiam diri di rumahnya.

"Saya sangat terikat dengan Lodetto. Sebuah komunitas yang terdiri dari 1500 orang. Sayangnya di sini tidak ada apotek atau toko bahan makanan," cerita Martinelli dalam akun Instagram resminya.

"Ini adalah kesempatan saya untuk berguna dan membayar atas apa yang dilakukan orang-orang Lodetto kepada saya selama bertahun-tahun. Selama ini saya hampir tidak memiliki kesempatan untuk membayarnya. Sekarang waktunya saya membantu mereka," imbuh mantan pembalap Deceuninck–Quickstep itu.


Martinelli pun banting setir menjadi seorang kurir. Bermodal tas ransel dan sebuah sepeda, ia membeli banyak obat-obatan untuk para orang tua di Lodetto. Jarak tempuhnya memang sangat pendek untuk ukuran seorang pembalap. Total hanya 10 kilometer. Ia menyelesaikannya dalam waktu setengah jam.

"Tidak ada apotek dan tidak ada toko di Lodetto. Tetapi di sini ada komunitas yang bersatu, dan kuat," ucapnya.

Martinelli secara langsung menyampaikan obat-obatan kepara mereka yang membutuhkan. Tentu saja ia juga melakukan serangkaian tindakan pencegahan. Seperti mengenakan masker dan sarung tangan. Menjadi kurir dadakan ini cukup untuk membuatnya merasa sangat senang.

"Saya adalah orang yang paling bahagia di dunia. Bersepeda itu indah. Semuanya indah. Akan tetapi, berguna bagi orang lain tentu tak ternilai harganya. Jika Anda dapat melakukan sesuatu untuk orang lain, lakukanlah. Sebab kepuasannya akan sangat besar!," ungkapnya.(mainsepeda)

Populer

Legenda Barcelona Akuisisi Israel-Premier Tech, Rebranding Jadi NSN Cycling
Fian Tiga Besar di Gravelista 2025, Hadi Tombro Kurang Beruntung
Dirtyland, Gravel Race Pertama di Indonesia Tuntas Digelar!
Il Lombardia 2025: Pogacar 'Pentakill' dan Lampaui Rekor Legenda Italia
Bluefire Ijen KOM 2025: Terpukau Keindahan Banyuwangi, Janji Kembali Ajak Keluarga Berlibur
Drama Setengah Ban, Raihan Juara Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Recovery Ride with BRCC, Menikmati Keindahan De Djawatan
UCI World Championships 2025: Evenepoel Ukir Sejarah, Tiga Kali Beruntun Juara Dunia ITT
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Dilepas Bupati Ipuk, 400 Cyclist Tantang Tanjakan HC
Banyuwangi Bluefire Ijen KOM 2025: Cyclist Jakarta Kompak Ingin Happy Ending di Paltuding